BAGIAN 24

6.8K 439 22
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

--------------------------------

Bagi Regina, Valen itu segalanya. Valen adik satu-satunya yang dia punya dan adik satu-satunya yang sangat dia sayangi. Apapun akan Regina lakukan untuk membuat adiknya bahagia, sekalipun dia harus melawan orang tuanya sendiri.

Di saat anak lain mempunyai orang tua yang selalu bisa mendukung apapun pilihan anaknya, dan adiknya tidak mendapatkan itu, Regina lah yang akan maju dan menjadi garda terdepan untuk adik lelakinya. Regina hanya tidak ingin adiknya merasa dunianya hancur karena keluarga yang tidak mendukungnya. Oleh karena itu, Regina akan menjadi musuh nomor satu orang tuanya untuk menjadi tameng adiknya. Sudah cukup hidup adiknya terus di setir. Sekarang, dia hanya ingin adiknya hidup bebas sesuai dengan keinginannya.

"Senang kan kamu kakak balik ke Jakarta?" dengus Regina pada sosok lelaki yang memakai seragam coklat di hadapannya.

"Negative mulu pikiran kakak sama aku" sahut Valen tak terima.

"Liat aja tuh muka kamu kalem banget, kaya gak ada sedih-sedihnya" sewot Regina.

"Masa aku harus nangis-nangis, kopral di hadapan kakak dan semua orang yang ada di sini? Please deh kak, otak kakak di sinkronin dulu" jengah Valen. Pasalnya, saat ini mereka tengah berada di salah satu ruangan khusus yang ada bandara, dan di sana ada calon suami sang kakak a.k.a Nickholas, sekretaris dari Nickholas, dan beberapa staff bandara. Dia pun berada di bandara ini atas izin dari pelatihnya yang di lobi oleh calon kakak iparnya tentu saja, meskipun waktu yang di berikan hanya sebentar.

"Jaga diri kamu di sini, kalau ada apa-apa langsung hubungin kakak, ngerti?" ucap Regina.

Valen mengangguk. "Iya, kak. Kakak juga jaga diri di sana ya? Kalau libur, aku pasti pulang ke Jakarta--- lebih tepatnya pulang ke apartment kakak."

Regina langsung memeluk tubuh tegap adiknya. "Belajar yang serius ya? Kakak yakin suatu saat nanti kamu bakal jadi prajurit yang hebat."

Valen tersenyum dan mengusap punggung belakang sang kakak. "Makasih ya, kak. Aku janji, aku gak akan bikin kakak kecewa. Aku bakal bikin kakak bangga sama aku. Tunggu saat itu tiba ya, kak?"

Regina melepaskan pelukannya dan menatap adik lelakinya dengan tatapan yang lembut. "Kakak akan selalu bangga sama kamu, Valen. Kalau begitu, kakak pergi ya? Jaga kesehatan kamu."

"Siap, komandan" ucap Valen lantang sambil memberikan hormat kepada sang kakak yang berada di hadapannya.

Nickholas memegang pundak calon adik iparnya dan memberikan senyum kecil kepada lelaki muda itu. "Kamu tidak perlu mengkhawatirkan kakak kamu, ada saya yang akan menjaganya di sana. Yang perlu kamu lakukan adalah berlatih dan ingat tujuan awal kamu berada di sini untuk apa. Jaga diri kamu. Jika kamu butuh bantuan, kamu bisa menghubungi saya. Sampai bertemu lagi, Valen. Kami berangkat."

Setelahnya, Nickholas merangkul pinggang Regina dengan posesif dan berjalan secara perlahan meninggalkan Valen yang menatap kepergian mereka. Riko yang berada di belakang sang atasan pun memberikan anggukan sopannya kepada Valen. Valen membalas memberikan anggukannya seraya menatap kepergian kakaknya yang sudah menghilang dari pandangan matanya. Beberapa staff bandara yang tadi berada di ruangan yang sama pun juga sudah tidak ada lagi bersamaan dengan kepergian rombongan kakaknya.

*****

Sampai di Jakarta, Nickholas dan Regina langsung berpisah dengan Riko. Riko pergi ke kantor, sedangkan Nickholas dan Regina pergi ke apartment.

CRAZY LOVE || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang