"Shh, gaboleh bilang gitu, gapapa mereka bahagia di sana, kamu juga berarti harus bahagia disini." Ucap Garin menenangkan Jaki, mereka berdua memeluk Jaki, menyalurkan ketegaran untuknya.
Sangat sakit melihat sahabatnya yang harus merasakan cobaan yang se pedih ini, sangat sakit melihat sahabatnya menangis sampai sesegukan karena takdir yang tak pernah berpihak padanya, karena kalau begini, tidak ada yang bisa mereka lakukan.
-----------------------------------------------------------------------------------
"Tapi kebahagiaan aku udah diambil, gimana mau bahagia.." keluh Jaki di tengah-tengah tangisannya.
"We're here. Kita disini bakal selalu dukung lu, Jak. Lu boleh kangen, asal jangan pernah kepikiran pengen nyusul. Mereka juga ikut sedih kalau lu begitu."
Perkataan Krow ada benarnya juga, pikir Jaki. Mereka bertiga pasti kecewa jika Jaki sampai melakukan hal itu.
Setelah Jaki sudah cukup tenang, mereka kembali ke mobil dan Garin kembali ke motornya, lalu mereka bertiga pulang ke mansion.
Malamnya
Mereka semua sedang berkumpul diruang tengah terkecuali sang kepala keluarga dan juga wakilnya. Malam ini mereka ada agenda, oleh sebab itu mereka berkumpul diruang tengah memakai baju rapih TNF. Mereka sedang menunggu kedatangan keduanya.
"Rin, berat ga?" tanya Jaki yang sedang menidurkan kepalanya di paha Garin, Jaki cukup lelah karena sudah menangis tadi siang. Tadinya ia ingin istirahat, dikarenakan ada agenda, ia mau tidak mau menunda kegiatan istirahat nya.
"Ngga, yakali berat. Lu kalo cape istirahat aja dulu Jak. Jangan maksain diri."
"Aman aj—"
"Woy KrowChi! Jangan bucin mulu elah, sini kumpul." Celetuk Enon yang melihat kearah kolam, Jaki dan lainnya juga reflek melihat kearah kolam. Disana, ada Krow dan Echi yang sedang berbincang berduaan.
"Apalah!" jawab Echi, tetapi Krow tidak mengelak. Responnya hanya tertawa lalu kembali berbincang. Jaki yang melihat itu merasakan sakit di dadanya. Jika ia diejek begitu dengan Echi, responnya hanya tertawa. Jika ia diejek begitu dengan Jaki, responnya bahkan sampai memaki-maki.
Jaki mencoba mengabaikan mereka berdua dan mencoba berbincang dengan yang lainnya. Mako yang sadar perilaku Jaki langsung menghampiri saat itu juga.
"Kenapa, Jak? Cemburu?" bisik Mako secara tiba-tiba, Jaki yang sedang berbicara tiba-tiba menjadi diam. Yang lain pun heran juga curiga.
"Weh Mako, bisik-bisik apa lu? Anak orang sampe langsung diem begitu." Tanya Gin yang sedang asik mendengar cerita Jaki.
"Kepo!"
Jaki menatap kearah Mako lalu tersenyum lembut, kemudian ia lanjut bercerita kepada yang lain. Mako tentu terkejut bukan main, berarti dugaannya selama ini benar.. Jaki menyukai Krow.
Selang sekitar 3 menit Jaki merasa haus karena sudah bercerita, ia berniat untuk mengambil minumnya. Ia berdiri dan berjalan melewati kolam karena ingin mengambil minumnya yang ada di kamarnya.
Saat ia melihat kearah kolam, ia terkejut karena melihat Krow yang merangkul pinggang Echi, dan tepat saat itu, Krow mencium pipi Echi. Jaki yang melihat itu segera berlari ke kamarnya. Ia memutuskan untuk tidak mengikuti agenda malam ini.
"Jaki masuk radio, gua izin ga ikut ya. Cape." - Jaki.
"Oke Jak, istirahat aja." - Key.
Seminggu setelah itu, Jaki terlihat lebih murung dari biasanya. Sempat ada hari dimana ia tidak keluar kamar sama sekali, Jaki seharian diam dikamar. Tanpa makan maupun minum.
16.37
Pria bersurai hitam itu mengetuk pintu kamar sahabatnya itu, ia sangat khawatir dengan perubahan sikap yang dialami oleh Jaki.
Setelah beberapa kali mengetuk pintu, tidak ada jawaban dari yang didalam. Mau tidak mau, Garin membuka pintu kamar Jaki. Terlihat sang pemilik kamar sedang tertidur lelap menggunakan selimut dan memeluk guling.
