Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...---------------------------------
Dulu Regina akan menganggap malam pertama sebagai malam yang akan membuatnya paling gugup dan juga menakutkan. Namun sekarang, perasaan yang dulu dia khawatirkan ternyata tidak terjadi. Di malam pertamanya saat ini tidak ada rasa gugup bahkan takut. Regina malah terlihat santai menikmati apa yang saat ini tengah dia alami.
Di dalam kamar yang luasnya tiga kali lipat jika di bandingkan dengan kamar apartmentnya, Regina mengistirahatkan tubuhnya dengan menyenderkan punggung belakangnya di kepala ranjang yang berukuran king.
"Lama banget sih Nickholas kepalang ngantar Valen sampai di depan pintu doang?" gumam Regina. Memang, Valen sengaja di ajak Regina untuk ikut bersamanya. Alasannya sederhana, dia ingin menjauhkan adiknya itu dari orang tua mereka. Fyi juga, saat ini Regina berada di rumah mewah yang sudah disiapkan oleh Nickholas untuk tempat mereka tinggal bersama dengan anak-anak mereka kelak. Rumah mewah yang memiliki bangunan dua lantai dengan halaman yang luas serta di lengkapi satu pos satpam untuk menjaga keamanan, tentu uang yang digocek untuk membeli rumah tersebut tidak main-main. Terlebih, rumah mewah yang mereka tempati berada di daerah elit yang ada di Jakarta. Harga tanahnya saja sudah mahal, apalagi di tambah dengan bangunan mewah yang mereka tempati ini?
"Kenapa belum tidur?"
Regina lantas menolehkan kepalanya ke samping. Keningnya langsung mengerut ketika melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. "Sudut bibir kamu kenapa luka begitu? Perasaan sebelumnya mulus-mulus aja."
"Masih kelihatan emang? Padahal sebelum ke kamar aku udah bersihin" sahut Nickholas yang makin membuat Regina mengerutkan keningnya.
Merasa penasaran, Regina lantas bangkit dari posisinya dan menghampiri Nickholas yang tak jauh dari tempatnya berada. Regina memperhatikan dengan seksama luka yang berada di sudut bibir lelaki itu.
"Sakit?" tanya Regina yang sengaja menekan luka tersebut dan membuat empunya meringis.
"Kok bisa luka begini? Kenapa?" heran Regina.
"Hadiah dari Valen."
Jawaban Nickholas membuat Regina melebarkan kedua matanya. "Kamu di pukul sama Valen?"
"Aku gak akan mengartikan ini sebagai pukulan dari Valen. Anggap aja ini sebagai hadiah dan ucapan selamat dari Valen atas pernikahan dan juga atas kehamilan kamu saat ini" ucap Nickholas dengan tatapan lembutnya.
"Dasar Valen" geram Regina. Entah mengapa Regina menjadi kesal sendiri terhadap adiknya tersebut. Meskipun wajah suaminya masih tetap terlihat tampan, tapi Regina tetap kesal. Tunggu--- apa katanya tadi? Suami? Tampan? Memang benar kan kalau Nickholas sekarang sudah menjadi suaminya? Dan fakta jika wajah lelaki itu benar-benar definisi tampan yang sebenarnya? Tapi, pertanyaannya kenapa dia menjadi kesal dan tak terima seperti ini pada adiknya? Apa ini karena dia sudah benar-benar menerima Nickholas di dalam hati serta hidupnya? Atau, mungkin karena anak yang ada di kandungannya yang tak terima jika sang ayah di pukul oleh om nya sendiri?
"Sayang?" panggil Nickholas seraya mengelus pipi milik sang istri.
"Hah? Kenapa?" Sahut Regina yang kaget sendiri.
"Kamu yang kenapa? Kok malah ngelamun, hm?" tanya Nickholas lembut.
Ah, pantas saja Regina sedikit terkejut dengan panggilan Nickholas tadi. Ternyata, tanpa dia sadari, dia telah melamun sambil memikirkan praduga-praduga yang ada di dalam kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY LOVE || END
ЧиклитAkibat dare yang Regina lakukan dua tahun lalu di salah satu club terkenal di Jakarta, perempuan dua puluh lima tahun itu harus mempertanggung jawabkan tindakannya dulu pada seorang laki-laki yang merupakan pimpinan dan pemilik dari agensi model yan...