Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...--------------------------------
Regina merasakan perasaan lega luar biasa yang sebelumnya tidak pernah dia rasakan. Perasaan lega yang di rasakan tentu berkaitan erat dengan membaiknya hubungan dirinya dan juga kedua orang tuanya. Iya, kedua orang tuanya, mama dan juga papanya.
Sedikit kilas balik tentang membaiknya hubungan Regina dan juga papanya. Setelah menyaksikan adegan istri dan anaknya yang tengah berpelukan, Hans sebagai seorang suami dan seorang ayah tentu menginginkan keluarga mereka menjadi rekat. Hans sadar, selama ini dia terlalu memaksakan semua kehendaknya kepada anak-anaknya. Di saat anak-anak di luaran sana memilih keinginan mereka, dia malah memaksakan kedua anaknya untuk menuruti keinginannya. Egois? Iya, Hans sadar itu, namun dia tidak peduli. Baginya saat itu pilihan yang sudah dia tentukan adalah yang terbaik untuk masa depan kedua anaknya. Namun, semakin dia memaksakan kehendaknya, kedua anaknya malah semakin ikut menjauhinya. Hans saat itu tidak mengerti apa yang di pikirkan oleh kedua anaknya. Padahal menurutnya, apa yang sudah di rencanakan, itu yang terbaik bagi keduanya. Ternyata, pikirannya salah. Apa yang dia anggap baik bagi kedua anaknya, belum tentu itu yang terbaik bagi anak-anaknya. Justru, kedua anaknya malah semakin menjauh dan hidup di jalan mereka masing-masing.
Dua hari lalu adalah gong dari segala gong bagi Hans dan juga Sofia. Pasalnya, dua hari lalu mereka bertengkar dengan begitu hebat. Bertahun-tahun berumah tangga, baru kali ini keduanya bertengkar dengan begitu hebat, dan alasan mereka bertengkar adalah karena masalah anak. Keduanya benar-benar saling menyalahkan satu sama lain. Namun untungnya, pertengkaran itu berakhir dengan damai. Sebab, setelah keduanya mendinginkan kepala mereka masing-masing, keduanya kembali berbicara dengan tenang dan menyadari semua kesalahan yang pernah mereka lakukan terhadap kedua anaknya. Dari situ, baik Hans maupun Sofia bertekad untuk memperbaiki hubungan mereka yang sempat retak. Dan, karena terus memikirkan kedua anaknya, Sofia akhirnya drop serta harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Untungnya, baik Regina, Hans, dan juga Sofia sudah membuang jauh-jauh ego yang mereka punya, sehingga akhirnya hubungan mereka kembali terjalin dengan baik seperti hubungan anak dan orang tua pada umumnya.
"Kamu kayanya dari kemarin senyum terus? Bahagia banget ya?"
Regina menganggukkan kepalanya dengan senyum dan binar bahagia di matanya. "Ternyata gini ya rasanya kalau hubungan yang pernah retak terus kembali rekat itu rasanya bahagia bukan main. Semuanya jadi lega dan melangkah pun jadi makin ringan kaya gak ada beban apa-apa."
Nickholas tersenyum kecil dan mengusap pucuk kepala sang istri lembut. "Selalu bahagia seperti ini ya? Hati aku rasanya tenang melihat kamu seperti ini."
Regina menganggukkan kepalanya semangat. "Kamu mau aku makin bahagia gak?"
"Mau. Apa yang harus aku lakuin? ucap Nickholas penasaran.
Regina tersenyum penuh arti dan kemudian mendekatkan mulutnya ke telinga milik suaminya. "Aku mau shopping pakai kartu unlimited kamu sepuasnya."
Tanpa pikir panjang, Nickholas mengeluarkan dua buah kartu miliknya dan memberikannya secara sukarela kepada istrinya. "Pakai kartu ini sepuas kamu, karena sekarang kartu ini menjadi hak milik kamu."
"Serius?" pekik Regina senang tak terkira.
"Serius, sayang" jawab Nickholas dengan anggukan kepalanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY LOVE || END
ChickLitAkibat dare yang Regina lakukan dua tahun lalu di salah satu club terkenal di Jakarta, perempuan dua puluh lima tahun itu harus mempertanggung jawabkan tindakannya dulu pada seorang laki-laki yang merupakan pimpinan dan pemilik dari agensi model yan...