Garin hanya tersenyum, ia masuk kamar Jaki dan duduk pinggir ranjang milik Jaki. Garin akan menunggu disana sampai Jaki terbangun.
17.02
Jaki terbangun dari tidurnya, dan yang pertama ia lihat adalah sahabatnya, Garin Martini. Garin menyambut bangun tidur Jaki dengan senyuman yang ia berikan.
"Eh Garin, ngapain disini?" tanya Jaki dengan nada khas bangun tidurnya sembari menggisik matanya dan berusaha mengumpulkan nyawanya.
"Gua khawatir sama lu.. lu kenapa akhir-akhir ini? Waktu itu lu ga keluar kamar, kan? Hari ini juga lu belum keluar kamar." Ucap Garin panjang lebar, mengutarakan kekhawatirannya.
"Balkon yuk." Ajak Jaki, ia beranjak dari ranjangnya dan duduk di balkon yang ada di kamarnya. Garin menutup pintu kacanya lalu menutupnya memakai gorden. Lalu mereka berdua duduk santai disana.
"Jadi lu kenapa? Lu gapernah cerita sebelum disuruh."
"Akhir-akhir ini aku mimpiin mama, kakek, sama Exu terus, Rin.. Aku cuma lagi kangen aja sama mereka. Aku pikir mimpiku lebih indah daripada kehidupan, maka dari itu aku lebih milih buat tidur terus. Dan saking kangennya, aku bener-bener mimpiin mereka tiap aku tidur."
"Aku juga ngeliat Krow sama Echi semakin deket, daripada sakit mending diem di kam—"
Belum sempat Jaki melanjutkan ceritanya, ia mendengar suara pintu terbuka. Mereka berdua reflek diam dan saling bertatap-tatapan. Yang dipikiran Jaki itu adalah Krow. Siapa lagi yang masuk kamar tanpa izin selain pemilik kamar?
Dugaannya benar, itu adalah Krow, namun ia tidak sendiri. Ia berdua, bersama Echi. Mereka duduk di kasur dan berbincang dan tertawa bersama. Bahkan sampai memakai "aku-kamu" dan Krow menggombal kepada Echi.
"Mainannya lucu banget, makasi yak Krow. Gua ganti dengan berterimakasih." Ucap Echi dengan senang karena Krow membelikan Echi mainan.
"Lucuan kamu sih."
"APA LU BILANG KROW??"
Jaki menatap lurus kearah depan, baru saja menjadi bahan obrolan, orangnya langsung muncul. Garin yang mengerti perasaan Jaki langsung menarik Jaki dan membuka pintu balkon tersebut. Terlihat bahwa Krow dan Echi terkejut melihat Garin dan juga Jaki.
"Eh Gawrin, Jaki, kirain gada disini." Sapa Echi, Krow hanya diam melihat mereka berdua.
"Eh Echi." Jawab mereka berdua secara bersamaan.
"Sini ikut main, gua abis dibeliin mainan ama Krow." Ajak Echi, akan lebih seru jika bermain bersama bukan?
"Nanti aja Chi, gua ama Jaki mau kebawah. Duluan broww." Lalu Garin menarik Jaki dan pergi saat itu juga. Mereka berdua diam diruang tengah. Disana ada Key, Mako, Mia, dan mereka berdua.
Jaki bersandar ke pundak Garin, mencoba menahan rasa sakit yang ia rasakan saat itu juga. Ia menghela nafasnya berkali-kali.
"Sedeket itu sampe aku-kamu, Rin?"
TBC
-----------------------------------------------------------------------------------
hellourrr, utututuu jakiii☹️🤍 memang susah yaa kangen sama yang beda alam, gabisa ngapa-ngapain :(
aku lupa up plis, padahal udah di draft😭 mffkn aku yang slow up ini ya manteman. aku sgt sibukz ueueueue. mana sibuknya selalu dibarengin sama sakit.
btw chap selanjutnya akan membuat kalian merasa kesal sekesal kesalnyah😻 timakasii yg udaa mau nunggu aku up yaww
ohiya kemarin ada yg req alur jaki difitnah terus dibenci, masukin jangan?
btw jangan lupa di vote yaa! thank you! kalau ada saran or something bilang ya, nanti aku perbaiki. maaf kalau ada typo dan sebagainya.
see u on the next chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaki Chen ft TNF
Randommenceritakan perjalanan dan penderitaan yang dialami seorang pemuda bernama jaki chen saat berada di keluarga mafia yaitu Tokyo Noir Familia. ⚠️ warn bxb! please be wiser. ⚠️ krojaki slight krowchi & ginchi ⚠️ angst area! author cinta kesedihan. ⚠...