Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...------------------------------
Satu kata yang mewakili perasaan Regina saat ini, takut. Bagaimana tidak, di hadapannya saat ini ada kedua orang tua Nickholas yang menuntut penjelasan kepada calon pengantin yang akan segera menikah tersebut.
"Bisa katakan lebih jelas lagi apa yang kamu katakan sebelumnya, Nick?" ucap Prabu kepada anak tunggalnya.
"Regina saat ini tengah mengandung calon anak kami, pa, ma" tutur Nickholas lantang tanpa ada perasaan takut sedikit pun. Berbeda dengan Regina yang saat ini meremat kuat kedua tangannya karena takut.
"Oh god, Nickholas! Jadi, kalian? Astaga!" respon Flora yang syok atas penuturan putra semata wayangnya.
"Sudah berapa bulan usianya?" tanya Prabu dengan wajah tenang. Namun, tidak bagi Regina. Regina malah takut akan respon tenang tersebut.
"Empat minggu, pa" jawab Nickholas dengan membalas tatapan mata lelaki paruh baya di hadapannya.
"Kamu ya, Nick! Gak bisa apa hah sabar dulu? Di tahan lah. Kalau kaya gini kan kasian Regina nya" omel Flora.
Regin meringis. Sebenarnya Regina tak tega mendengar Nickholas yang di salahkan seperti ini. Ini juga salahnya. "Ma, ini bukan cuma salah Nick. Di sini, aku juga ikut salah."
Flora menghela nafasnya kasar. "Mama mau ngomel pun sebenarnya udah telat. Cucu mama juga udah hadir di dunia ini. Terus, apa rencana kalian? Gak mungkin kan kalian ngumumin ini ke publik, yang ada kalian yang di serang."
"Masalah itu biar menjadi urusanku, ma. Aku sudah mengatur itu semua bersama Riko. Aku jamin publik gak akan tau masalah ini" ucap Nickholas.
"Papa akan bantu kamu supaya masalah ini tidak di ketahui oleh publik. Papa hanya tidak ingin menantu dan juga cucu papa menjadi santapan konsumsi oleh publik" timpal Prabu.
"Terima kasih, pa" balas Nickholas tulus.
Tatapan Prabu dan Flora mengarah kepada Regina yang saat ini menundukkan kepalanya. Asal kalian tau, Regina rasanya hampir menangis di tengah situasi ini. Meskipun tidak ada adegan bentak membentak, tetap saja Regina merasa takut. Dia lebih takut kepada orang yang terlihat tidak marah di bandingkan orang yang marahnya terlihat begitu jelas.
"Regina..." panggil Flora dengan nada yang lembut. Flora tau saat ini calon menantunya itu pasti merasa takut.
Regina mendongakkan wajahnya ke atas. Setitik air mata jatuh membasahi pipi dan hal itu membuat ketiga orang yang melihatnya terkejut. Flora pun langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri calon menantunya tersebut.
"Sayang? Hei, kenapa?" panik Nickholas.
Bukannya menjawab, air mata Regina malah semakin deras. Bahkan, sampai membuat bahunya bergetar.
"Regina, kenapa?" tanya Flora lembut.
Regina diam dengan air mata yang terus mengalir.
"Kamu takut?" tembak Flora langsung.
Regina mengangguk.
Flora dan Prabu yang melihatnya tersenyum kecil.
"Gak perlu takut, sayang. Mama dan papa gak marah sama Regina" ucap Flora lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY LOVE || END
ЧиклитAkibat dare yang Regina lakukan dua tahun lalu di salah satu club terkenal di Jakarta, perempuan dua puluh lima tahun itu harus mempertanggung jawabkan tindakannya dulu pada seorang laki-laki yang merupakan pimpinan dan pemilik dari agensi model yan...