Oh, sorry.

2.1K 210 26
                                    

"CIEE CIEEE."

"Krojaki jaya jayaa!"

"Krojaki, semakin didepan."

"Krojakiiii."

Krow hanya bisa pasrah sedangkan Jaki sendiri tertawa melihat anggota keluarganya dan melihat Krow yang pasrah dengan kondisinya.

-----------------------------------------------------------------------------------

Hari demi hari berganti, mereka melakukan aktivitasnya masing-masing di setiap harinya. Ntah itu transaksi, pertemuan, rampok, jewel, patroli, dan lain sebagainya.

Juga hari demi hari berganti, Jaki terlihat semakin dekat dengan Krow, semakin dekat dalan artian.. Jaki selalu berada disamping Krow. Itu membuat anak-anak lain memiliki beberapa pertanyaan untuk dua orang itu, apalagi Jaki selalu memanggil Krow dengan sebutan 'beb, sayang, bebeb.' dan setiap Jaki berkata seperti itu, pasti anggota lain bersorak menyoraki mereka dengan 'ciee krojaki', reaksi Krow juga sudah pasti marah dan memaki Jaki.

Jaki pikir, candaan yang ia buat tidak begitu parah walau dirinya sering sakit hati karena umpatan Krow, karena dirinya hanya memanggil Krow dengan sebutan beb atau sayang. Sebenarnya, ia benar-benar cinta kepada Krow, bukan hanya candaan semata seperti biasanya. Tetapi mungkin Krow yang tidak pekaan itu tidak akan menyadarinya.

Sudah ada 2 minggu mereka dekat dan sudah 2 minggu juga Jaki menyebut Krow dengan 'beb' dan 'sayang'.

"Beb Kroww!" ucap Jaki sembari berlari kecil menghampiri Krow, yang dipanggil pun melirik Jaki malas lalu pergi meninggalkannya. Jaki sempat bingung, tetapi ia mengabaikannya dan langsung pergi menghampiri Garin.

Di sore harinya, Krow sedang berada di garasi, ia mengambil radio yang ada di sakunya.

"Tes, Krow masuk radio." - Krow.

"Masuk Krow." - Istmo.

"Jak?" - Krow.

"Oit, kenapa beb?" - Jaki.

"Pala lu bab beb bab beb, sini garasi." - Krow.

"Otw sayang." - Jaki.

Tak lama dari situ, Jaki keluar dari rumahnya dan melihat Krow sedang bersandar sembari merokok, Jaki pun langsung menghampiri Krow.

"Ikut gua." Tanpa basa-basi, Krow mengeluarkan mobilnya dan menyalakan klakson, agar Jaki segera masuk. Mereka berdua pun pergi ke suatu tempat yang Jaki tidak tahu.

"Mau kemana, beb?" tanya Jaki memecahkan keheningan itu, Krow hanya melirik lalu fokus menyetir.

"Kaga perlu tau."

Diperjalanan, Jaki sibuk menggoda Krow sedangkan reaksi Krow sendiri seperti biasanya, marah-marah. Saat di mobil sedang berisik, aktivitas mereka berdua terhenti saat mendengar suara di radio.

"Kak Jaki dimana?" - Mia.

"Lagi nge-date sama Krow itu." - Echi.

"Iy-" belum sempat Jaki menjawab, Krow lebih dulu memotong omongannya.

"Kagak anjing, najis banget gua nge-date ama dia." - Krow.

Damn, sakit juga, pikir Jaki.

Jaki yang tadinya menggoda Krow langsung terdiam, meskipun sudah sering mendapat kata-kata menyakitkan dari Krow, kali ini hatinya begitu sakit mendengarnya. Krow sempat bingung dengan sikap Jaki yang tiba-tiba diam, tetapi dia berfikir itu karena social energinya habis.

-------

Sesampainya di Carnaval, Krow duduk di salah satu bangku disana dan disusul oleh Jaki disampingnya. mereka terdiam cukup lama sebelum akhirnya Jaki membuka suara.

"So, apa yang mau kamu omongin, Krow?" ucap Jaki sambil menatap Krow dengan penasaran.

"Gua cape denger Krojaki Krojaki tiap lu flirting ke gua, bisa stop ga?" ucap Krow dengan nada seriusnya dan sedikit menekan perkataannya.

Jaki sempat terdiam, lalu menatap lurus ke arah matahari yang mulai terbenam, "Kamu risih, Krow?"

Krow juga menatap lurus ke arah matahari itu, "Iya, bisa dibilang.. gua risih. Jadi stop."

Hatinya Jaki cukup tergores dengan kalimat yang baru saja Krow katakan. Jaki mengangguk, dia bersandar di kursi tersebut sambil menghela nafas.

"Oke, gua berhenti. Sorry buat lu risih." Ucap Jaki, nada nya berubah menjadi deep voice, mungkin lebih ke arah.. kecewa?

Setelah diam cukup lama, Krow berdiri, lalu melirik ke arah Jaki, "Udah, itu aja. Ayo balik." Lalu Krow berjalan ke arah mobilnya, disusul oleh Jaki dibelakangnya.

Diperjalanan, dia tidak seperti sebelumnya yang terus-menerus menggoda Krow, kali ini dia hanya diam sembari melihat kearah kaca luar mobil, sesekali memainkan ponsel miliknya. Krow merasa lega karena Jaki paham, tetapi disisi lain ia juga sedikit merasa aneh jika Jaki tidak mengganggunya.

Saat mereka pulang, Krow memasukkan mobilnya ke garasi. Di sana sudah ada Mia, Echi, Selia, Riji, dan juga Mako.

"Khem, ada yang abis nge-date tuch~" ucap Selia yang menatap kearah mereka.

"Abis nge-date kemana nich?" lanjut Mako, disambung dengan "cie cie" dan "kiw kiw" dari yang lainnya.

Jaki sebenarnya ingin merespon, tetapi dia mengurungkan niatnya saat teringat ucapan Krow tadi, ditambah sekarang muka Krow terlihat kesal.

"PAAN SIH NJING, KAGA ADA YANG NGEDATE, najis banget nge-date ama boti, gua suka cewe." Ucap Krow, lalu dia masuk ke ruang tengah.

Lagi-lagi hatinya begitu sakit mendengar perkataan Krow, lalu yang lainnya melihat ke arah Jaki.

"Bonus ar yu okeh?" tanya Echi.

"Semangat ya bonus kita." Lanjut Riji, Jaki hanya tersenyum tipis ke arah mereka. Setelah itu, mereka masuk ke ruang tengah, meninggalkan Jaki sendirian.

TBC

-----------------------------------------------------------------------------------

hellourr, gimana? hehe i'm sowwy, aku akhirnya mengeluarkan draft ini. semangat ya kalian. so sowwyy okayy, namanya juga genre angst.

aku juga lagi down banget, jadi aku lampiasin lewat tulisan ini, hehe. mungkin hari ini akan double up~

btw jangan lupa di vote yaa! thank you! kalau ada saran or something bilang ya, nanti aku perbaiki. maaf kalau ada typo dan sebagainya.

see u on the next chapter!

Jaki Chen ft TNFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang