BAGIAN 19

27K 1K 42
                                        

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

---------------------------------

Gaun berwarna hitam dengan model yang menampakkan kedua bahunya yang putih mulus membuat tampilan Regina terlihat begitu menawan. Apalagi tatanan rambut serta make up dari wanita itu berhasil mengumpulkan pujian dari penata riasnya. Respon Regina? Dia terlihat biasa saja, tidak merespon yang berlebihan. Sebab, dia sudah sering mendapatkan pujian itu dari orang-orang yang pernah bekerja bersamanya. Bukan bermaksud sombong, hanya saja bagi Regina pujian seperti itu bukanlah hal yang patut untuk di banggakan, dia tidak haus akan pujian apalagi validasi dari orang lain, dia benar-benar anti akan hal itu.

Tak jauh berbeda dengan Regina, Nickholas juga tampak terlihat gagah dan menawan dengan setelan jas berwarna hitamnya dengan kemeja putih serta dasi kupu-kupu yang senada dengan warna setelannya. Nickholas benar-benar terlihat begitu tampan dan itu sungguh mengganggu fokus Regina yang tak henti-hentinya berdecak kagum melihat ketampanan seorang Nickholas.

"Sial! Kenapa gue jadi muji-muji Nickholas sih? Tapi, dia ganteng banget, mata gue susah banget buat gak berhenti mandangin dia" batin Regina meraung.

"Sudah siap?"

Suara manly dari Nickholas berhasil memecah fokus Regina. Dia menatap lelaki yang berdiri di hadapannya itu dengan sedikit gugup. "Udah. Mau berangkat sekarang?"

Nickholas mengangguk. "Ayo."

Regina yang hendak melangkahkan kakinya sontak menoleh ketika tangannya di tahan. "Kenapa?"

"Jalannya sama-sama" setelah mengucapkan itu, Nickholas langsung merangkul pinggang Regina posesif dan kemudian membawa wanitanya menuju mobil jemputan mereka yang sedari tadi sudah menunggu.

*****

Mata Regina membulat sempurna ketika melihat kumpulan manusia yang memegang kamera tengah berdiri di depan gedung yang menjadi tempat di selenggarakannya pesta kedua orang tua di sampingnya.

"Kok kamu gak bilang kalau di sini banyak wartawan?" tuntut Regina meminta penjelasan.

"Kamu tidak bertanya" jawab Nickholas santai.

Regina mengeram sambil menatap sebal kepada lelaki di sampingnya. Tatapan Regina pun kembali menatap kumpulan manusia-manusia para pencari berita tersebut. Mata Regina lagi-lagi melotot ketika melihat para awak media itu hendak mengerubungi mobil yang di naikinya. "Nick, gimana ini?"

Melihat kepanikan di mata wanitanya, Nickholas berinisiatif untuk menggenggam tangan halus tersebut. "Calm down, sayang. Kamu tidak perlu panik seperti ini. Ada aku yang akan menjaga kamu."

"Bukan masalah jaga menjaganya, Nick. Bisa-bisa besok muncul gosip yang miring tentang kita" gemas Regina yang melibat kesantaian lelaki di sampingnya.

"Tidak akan ada gosip miring mengenai kita. Pegang ucapan ku, Anna" ucap Nickholas dengan tatapan yakinnya.

"Awas ya kalau sampai besok ada gosip miring mengenai kita. Aku malas banget kalau di kejar-kejar wartawan, mending di kejar-kejar my baby hunny Lee Min Hoo" sahut Regina yang kemudian mendapat dengusan dari sampingnya.

"Bahkan, lelaki yang kamu sebut barusan itu tidak tau adanya kamu di dunia ini. Jadi, berhenti mengkhayal sesuatu yang bisa membuat otak kamu menjadi gila dan berpikiran liar" cibir Nickholas seraya memberi isyarat kepada seseorang untuk membuka pintu mobilnya.

CRAZY LOVE || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang