Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...-----------------------------------
Regina mengacak-acak rambutnya ketika ingatannya melayang pada kejadian dua hari lalu di gedung WSM. "Ah, sialan! Kenapa gue selalu kepikiran ucapannya tuh laki sih? ENYAH LO NICKHOLAS WARDHANA DARI PIKIRAN GUE!"
Tatapan Regina pun tanpa sengaja melihat ke arah tiga bucket bunga yang dia letakkan di atas meja ruang tengah apartment nya. "Gila juga tuh orang selalu ngirimin gue bunga setiap hari. Mana bunga yang di kirim selalu mawar merah lagi. Gue jadi penasaran, apa sih artinya bunga mawar merah ini?"
Regina yang penasaran langsung mengambil benda persegi miliknya dan membuka salah satu aplikasi yang sering di gunakan orang lain untuk mencari informasi apapun. Tangan Regina dengan lincah bergerak di atas keyboard yang berada di layar handphone nya dan kemudian menekan tulisan search di sana.
"Mawar merah secara universal di anggap sebagai simbol cinta yang mendalam dan kasih sayang yang tulus. Selain itu, mawar merah juga mewakili hasrat dan keinginan seseorang serta perasaan cinta yang kuat" Regina terdiam sejenak ketika dia selesai membaca arti dari bunga mawar merah yang membuatnya begitu penasaran. "Jadi, maksudnya bunga mawar merah ini mewakili perasaannya si Nick Nick itu?"
"Eh, tapi tunggu deh. Kok bisa ya si Nickholas itu tau alamat rumah orang tua gue dan apartment ini? Apa jangan-jangan dia punya mata-mata ya? Anjing! Kok gue jadi takut begini ya? Ganteng sih ganteng, tapi kalau nyeremin kaya gini gue juga ogah" gidik Regina takut.
Di sisi lain, di ruangan yang di dominasi dengan warna monokrom, terdapat dua orang lelaki, mereka adalah Nickholas dan sekretarisnya, Riko.
"Bagaimana? Bunga yang saya suruh sudah kamu kirimkan ke alamat itu kan?" tanya Nickholas dengan wajah datarnya.
"Sudah, pak. Sesuai dengan perintah bapak sebelumnya" jawab Riko tegas.
Nickholas menganggukkan kepalanya seraya memberikan kode kepada sekretarisnya agar keluar dari ruangannya.
Sudut bibir Nickholas sontak naik ke atas setelah kepergian sekretarisnya. "Saya harap kamu tidak akan bosan dengan bunga-bunga yang saya kirimkan, Anna."
*****
Regina rasanya begitu malas sekali ketika managernya yang diberikan oleh WSM mengatakan jika dia hari ini harus melakukan pemotretan salah satu majalah fashion. Sebenarnya Regina bukan malas bekerja, dia hanya bertemu dengan pimpinan WSM itu. Pasalnya, lelaki tersebut akan ada di sana untuk menyaksikan secara langsung proses pemotretannya.
"Mba, kok lesu banget sih mukanya? Lagi cape atau gimana sih?" tanya Rara, manager barunya.
"Ra, emang pemotretan hari ini harus banget ya di saksiin sama pak Nickholas?" tanya Regina dengan wajah yang malas. Oh iya, Regina bukannya tidak sopan hanya memanggil nama dengan managernya, pasalnya managernya itu berusia dua tahun di bawahnya.
"Informasi dari sekretarisnya pak Nicholas sih bilang iya, mba. Soalnya di pemotretan hari ini bukan cuma ada pak Nickholas aja selaku pimpinan WSM, tapi juga ada direktur dari majalah yang kerja sama dengan WSM" jawab Rara yang duduk di samping perempuan cantik di sebelahnya. Rara tidak perlu repot-repot mengemudi. Sebab, pihak WSM sudah menyediakan mobil dan juga supir untuk transportasi para model mereka. Selain itu, mereka juga menyiapkan satu bodyguard sebagai pengamanan model mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY LOVE || END
ЧиклитAkibat dare yang Regina lakukan dua tahun lalu di salah satu club terkenal di Jakarta, perempuan dua puluh lima tahun itu harus mempertanggung jawabkan tindakannya dulu pada seorang laki-laki yang merupakan pimpinan dan pemilik dari agensi model yan...