BAGIAN 29

13.8K 763 32
                                    

Selamat membaca....
Sorry kalo ada typo...

-----------------------------

Regina hanya bisa tergelatak lemah di ranjang miliknya dengan di temani Steffi yang senantiasa selalu menjaganya sejak dua hari yang lalu setelah Nickholas pergi ke Kalimantan.

"Asli ya, Re. Gue bingung deh sama lo berdua. Lo sama Nickholas kan tinggal beberapa hari lagi mau nikah ya? Kok bisa calon pengantin kaya lo berdua gini kelihatan santai-santai banget? Mana sekarang lo sakit begini, terus si Nickholas masih bisa ngurus pekerjaannya di saat pernikahan lo berdua tinggal menghitung hari. Ini menghitung hari loh, Re, bukan menghitung bulan" ucap Steffi yang tidak habis pikir dengan pasangan yang akan segera menikah itu.

"Terus gue harus panik, heboh, jungkir balik, sama kayang gitu?" Jengah Regina. "Lagian ya, Steff, kalau ngurusin pernikahan kaya gini itu harus di bawa santai, gak boleh di bawa panik. Masalah Nickholas yang masih kerja menjelang pernikahan, itu udah tugas dan tanggung jawab dia. Katanya dia pengen nyelesain semua pekerjaannya sebelum nikah biar nanti setelah menikah gue sama dia bisa enjoy nikmatin honeymoon. Dan, masalah gue yang sakit begini kayanya emang karena gue kecapean aja. Entar deh lo rasain gimana capenya ngurusin pernikahan."

"Masalahnya gue gak tau kapan gue nikah" dengus Steffi. "Btw, lo masih mual gak? Kalau masih mual biar gue panggilin dokter aja ke sini. Gue gak mau ya lo tambah parah menjelang hari pernikahan."

"Udah enggak sih, Steff. Lagian aneh deh gue, beberapa hari ini tiap pagi selalu aja mual-mual. Padahal gue gak ada tuh asam lambung, tiap pagi juga gue gak pernah skip sarapan" heran Regina pada dirinya sendiri.

"Anjir, kaya orang morning sickness aja lo" kekeh Steffi.

Morning sickness? Ini tanggal berapa pikir Regina. Regina langsung membuka aplikasi kalender yang ada di handphone miliknya.

Demi kerang ajaib, Regina menatap kaku pada layar handphone nya.

"Kenapa sih, Re?" bingung Steffi.

Regina lantas memperlihatkan layar handphone nya kepada sang sahabat.

"Iya, Re, tau kok gue kalau lo bentar lagi mau nikah. Gak usah lah pake di lihatin segala tuh kalender sama gue" jengah Steffi sambil memutar kedua bola matanya malas.

"Bukan itu maksud gue, Steff" balas Regina dengan wajah yang kaku.

"Lah? Terus apa?" bingung Steffi dengan kening yang mengerut.

"Bulan ini gue telat datang bulan" cicit Regina dengan pelan.

Kening Steffi semakin mengerut mendengarnya. "Ya terus kenapa? Normal kali kalau telat datang bulan. Yang gak normal itu kalau lo udah ehem-ehem sama Nickholas, terus Nickholas ngeluarin bibit-bibitnya di dalam rahim lo, baru itu gak normal" sambung Steffi dengan wajah santai. Namun, ketika melihat raut wajah tegang sahabatnya, mata Steffi langsung menyipit. "Jangan bilang lo sama Nick udah ehem-ehem?"

Regina mengangguk pelan dan itu berhasil membuat Steffi melebarkan kedua matanya dengan sempurna.

"Re? Serius lo udah ehem-ehem sama Nickholas?" pekik Steffi tertahan.

Regina lagi-lagi menganggukkan kepalanya.

"Anjir, Re! Rasanya gimana, ege? Besar gak punya dia? Keenakan gak lo?" kepo Steffi.

CRAZY LOVE || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang