Punishment

4.5K 346 138
                                        

Matahari sudah mulai terlihat, menunjukkan bahwa hari sudah berganti. Pagi yang cerah dengan beberapa kegiatan yang ada didalam mansion. Ada Caine yang sedang memasak, Mako dan Riji yang menunggu Caine memasak untuk dibawa kepada Jaki, Mia dan Souta yang baru saja bangun, Key dan Elya yang sedang menonton televisi, dan sisanya masih tidur di kamarnya masing-masing.

"Mami masak apa?" tanya Mako sembari berjalan kearah Caine yang sedang memasak, dirinya bosan jika hanya menunggu di meja makan, dengan Riji yang mengikuti dibelakang.

"Ini aku masak sup buat Jaki." Jawab Caine sembari menata masakannya yang sudah siap ke nampan kecil.

"Udah, mami?" Riji bertanya, Caine mengangguk dan memberikan nampan nya kepada Riji, lalu mereka berdua pergi ke kamar Jaki.

Mako mengetuk pintu beberapa kali, namun tidak ada jawaban dari dalam, jadi Mako memutuskan untuk membukanya saja karena pintunya tidak di kunci.

Mereka berdua masuk dan pemandangan yang pertama kali mereka lihat ialah Jaki yang sedang tertidur pulas, sungguh terlihat indah melihat Jaki yang tidur dengan tenang. Mereka sempat mengagumi ketenangan itu sampai akhirnya terdengar suara pintu kamar mandi yang terbuka, reflek mereka berdua melirik kearah sumber suara, dan ternyata itu adalah Garin, sang pemilik kamar.

"Eh Maji, rajin amat masih pagi udah kesini." Sapa Garin sembari mengeringkan rambutnya yang basah karena habis mandi. Suaranya cukup pelan agar tidak mengganggu tidur Jaki.

"Bisa kagak nyapa nye di pisah aj-?!" Riji sedikit meninggikan suaranya, Mako reflek menutup mulut Riji, Garin dan Mako menatap Riji dengan tatapan sinis.

Jaki bergerak dalam tidurnya beberapa saat, mereka spontan diam sambil menatap kearah Jaki, berharap agar Jaki tidak terbangun. Untungnya, Jaki kembali diam dan tertidur dengan nyaman.

"Pelan pelan anying, gua lho udah berusaha pelanin suara, elu treak treak." Omel Garin, mencoba menahan emosinya agar tidak mengeluarkan nada yang tinggi.

"Tau tuh! Untung Jaki kagak bangun." Mako juga ikut mengomel, Riji memajukan bibirnya sambil menatap kearah mereka berdua.

"Jadi gua nih yang salah?"

"Itu bibir kagak usah lu begituin, minta di cipok?" perkataan Mako membuat Garin apalagi Riji terkejut.

"HEH??"

"Bercanda."

-----

Jaki masih tertidur pulas, sementara Maji dan Garin masih mengobrol, membahas yang tidak penting. Tetapi Mako sedari tadi salah fokus pada Jaki yang masih tertidur, ntah kenapa candu rasanya melihat Jaki yang tertidur dengan tenang.

"Eh Jaki indah banget ya kalau lagi tidur gini.." Celetuk Mako, dan disetujui oleh Riji juga Garin, mereka mengangguk kemudian ikut mengagumi Jaki yang sedang tidur.

"Iya, emang se indah itu dia.. anehnya masih aja ada yang ga suka sama dia, heran, padahal dia sebaik dan seindah ini." Garin menatap sahabatnya pilu, merasa kasihan kepadanya, masih saja ada yang tidak suka kepadanya, padahal dia sangat layak untuk dicintai.

Kamar Rion.

Di kamar utama, tepatnya kamar milik sang kepala keluarga dan wakil, sedang merasakan hawa yang tidak enak. Sungguh, siapapun yang masuk bisa gemetar merasakan hawa didalamnya.

Disana sudah ada 3 orang yang tak lain dan tak bukan adalah Rion, Caine, dan juga Krow. Rion duduk di kursi kerja miliknya, dengan Caine yang berdiri dibelakangnya, sedangkan Krow berlutut sembari menunduk didepan kursi Rion.

"Lu tau kenapa lu dipanggil kesini?" Rion memulai interogasi nya, nada nya sangat mengintimidasi dengan suaranya yang sangat berat, ia masih menahan emosinya.

Jaki Chen ft TNFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang