[HARD WARNING: EXPLICIT CONTENT🔞] please be wise!
"Huhhh! Obat apa itu, Jennie?"
Suara melengking menyapa dari arah belakangnya. Cukup terdengar keras dan membuat Jennie sedikit tersentak kaget.
"Chaengie... sungguh. Suara melengkingmu tidak pernah berubah. Bisa tidak, pelankan suaramu lain kali." Ucap Jennie sembari mengelus dada.
Sang pelaku hanya menyengir dengan wajah tanpa dosa. Setelah mengambil barangnya di kamarnya yang dulu, Chaeyoung menghampiri Jennie yang terduduk di meja makan sendirian. Lalu ia mengambil duduk di sebelah Jennie yang sepertinya akan meminum obat malamnya.
"Obat apa itu Jennie?" Chaeyoung bertanya lagi dengan wajah penasaran.
Kepala Jennie tertoleh. "Vitamin ku."
"Serius?" Balas Chaeyoung. Tangannya mengambil bungkus obat di tangan Jennie. Ia menatapi dengan wajah serius.
"Kenapa simbolnya lingkaran merah bergaris tepi hitam dan terdapat huruf "K" di dalamnya? Bukankah itu termasuk obat keras yang hanya diresepkan oleh dokter spesialis secara khusus?" Pandangan seriusnya beralih menatap Jennie.
"Apa kamu sedang sakit serius, Jennie? Atau kamu sedang menjalani suatu prosedur khusus?" Tanyanya dengan nada cemas.
"T-tidak. Aku baik-baik saja Chaeng." Jennie merebut kembali obatnya. "Ini hanya vitamin kehamilanku. Sepertinya itu vitamin yang menunjang nutrisiku, karena aku sempat mengalami masalah nutrisi diawal kehamilan." Jawab Jennie sambil mengamati bungkus obat itu.
Jujur saja, Jennie juga baru menyadari jika obat yang ditangannya itu berbeda sendiri dengan obat-obat lainnya, hanya satu itu yang bersimbol warna merah. Sebenarnya obat apa itu?
Tak ingin terlalu berpikir, Jennie meyakini jika obat itu hanyalah vitamin seperti yang baru dia ucapkan tadi. Toh, memang benar, Jisoo pun mengatakan bahwa semua itu adalah vitamin kehamilannya. Dan selama mengonsumsinya pun, kondisi Jennie dan kandungannya baik-baik saja. Jadi tidak terlalu bermasalah baginya. Tetapi mungkin, jika sempat, ia akan mencari tahu tentang obat itu.
"Jendeukie..."
Suara serak yang dalam menginterupsi. Langkah suara itu mendekati Jennie lalu mendaratkan kecupan di puncak kepalanya. Aroma tubuh Jisoo yang segar selepas mandi sungguh memabukkan.
"Belum diminum obatnya?" Tanyanya.
"Eoh. Ini aku baru akan meminumnya, By. Chaeng tolong dekatkan gelas minumku."
Chaeyoung menurut, ia mendekatkan dan juga menuangkan air putih ke gelas itu sambil sedikit melirik Jisoo yang sedang menatap Jennie penuh cinta. Getir di hatinya tambah meradang.
Setelah memastikan Jennie menelan semua obat malamnya, Jisoo melangkah ke arah kabinet dapur. Matanya menyelidik mencari sesuatu.
"Sedang mencari apa, By?" Tanya Jennie.
"Susu bubuk cokelatku kamu taruh di mana, Jendeuk?"
Terkekeh, Jennie tersenyum mendapati sang suami yang memang sangat menyukai susu. Setiap malam ia harus meneguk segelas susu jika tidak ingin melihat Jisoo kesusahan tidur.
"Kabinet atas bagian kanan, suamiku. Yang ujung."
Jennie dan Chaeyoung sama-sama mengawasi gerakan Jisoo yang terus mencari keberadaan susu bubuknya.
Sebersit senyum lebar terbentuk ketika Jisoo akhirnya menemukan susu bubuknya. Kedua tangannya terangkat berusaha mengambil wadah di atas sana. Karena tidak hati-hati, tangannya tidak memegang wadah itu dengan benar. Tanpa bisa dicegah, wadah itu meluncur tepat ke atas wajahnya yang sedang menengadah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heal Me | Jensoo
FanfictionKarena sebuah tragedi menimpa kakak kandungnya hingga membuatnya koma entah sampai kapan, Kim Jisoo, terjebak dalam suatu konspirasi jahat yang diciptakan oleh ibunya sendiri. Padahal sudah bertahun-tahun Kim Jisoo diasingkan dan tak dianggap. Hingg...