EKSTRA CHAP

30 2 0
                                    

Masih stay?

Masih berharap?

⭐Selamat membaca⭐

EKSTRA CHAP.

Lama sudah Nisa duduk termenung di sisi makam Aldo, mengisinya dengan tangis dan segala permohonan maaf, Aldo tidak mendengar bahkan tak mengharapkan nya datang. Selama tangisan berlangsung Nisa tak sedikitpun menyadari bahwa di sisi makam Aldo terdapat satu makam baru, terlalu fokus hingga lupa, dan tuhan mendukung bahwa Nisa memutus hubungan dengan Nasya sampai Tuhan tidak merelakan makam Nasya di tangisi oleh Nisa.

Nisa usap makam terkasih nya, kemudian mengecup nya singkat. Nisa beranjak hendak pulang, namun baru saja satu langkah ia berjalan, suara berat nan ia sangat kenali menghentikan langkah nya.

"Akan kemana?"

Sontak menoleh, dengan kaget Nisa putar tubuh nya menghadap sang sumber suara. "Al-do?" gugup nya.

Aldo mengangguk, aura wajah nya tak sedikitpun menunjukan rasa suka, rindu, atau hal yang berkaitan dengan cinta harmonis.

Nisa melanglahkan beberapa jarak agar bisa lebih dekat. "Ini sungguhan?" tangis Nisa kembali pecah, betapa rindu nya ia dengan Aldo.

Jari-jemari Nisa ingin menggapai wajah Aldo, ia ingin menangkup wajah yang membuat nya menahan rindu terberat. Namun Aldo menepis gapaian lengan Nisa dengan kasar.

"Aku kira kamu wanita baik, Nisa," Nisa memelototkan matanya mendengar ungkapan pertama kali dari Aldo.

"Maksud kamu?" Tanya Nisa, entah Bego atau tak menyadari apa yang telah ia perbuat.

"Menyakiti Nasya? Membuat nya menderita?" Nisa menggeleng, menolak tuduhan yang fakta.

"Aku relakan hidup ku untuk putriku Nisa, aku donorkan hati aku untuk dia agar Nasya bisa kembali bahagia, agar hidup nya penuh ceria, tapi kamu merusaknya, kamu hukum Nisa dengan Fisik nya, kamu siksa batin nya, ibu seperti apa kamu? Bahkan aku tidak sudi bersama mu kelak, mempertanggung jawabkan kamu di hadapan tuhan." Tekan Aldo, wajah nya datar namun sorot matanya menyirnakan kemarahan dan kekecewaan dengan tajam.

"Bahkan kamu tidak mengetahui apa yang Nasya derita sampai tuhan merenggut nyawa nya." Aldo tunjuk makam di samping nya yang di ikuti arah pandang oleh Nisa.

Kaget, Nisa tutup mulut nya dengan air mata yang berderai. "Nasya telah tiada?" Ujar nya tidak percaya nisan yang ia baca.

"Bahkan kamu tidak tahu kan? dengan sombong nya kamu ingin memutus hubungan dengan putrimu sendiri? Jahat nya kamu Nisa." Geram Aldo dengan tegas.

"Berkali-kali putriku ingin membicarakan tentang hidup nya, tapi kamu menepis nya, menganggap seolah tidak ada."

"Putrik—"

"Putriku, bukan putrimu." Sentak Aldo menyeloroh.

"Menikahlah dengan pria lain, agar tanggung jawab ku kelak berpindah. Sungguh aku tidak ingin melihat wajah mu di manapun dimensi nya."

Setelah mengagakan itu bayang-bayang rupa Aldo yang terlihat nyata itu perlahan menghilang, Nisa gelagapan sendiri mencari keberadaan Aldo.

NASYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang