Kidnapped?

2.2K 204 16
                                    

Pasalnya, Jaki tidak pernah memegang bahkan merokok sekalipun, dan Jaki sangat benci dengan asap rokok. Awalnya krow ingin menghampiri Jaki yang sedari tadi menyesap nikotin tersebut, tetapi karna ia takut emosi jadi dia memutuskan untuk pergi tidur.

-----------------------------------------------------------------------------------

Paginya, Krow bangun karena sinar matahari dikala itu mulai menyinari kamarnya. Ia membuka matanya dan pemandangan pertama yang ia lihat adalah Jaki yang tertidur disofa balkon. Dia hanya menatapnya bingung, lalu ia pergi mandi dan turun kebawah.

Tak lama dari itu, Jaki terbangun dari tidurnya karena suara ribut dari luar rumahnya, ia membuka matanya lalu membenarkan posisinya menjadi duduk. Setelah itu, dia berdiri untuk melihat suara ribut apa dibawah rumahnya.

FYI, balkon di kamar Jaki bisa melihat ke arah garasi.

Ternyata, ada Krow dan Echi yang sedang bercanda, berkelahi, dan tertawa bersama. Jaki hanya memantau dari atas, kemudian pergi ke kamar mandi. Setelah selesai membersihkan diri, dia duduk dimeja nya. Saat ia sedang merapikan rambutnya, tiba-tiba hidungnya mengeluarkan darah lagi.

Jaki yang kesal pun memukul tembok sampai tangannya sedikit lecet, lalu mengambil tisu di meja nya dan mengelap hidungnya.

"Sialan, muak gua." Gumamnya, butuh waktu 3 menit agar mimisan itu berhenti, lalu Jaki turun kebawah. Dia melihat ada Funin dan Caine sedang berbincang diruang tengah, lalu Jaki menghampiri mereka.

"Eh jaki, baru bangun?" tanya Caine yang melihat Jaki menghampiri mereka, ia tersenyum lembut ke arah Jaki.

"Iya, mami. Jaki baru bangun." Jaki lalu ikut duduk dipinggir Caine dan juga Funin, Funin hanya tersenyum melihat Jaki.

"Sarapan gih, kamu kemarin ga makan." Titah Caine sambil mengelus kepala Jaki.

"Nanti aja mi, aku beneran ga laper." Sahut Jaki sembaru menyandarkan kepalanya ke bahu Caine.

"Gimana bisa ga laper kalo kemarin ga makan?" celetuk Funin yang sedari tadi menyimak.

"Bisa dong, Jaki gitu loh," jawabnya. Dilanjut dengan, "Yang lain dimana, mi?"

"Di garasi, ayok keluar, samperin yang lainnya."

Funin dan Jaki mengangguk lalu mereka pergi ke depan rumah mereka. Pemandangan yang pertama kali dilihat yaitu Krow dan Echi yang sedang tertawa bersama. Ada yang lainnya juga yang sedang berguling-guling, kayang, dan bebagai macam lainnya. Biasa, anomali.

Jaki hanya duduk diam didekat tanaman. Mami dan Funin sedang mengobrol berdua, jadi Jaki tidak mau mengganggu. Ia hanya menatap kosong kearah depan, sesekali memainkan handphone nya. Sampai akhirnya anomali ungu menghampirinya.

"MY BONUSS, kamu kenapa diam sajaa? Mari kita bergoyang~ eyyy goyang goyang bang jali—" nyanyian Echi terpotong karena ada seseorang yang memukul kepalanya. Echi reflek menoleh kebelakang.

"Berisik, Chi." Ucap sang kepala keluarga yang memukul kepala echi. Ia menatap kearah Jaki yang hanya diam saja sedari tadi.

"Bonus, ar yu okeh? Tumben banget ga jadi anomali." Tanyanya heran, biasanya anak ini sedang aktif aktifnya jam segini.

Jaki yang melihat itu hanya terkekeh pelan sambil menatap ke arah Rion dan Echi, kemudian dia tersenyum, "Aman, pi."

"Oh iya, papi minta maaf soal kemarin. Papi tau dari Garin." Ucap Rion, ia masih merasa bersalah karena sudah membentak Jaki.

"Ah ... it's okay papi, Jaki ngerti kok. Salah Jaki juga, Jaki minta maaf." Ucapnya sambil tersenyum kecil.

Echi dan yang lainnya menyaksikan itu, semuanya menjadi bertanya-tanya. 'Jaki kenapa? Apakah ini Jaki? Jaki berubah, ini bukan Jaki.' Begitulah kira kira yang ada dipikiran mereka. Pasalnya, Jaki bukan orang yang begitu. Dia pasti tengil dan tidak mau meminta maaf kepada sang papi, tetapi kali ini tidak.

Jaki Chen ft TNFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang