Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...-------------------------------
Siapa yang tidak mengenal Regina Oceanna, seorang model cantik yang baru saja naik daun karena berhasil memikat banyak pasang mata berkat penampilannya di acara pekan mode atau peragaan busana yang di selenggarakan di Paris baru-baru ini?
Berkat penampilannya yang memukau dan membuat takjub banyak pasang mata ketika perempuan itu memamerkan salah satu koleksi rancangan baju dari salah satu brand terkenal di dunia yang sering menjadi incaran para selebriti di Indonesia, Regina yang saat itu menjadi perwakilan sebagai orang Indonesia pertama yang berhasil melenggang di runway, langsung menjadi perbincangan hangat di asal negaranya sendiri, tepatnya dia menjadi trending topic nomor satu di pencarian aplikasi X dengan tagar Regina Oceanna.
Regina Oceanna sendiri saat ini baru berusia dua puluh tiga tahun, namun dia berhasil melambungkan namanya sendiri di usianya yang masih terbilang cukup muda.
Sebenarnya, banyak prestasi yang sudah dicapai oleh seorang Regina Oceanna. Salah satunya, pada tahun lalu dia berhasil menjadi juara top model yang di selenggarakan oleh salah satu stasiun televisi Indonesia. Di saat menjadi juara dari ajang kompetesi top model tersebut, Regina sebenarnya sudah cukup di kenal oleh sebagian orang. Namun, namanya kembali naik dan melejit ketika dia berhasil melenggang di runway Paris dan menjadi orang pertama dari Indonesia yang berhasil terpilih untuk memamerkan koleksi dan rancangan-rancangan dari desainer kelas dunia.
Berbicara mengenai kehidupan pribadi seorang Regina Oceanna, fakta yang harus di ketahui dari dara cantik itu adalah, sejak berumur tujuh tahun, perempuan itu sudah mulai menunjukkan kecintaannya terhadap dunia model. Bahkan, sejak kecil dia terus mengikuti ajang-ajang kompetisi fashion show dan selalu berhasil meraih juara pertama. Makanya tidak heran kalau sekarang Regina benar-benar mencintai pekerjaannya sebagai seorang model.
Fakta lain tentang kehidupan pribadi Regina Oceanna adalah, dia merupakan anak pertama dan dia memiliki seorang adik laki-laki yang sedang menempuh pendidikannya di salah satu SMA bergengsi yang ada di Jakarta. Kedua orang tua Regina sendiri merupakan orang tua yang super duper sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Ibunya seorang direktur di salah satu perusahaan yang ada di Jakarta, dan ayahnya adalah seorang pengacara kondang yang sudah memiliki jam terbang tinggi dan memiliki kantor pengacaranya sendiri. Terdengar hebat, bukan? Namun, jangan menilai sesuatu hanya dari luarnya saja, bisa saja di dalamnya tidak sesuai dengan apa yang kita pikirkan.
*****
"Regina, mau sampai kapan kamu terus berkecimpung dalam dunia model mu itu, hah? Apa kamu tidak ingin melanjutkan pendidikan mu lagi? S1 satu saja tidak cukup, Regina. Anak teman-temannya papa bahkan sudah melanjutkan S2 mereka. Kamu mau kapan?"
"Apa yang di ucapkan papa mu itu benar. Pendidikan lebih penting dari pekerjaan model mu itu, Regina. Bahkan, di seusia kamu, mama sudah hampir menyelesaikan S2 mama. Cobalah pikirkan sejenak tentang pendidikan kamu. Jadi model saja itu tidak cukup. Apa kamu mau mama daftarkan saja di universitas di mana mama melanjutkan S2 dulu?"
Ini dia, hal yang paling membuat Regina jengah dan malas ketika dia pulang ke rumah dengan keadaan yang lelah dan tak ada energi sehabis melakukan pekerjaannya. Baik papa dan mamanya sama-sama membuatnya muak. Tidak adakah pelukan selamat datang dan tidak adakah kata-kata manis yang menyambut kepulangannya ke rumah ini? Jujur, Regina muak dan lelah.
Regina tau, pendidikan memang penting. Tapi, setiap orang juga memiliki hak dan kewajibannya dalam menentukan pilihan hidupnya, bukan? Regina tau dia tidak sepintar dan seambisius mama dan juga papanya. Tapi, tidak bisakah jika dia menentukan pilihan hidupnya sendiri?
"Malah diam. Papa sama mama mu ini lagi bicara, Regina. Apa kamu tidak mendengar apa yang kami sampaikan?" tegur Hans Anderson, ayah Regina.
"Pa, ma, bisa gak sekali ini aja kalian gak ikut campur tentang pilihan hidupku? Papa dan mama tau sendiri secinta apa aku dengan dunia model. Bahkan, saat ini aku lagi menata karir ku yang lagi naik-naik nya. Gak mudah buat aku sampai di titik ini. Kalian bisa ngertiin aku sekali ini aja gak sih?" ucap Regina yang sudah muak.
"Kapan mama dan papa tidak mengerti kamu, Regina? Bahkan, selama ini mama dan papa diam di saat kamu malah memilih dunia model mu itu daripada melanjutkan pendidikan S2 mu?" sahut Sofia, ibu dari Regina.
"Di keluarga kita, pendidikan adalah segalanya. Jadi, papa tidak mau tau, kamu harus melanjutkan S2 mu itu" titah Hans tak ingin di bantah.
Regina yang kepalang muak langsung pergi meninggalkan kedua orang tuanya menuju kamarnya. Dia bisa mendengar teriakan sang mama yang memanggilnya. Apa Regina peduli? Tidak.
Sampai di kamar, Regina langsung menghempaskan tubuhnya yang lelah ke atas tempat tidur. "Sialan banget hidup gue. Mereka yang selalu bilang gue beruntung punya orang tua kaya mama dan papa gak tau aja yang sebenarnya gue rasain. Sialan memang. Hidup emang sebercanda ini."
Regina sontak mengalihkan pandangannya kepada handphone miliknya yang berdering di dalam tas. Regina kembali bangkit dan mengambil handphone miliknya yang belum sempat dia keluarkan.
"Steffi?" gumam Regina pelan ketika melihat nama sahabatnya yang juga satu profesi sama sepertinya. Tanpa pikir panjang, Regina pun langsung mengangkat panggilan tersebut.
"Halo, Steff? Kenapa?"
Regina tersenyum ketika mendengar ajakan lawan bicaranya yang mengajaknya untuk pergi ke club. Steffi sepertinya tau jika saat ini dirinya butuh hiburan. "Gue ikut. Kita langsung ketemuan di sana aja."
Tak lama setelahnya, Regina memutuskan panggilannya. Rasa kesal yang tadi sempat dia rasakan seketika lenyap begitu saja ketika mendengar ajakan sahabatnya. "Oke Regina, saatnya malam ini lo lupain semua masalah hidup lo. Saatnya lo party dan nikmatin surga dunia lo. Anggap aja apa yang tadi lo dengar itu semua hanya angin lalu. IT'S PARTY TIME, REGINA....!"
Untungnya, kamar Regina memiliki kamar yang kedap suara, sehingga teriakannya tadi tidak terdengar oleh orang lain selain dirinya sendiri.
Asal kalian tau, diseluruh bagian dari rumah ini, hanya di bagian kamarnya lah yang di sukai oleh Regina. Sebab, hanya saat di kamar dia bisa merasakan apa itu yang nama privasi dan juga ketenangan.
-bersambung-
HmZzzzz :)
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY LOVE || END
ChickLitAkibat dare yang Regina lakukan dua tahun lalu di salah satu club terkenal di Jakarta, perempuan dua puluh lima tahun itu harus mempertanggung jawabkan tindakannya dulu pada seorang laki-laki yang merupakan pimpinan dan pemilik dari agensi model yan...