BAGIAN 15

8.4K 435 38
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

-----------------------------

Wajah penuh kepanikan dan kekhawatiran jelas terlihat dari wajah Nickholas yang saat ini berlari menyusuri lorong rumah sakit dengan Riko yang sedari tadi mengikuti di belakangnya. Kepanikan dan kekhawatiran Nickholas tentu berdasar. Sebab, informasi dari mata-matanya mengatakan jika ada sesuatu yang terjadi kepada wanitanya. Nickholas sendiri belum mengetahui apa yang terjadi. Tapi yang pasti, siapapun dan apapun yang menimpa wanitanya jelas akan menjadi urusannya.

Pancaran mata Nickholas berubah menjadi dingin ketika melihat beberapa orang-orangnya tengah berdiri di depan sebuah ruang rawat. "Apa yang terjadi kepada wanita saya?"

Salah seorang mata-mata yang bekerja dengan Nickholas itu pun menjelaskan semua yang ia ketahui kepada bosnya tanpa terkecuali, termasuk sang pelaku yang kini mereka amankan di sebuah tempat yang hanya mereka tau.

"Kurang ajar!" Maki Nickholas dengan pancaran mata tajamnya, bahkan kedua tangannya kini mengepal dengan sempurna pertanda jika saat ini lelaki itu tengah di lingkupi amarah yang begitu besar.

"Lalu, bagaimana kondisi wanita saya?" tanya Nickholas dengan menuntut penjelasan.

"Dari penjelasan dokter, karena pukulan kencang di bahu belakang ibu, ibu mengalami dislokasi bahu atau cedera pada bahunya. Untungnya, tidak ada kerusakan yang parah pada jaringan sendi milik ibu, pak. Tetapi, ibu saat ini harus menjalani perawatan di rumah sakit untuk sementara. Sekarang ibu sedang beristirahat di dalam, pak."

Mendengar itu, Nickholas langsung masuk ke ruangan yang ada di hadapannya. Saat masuk ke dalam ruangan itu, Nickholas bisa melihat sang wanita yang tengah terbaring dengan menggunakan baju pasien rumah sakit dan mata yang tertutup. Namun, karena mungkin mendengar suara derap langkahnya, mata cantik itu menjadi terbuka dan sedikit ada keterkejutan di mata tersebut ketika melihat keberadaan dirinya di sana.

"Pasti orang-orang kamu kan yang ngasih tau kalau aku ada di sini?" tembak Regina langsung.

Nickholas menganggukkan kepalanya. Dia menatap wanitanya dengan tatapan yang sendu. "Sakit sekali?"

"Sakit banget, pengen nangis tapi gengsi" jawab Regina jujur. "Untungnya kata dokter aku gak papa, gak ada kerusakan yang parah di jaringan sendinya. Tapi, tetap aja nyeri kalau di gerakkin" lanjutnya menjelaskan.

"Sebenarnya apa yang terjadi sama kamu, sayang?" tanya Nickholas dengan raut wajah serius.

Mendengar pertanyaan dari lelaki di sampingnya langsung membuat Regina teringat akan kejadian yang di alami sang sahabat. Berbicara mengenai sahabatnya, kini Steffi tengah menjalani perawatan yang sama di rumah sakit ini. Ternyata, Steffi mengalami pemukulan yang serius di perut serta pahanya. Regina yang melihat lebam di bagian tubuh sahabatnya itu tentu saja di buat meringis, pasti rasanya sakit sekali. Dia pun langsung menyuruh pihak rumah sakit untuk melakukan visum agar bisa menjadi bukti kekerasan yang di lakukan oleh Vito. Regina rasanya ingin sekali menghantam kepala lelaki kurang ajar itu. Sekalinya binatang memang bintang si Vito ini.

"Sayang?" Nickholas mengerut ketika melihat wajah wanitanya yang berubah kesal. Bahkan, kedua tangan wanita itu kini mengepal dengan kuat.

"Si bajingan itu sekarang ada di mana?" tanya Regina dengan raut wajah marah.

"Sudah aku amankan. Sebenarnya apa yang terjadi? Jelaskan sekarang, Anna sayang" tuntut Nickholas. Dia ingin mendengar cerita sebenarnya tentang kejadian ini dari sang wanita.

CRAZY LOVE || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang