Back

2K 243 48
                                    

"Ohh gitu, yaudah gapapa kalau gitu." Caine yang melihat tingkah Garin yang terlihat panik pun paham. Sepertinya, ini rahasia yang termasuk tidak boleh diceritakan. Jadi Caine memutuskan untuk tidak membahasnya.

-----------------------------------------------------------------------------------

Benar saja, Jaki tidak tidur di rumah selama kurang lebih tiga bulan. Ia hanya pulang sebentar lalu pergi lagi. Dan juga ia hanya kumpul saat ada pembahasan penting tertentu. Yang lainnya cukup merindukan Jaki, tetapi mereka mengerti bahwa Jaki juga punya kehidupannya sendiri.

Walaupun Jaki pulang, ia hanya menyapa beberapa orang terutama Rion Caine dan Garin, sesudah itu dirinya pergi lagi. Tidak mengobrol maupun basa-basi atau semacamnya.

Kini mereka semua berkumpul diruang tengah kecuali Jaki dan Sui, mereka bersantai di sana karena habis melakukan transaksi.

"Eh kangen Jaki ga sih?" Elya yang sedari tadi kepikiran Jaki mencoba mengeluarkan keluh kesahnya, jujur saja ia sangat merindukan adiknya itu.

"Eh iya, aku baru mau bilang tadi." Sahut Key, ia juga merasakan hal yang sama, dirinya merindukan sang adik.

"Iyaa, aku kangen kak Jaki.." ucap Mia lemas, biasanya Jaki menemani Souta dan Mia bermain, tetapi sudah beberapa bulan ini mereka tidak berinteraksi.

"Souta juga, biasanya kita ditemenin Jaki main.." Souta juga sama halnya seperti Mia, mereka berdua sangat merindukan kakaknya yang selalu menemani mereka bermain itu.

"Cup cup cup, kan ada Mako sama Riji yang suka nemenin kalian." Ucap Caine sembari mengelus kepala mereka berdua dengan lembut.

"Iya, tapi beda, mami.." Mia memeluk Caine erat dan dirinya mulai menangis di pelukan Caine. Yang lainnya hanya bisa diam, mereka juga bingung apa yang harus dilakukan.

"Mau Jaki, mami.." Souta juga memeluk Caine dan menangis di pelukannya.

"Mia juga mau kak Jaki, mami.."

"Kak Jaki lagi apa, ya? Hujan gini biasanya kita main hujan hujanan.."

Caine juga bingung apa yang harus dilakukan disaat seperti ini, ia juga kasihan melihat anak bontotnya menangis karena merindukan sang kakak. Caine juga sama, ia juga merindukan sosok lelaki berambut pink itu.

Rion yang melihat itupun mulai berfikir, ia mulai memikirkan cara agar mereka berdua tenang namun hasilnya nihil. Hanya ada satu cara yang bisa ia lakukan.

"Duh.." Rion mengambil ponselnya dengan ragu, ia hanya menatapnya cukup lama tanpa melakukan apapun.

Gin yang menyadari bahwa Rion sedang kebingungan pun menghampirinya dan duduk di sebelahnya.

"Kenapa lu Yon? Keliatan bingung gitu." Tanya Gin yang langsung dilirik oleh Rion, ia diam sejenak lalu menghela nafasnya.

"Huft.. Gua mau telepon Jaki, mau nanyain dia dimana, tapi takut ganggu, mana diluar juga lagi hujan." Benar juga, masa dirinya harus mengganggu waktu Jaki dan ibunya disaat seperti ini?

"Coba tanya dulu ke yang lain, mereka ada liat Jaki ga?" Gin menyarankan hal itu karena siapa tahu ada diantara mereka yang melihat Jaki sebelumnya.

"Oh iya juga, kok gua ga kepikiran ya."

"Yeuu lu kan goblok."

"DURHAKA LU SAMA BAPAK!" nada Rion cukup tinggi yang membuat anggota lainnya terkejut sontak melihat kearah Rion.

"Eh kaget, kenapa papi?" tanya Selia, mereka tidak mendengar percakapan Rion dan Gin barusan karena mereka berdua berbisik.

"Eh guys, kalian ada yang liat Jaki ga tadi atau beberapa hari lalu gitu? Udah seminggu dia ga pulang sama sekali." yang lainnya menggelengkan kepala mereka terkecuali Krow dan juga Echi.

Jaki Chen ft TNFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang