BAB AKHIR.

50 4 2
                                    

End-

End.

Setelah banyak nya pertimbangan, akhirnya, Laskar berani untuk membuka surat yang Nasya tinggal untuk nya. Perlahan Laskar buka surat yang di hias sedemikian rupa indah, walau isinya akan sangat menyayat hatinya.

Laskar memejamkan matanya, perlahan ia buka surat itu hingga menunjukan tulis tangan gadis yang tengah Laskar rindkan mati-matian, dan tidak bisa ia temui wajah nya kembali.

Dari Nasya untuk Laskar, dunia ku.

Laskar.. aku benar-benar emosional saat menuliskan surat ini untuk kamu.

Pertama Terimakasih, Laskar.
Kemu cinta yang sempurna Laskar, kamu begitu mencintai aku, dengan segala nya tanpa aku merasa kurang. Aku mencinta kamu sampai akhir nafas aku. Terimakasih sudah menjadi cinta pertama sekaligus terakhir.

Takdir memang telah memisahkan raga kita, tapi bukan cinta kita, Laskar..

Perpisahan ini benar-benar akan menyakiti kamu, kan? Aku minta maaf karna telah membuat kamu menangis dan sakit, tapi sayangku, aku tidak sedikitpun ingin membuat kamu sakit. Laskar, bagaimana aku mampu menyakiti hati yang telah aku pinta??

Terimakasih sudah menikahi aku, sehingga kita memiliki harapan untuk bisa kembali bersama. Netra hazel aku pasti akan merindukan tatatapn tajam kamu, aku pasti akan merindukan wajah tengil dan tampan kamu, Laskar.

Rinduku, yang tersampaikan.
Tenanglah, kita akan kembali bersama, cinta kita terlalu besar untuk tidak bisa bersama.

Aku memcintaimu Laskar.
Nasya marcella Limoste.

Kembali menangis. Mata Laskar membengkak karna tangis yang tak kunjung usai, bagaimana bisa ia hidup sendiri tanpa cinta nya? Berkali-kali Laskar pinta, berkali-kali juga Laskar menjadikan Nasya tujuan hidup nya, dan sekarang? bagaimana Laskar bisa menata kembali hidup nya? Baru 40 hari kepergian nya, Laskar sudah tidak bisa melanjuti hidup nya dengan normal.

"Sakit sya, aku gabisa," lirih Laskar.

"Nak.." diam tak memberi jawaban.

Suara langkah kaki terdengar masuk ke dalam kamar nya, namun Laskar tidak menganggap apapun dekat dengan nya. Tatapan tajam yang melekat seolah sirna begitu saja.

Natali usap Surai Laskar, ia sandarkan kepala Laskar berada di pundak nya. "Kalau pundak abang berat, abang bisa sandarkan ke bunda," Natali kecup kening Laskar.

"Ayo bangkit, Straccks menunggu kamu, bang,"

"Abang gabisa.." lirih Laskar, masih menangis dalam diam, tak bersuara.

"Kita yang di tinggalkan harus bisa menjalani kehidupan, gaboleh terus-terusan terpuruk, bunda yakin, abang bisa berdiri lagi," Laskar mendongak menatap Natali lalu tersenyum manis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NASYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang