Healing (end)

2.1K 236 36
                                    

Dihari ketiga ini mereka berpakaian cukup santai, tidak mewah dan tidak biasa saja. Ya outfit yang biasanya orang pakai untuk keluar rumah, dikarenakan mereka hari ini hanya akan jalan-jalan di Taman yang ada di sana.

Mereka berjalan layaknya keluarga sederhana pada umumnya, tidak memperlihatkan mafia yang ditakutkan sekota sama sekali.

"Kalian kalau mau main atau jajan silakan, habis itu sekitar jam 2 kumpul disini ya? Mami ama papi mau ngobrol." Ucap Caine lembut, mereka semua mengangguk paham dan mulai berpencar.

"Aku ga siap Yon, takut nangis."

"Gapapa, wajar."

--- 14.00 ---

Kini mereka semua sudah berkumpul dipojok Taman, suasananya adem, dikelilingi pohon-pohon yang segar dan rumput buatan berwarna hijau, menambah keindahan taman di sana.

Ada Souta dan Mia yang membeli permen kapas, ada Gin Mako dan Riji yang membeli cilok, ada Krow Jaki dan Garin yang membeli cimol, ada Echi Selia Enon yang membeli eskrim, ada Key Elya Funin Sui Istmo dan Marcel yang membeli minuman.

"Kenapa mami, papi? Apa yang mau diomongin?" tanya Selia membuka percakapan, karena sedari tadi hening. Mereka tegang karena mami terlihat serius.

"Yon"

"Aku dulu? Yaudah." Rion mengambil nafasnya lalu terdiam sejenak, ia memikirkan apa yang harus ia katakan pada awal pembahasan ini.

"Jadi gini, gua sebagai kepala keluarga disini ingin mengucapkan terimakasih kepada kalian semua yang sudah mau bergabung dengan keluarga ini, dan melakukan apapun untuk keluarga ini." Rion terdiam, satu kata lagi ia sampaikan ia pasti akan meneteskan air matanya.

Anak-anak yang lain cukup heran, mereka bingung, ada apa dengan mami papi nya ini? Mengapa papi berkata demikian? Ada apa? Walaupun banyak pertanyaan dibenak mereka, mereka tidak berani bertanya. Karena mereka melihat situasi ini cukup serius.

"I'm so proud of you guys udah bertahan sampai sekarang walau kalian berada diantara hidup dan mati, tiap hari terancam bahaya, tiap hari melawan maut tetapi kalian masih bertahan sampai sekarang. I really appreciate that, intinya kalian keren." Lanjut Caine, matanya juga berkaca-kaca.

Anak-anaknya yang mendengar itu tentu terharu, bingung, dan bangga. Bingung harus bereaksi apa, tetapi dede sudah menangis sedari tadi. Ia beranjak dari duduknya dan berlari memeluk Caine dan juga Rion, mereka berdua mengelus rambut Mia dengan lembut.

"Aaa papi, mami, kenapa tiba-tiba ngomong ginii?" tanya Selia yang menyandarkan kepalanya di bahu Riji, ia juga sudah berkaca-kaca.

"Papi mami gabakal kemana-mana kan?" sekarang Mako yang bertanya, dirinya juga bersandar di bahu Riji.

"Papi mami gabakal pergi kan? Engga kan?" deretan pertanyaan dari ketiganya membuat anak-anak lainnya overthinking, mereka takut jika papi mami nya akan pergi. Sedangkan Rion dan Caine hanya diam, tidak menjawab satupun pertanyaan mereka.

"HUEEE JAWAB MAMIII.." Rengek Echi, ia juga takut mami nya akan pergi. Krow mengelus punggung Echi, berusaha menenangkannya.

"Kalo kita pergi gimana?" celetuk Rion sembari menyeringai, ia menatap satu-persatu wajah-wajah yang berubah menjadi panik sekaligus sedih.

"IHH JANGANN!!"

"GAA GABOLEH!"

"Apaan, gada gada."

"Gabisa begitu dong?!"

"GABISA GABOLEH!"

"JANGAN NGADI NGADI YON!"

Jaki Chen ft TNFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang