Jaki Chen.

2.2K 210 45
                                    

Satu motto yang selalu mereka tanamkan di lubuk hati mereka dan tidak akan pernah berubah yaitu, "Once a family, always a family."

-----------------------------------------------------------------------------------

⚠️ WARNING TRIGGER, TRAUMA⚠️

-----------------------------------------------------------------------------------

Setelah tiga hari mereka berlibur, akhirnya mereka kembali ke kota dimana mereka tinggal. Mereka kembali menjalani aktivitasnya sebagai anggota TNF, begitu pula dengan Marcel. Dirinya melanjutkan aktivitasnya sebagai polisi di Tokyo.

Liburan itu, akan menjadi hal yang sangat indah untuk dikenang. Siapa tau nanti tidak bisa seperti itu lagi, kan?

Hari ini sebagian dari mereka sedang jewel dan transaksi. Yang jewel ada Krow, Garin, Selia, Echi, Elya, Mako, Mia. Dan yang transaksi ada Caine, Rion, Funin, Souta, Riji, Gin, Key, dan Enon. Dan yang tidak ada kegiatan hanya Istmo dan Jaki, pak Sui sedang on duty.

Jaki sedang tidak ingin melakukan kegiatan apapun, dan Caine meminta Istmo untuk menemani Jaki dan menjaga Jaki. Setidaknya, Jaki tidak sendirian. Takutnya ia nekat atau apapun itu.

Mereka melakukan jewel dan transaksi pukul 18.00, sore menjelang malam. Sedangkan Jaki tidak di rumah, ia saat ini berada di Pantai belakang, seperti biasanya.

"Jaki dimana Jaki?" - Istmo.

"Aku di Pantai belakang grandpa, kesini aja kalau mau." - Jaki.

"Oke saya OTW." - Itsmo.

Sesampainya Istmo di Pantai belakang, ia melihat surai merah muda yang sedang menatap kosong kearah laut lepas yang memantulkan cahaya bulan, terlihat sangat indah.

Istmo duduk disamping Jaki, Jaki yang melihat Istmo pun tersenyum kearahnya dan kembali melihat kearah laut.

"Jaki, kamu kenapa?" Istmo memulai percakapannya dengan menanyakan keadaan Jaki, saat ini terlihat sangat jelas bahwa Jaki sedang tidak baik-baik saja.

"Hm? Gapapa, grandpa." Jawab Jaki, tentu ia menutupi kesedihannya dibalik kata "tidak apa-apa" padahal, dirinya sedang hancur. Baik itu secara fisik maupun mental.

"Jangan bohong sama saya, cerita yuk?" tawar Istmo, ia masih kekeuh agar Jaki cerita kepadanya.

"Engga kakek, emangnya aku kenapa?" tanya Jaki, ia juga masih tidak ingin menceritakan apapun kepada Istmo.

"Jaki, grandpa pengen bantu cucu-cucu grandpa sebelum grandpa ga ada." Kata-kata yang Istmo keluarkan membuat Jaki terdiam seribu bahasa. Apa maksudnya? Kenapa kakek berkata seperti itu?

"Heh kakek omongannya!" omel Jaki, apa-apaan kakeknya ini, berkata seolah-olah akan meninggal.

"Ya maksud saya kan umur saya udah tua, umur siapa yang tau? Siapa tau saya besok meninggal. Jadi sebelum terjadi, kakek mau setidaknya mendengar keluh kesah cucu-cucu kakek." Ujar Istmo sembari mengelus kepala Jaki lembut.

"Uhm, tapi ga gitu juga ngomongnya kakek!"

"Yaudah, mau cerita apa engga?"

Jaki kalah telak, ia pasrah terhadap kakek satu ini. Baiklah, ia akan menceritakan masalah-masalahnya.

"Masalah utama sebenernya keluarga asli, tapi ada masalah juga si keluarga ini. Mau denger yang mana?" tanya Jaki, sebab ia juga bingung ingin menceritakan yang mana terlebih dahulu.

"Kalau ngga keberatan dua-duanya, yang keluarga aslimu dulu coba." Jawab Istmo, ia lebih penasaran dengan latar belakang Jaki karena Jaki sangat tertutup, hanya dia di keluarga yang tidak diketahui latar belakang keluarganya.

Jaki Chen ft TNFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang