Akira's Revenge Chapter 58: Perasaan Misaki

1 1 0
                                    

Di perjalanan pulang, lebih tepatnya di jembatan, Hanatarō, dan Chika berpegangan tangan, sembari berjalan di bawah indahnya matahari sore yang menyejukkan hati mereka berdua..

...

".. Aku harap dia kembali mengingat semua kenangan indah kami di masa lalu." ucap batin Hanatarō yang berharap..

...

Tap!

Mereka berdua pun berpapasan dengan sebuah mobil truk, yang membuat angin berhembus kencang melewati mereka dari belakang..

Vwooosshh!!

Chika yang terkena hembusan angin pun rambutnya tergerai dengan halus, dan juga Hanatarō melihatnya, yang tersinari oleh cahaya Matahari senja yang mulai tenggelam..

...

".. Tak apa lah, aku mungkin harus memulainya dari awal lagi, semua hal bahagia bersamanya kembali.." ucap batin Hanatarō sembari menarik tangan Chika ke arahnya..

...

Deg!

Chika terkejut bukan main, karena kini wajah mereka berdua berdekatan..

...
..
.

Vrmm!!

Sebuah truk melewati mereka berdua..

Dan saat itulah, Hanatarō di cium tepat di bibirnya oleh Chika yang ternyata sedang menyukainya juga..

".. Eh?" Hanatarō terkejut..

"Emm, maaf, tiba-tiba tubuhku bergerak sendirinya! aku tidak bohong!" jelas Chika dengan wajah yang memerah..

...

Tep!

Lalu kepala Chika pun di elus-elus oleh Hanatarō, dengan senyumannya..

"Aku.. berjanji.. akan menepati.. janji kita.. di dunia ini." ucap batin Hanatarō sembari menggenggam tangan kanan Chika, dan menariknya secara perlahan, agar dapat berjalan dengan santai..

...

Chika yang melihatnya dari belakang pun tersenyum bahagia, karena dalam hatinya dia berkata..

"Hanatarō-kun, aku harap kamu memiliki ingatan yang sama seperti kita yang dulu, agar aku bisa.." ucap batin Chika sembari mulai berjalan mengikuti arahan Hanatarō..

".. Menepati janjiku, di dunia ini!" ucap Chika dengan senyuman manisnya mengarah ke Hanatarō yang juga tersenyum bahagia..

...
...

Di tempat lain, Kafka sudah sampai di rumahnya, namun tiba-tiba dia melihat seseorang yang sedang duduk di ruang makan..

Deg!

Dia terkejut, setelah mengetahui, bahwa seseorang yang sudah lama tak ia temui, berkunjung ke rumahnya..

...

"Halo~ Kafka~" sapa seorang wanita yang bahagia..

"Mama?" ucap Kafka dengan nada tersendat..

...

"Halo juga jagoan papa!!" ucap seorang laki-laki paruh baya sembari menenteng mangkuk nasi..

...

".. Aku, pulang." ucap Kafka dengan senyuman, dan juga air mata bahagianya, yang kembali melihat kedua orang tuanya..

...

Pada akhirnya, Kafka pun ikut makan bersama keluarga kecilnya yang bahagia itu, dan keharmonisan di antara mereka, mulai membuat Kafka berfikir di dalam benaknya..

...
"Jika selama ini aku memang jahat, maka aku juga adalah salah seorang yang menginginkan kehangatan keluarga seperti ini, tidak seperti di kehidupan ku sebelumnya.." ucap batin Kafka sembari mengambil mangkuk nasi yang sudah di siapkan oleh ibunya dengan Nasi di dalamnya..
...

Lalu Kafka pun, akhirnya kembali menyesali perbuatannya, namun dia juga bersyukur, karena dapat merasakan kehangatan keluarga, yang selama ini tidak pernah dia dapatkan..

...
...

Saat perjalanan pulang, Misaki dan Kana berpapasan di halte bus, dan hanya saling berdiam diri..

"Kana.." bisik Misaki sembari melihat-lihat matahari terbenam..

"Apa?" jawab Kana sembari menggesekkan sepatunya ke trotoar..

...

"Apa kau mengingat ku?" tanya Misaki dengan nada sedikit tegas, dan menoleh ke arah Kana..

".. Maksudnya?" jawab Kana, yang langsung membuat Misaki kembali menolehkan kepalanya ke bawah..

...

"Tapi aku sedikit kesal karena kau membunuhku dulu." ucap Kana yang langsung membuat Misaki kembali menatap ke arah Kana, yang ternyata sedang menutupi wajahnya dengan tangannya..

".. Begitu, ya.. maaf." ucap Misaki sembari menoleh ke arah kaki Kana..

...

Vrsss!!

Bus pun muncul dari kejauhan..

...

Set!

Kana pun menurunkan tangannya yang menutupi wajahnya..

"Tapi aku juga mendengar ucapan mu sesaat sebelum aku mati." ucap Kana yang langsung membuat Misaki wajahnya memerah karena mengingatnya..

------------------------------------------------------------------------
".. Maaf ya Kana Sensei.. aku.. ingin Organisasi kami tetap hidup.." ucapnya sembari berdiri, dan mengelap senjatanya hingga tidak ada bercak darah menggunakan sapu tangan yang ada di sakunya..
...
"... Kana Sensei.. Aku menyukaimu." ucapnya sembari berjalan menjauh dari mayat Kana yang masih berdiri..
------------------------------------------------------------------------

Ingatan seperti itu terulamg di kepalanya, lalu tak lama kemudian, bus pun sudah berada di dekat halte..

".. Aku juga, menyukaimu, Misaki." ucap Kana yang langsung membuat Misaki menatap ke arah Kana dengan cepat..

...

"E, Emm!" Misaki mengangguk dan menatap ke trotoar, dengan wajah yang memerah..

...

Csss!!

Bus pun sampai, dan pada akhirnya, Misaki menggenggam tangan Kana, dan Kana pun memegangnya dengan lebih erat, lalu mereka pun menaiki bus, dan duduk di bangku yang bersebelahan..

...

Csss!!

Bus pun berangkat, dan sore hari itu, menjadi hari paling membahagiakan bagi Kana dan juga Misaki..

".. Jika dunia ini adalah jalan terbaik untuk hubungan kita.. maka aku tak akan mau untuk kembali membunuhmu, karena, aku, sangat, menyukaimu.. Kana Sensei.." ucap batin Misaki sembari menatap matahari terbenam lewat jendela bus..

Akira's RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang