18|| akhir

708 97 23
                                    

Sudah setengah hari Jisoo bekerja. Sepanjang hari ini dia gunakan untuk membaca profil perusahaan dan berkas-berkas proyek yang akan dikerjakan.

Tidak mudah memang, tetapi berkat bantuan Park Chaeyoung dan juga Lio serta kecerdasan yang dimiliki, perlahan Jisoo bisa mengikuti walaupun dengan tertatih. Bagaimana tidak, latar belakang pendidikannya adalah kesehatan, masalah manajemen perusahaan sebelumnya sama sekali belum pernah Jisoo sentuh dan dengar.

Menghela napas keseribu sekian kalinya, Jisoo memejam dengan pikiran yang memanas. Otaknya tidak kuat lagi membaca tumpukan kertas yang tidak berkurang-kurang sejak tadi.

Lio yang setia menemaninya, dengan pengertian menyodorkan sebotol minuman isotonik.

"Minumlah lebih dulu, Bang."

Jisoo menerimanya, "terimakasih." Jisoo langsung meminumnya dalam satu tegukan tanpa jeda.

Dari sudut matanya, Jisoo terus menatap asisten pribadinya itu seperti ingin mengucapkan sesuatu. Jisoo sadar, semakin dia melarut ke dalam kehidupannya yang sekarang, terkadang dia khawatir akan ada orang-orang yang sebelumnya mengenal sosok lelaki yang Jennie cintai adalah kakaknya, menyadari keasingan seperti Jennie. Jisoo pun tahu, bahwa sampai sekarang pandangan Jennie terhadapanya masih penuh dengan keraguan dan tanda tanya.

"Lio." Panggil Jisoo kemudian, "Kamu sudah berapa lama bekerja dengan Kim Hyunbin?"

Lio menghentikan aktivitasnya membaca berkas, dahinya mengkerut berpikir.

"Emm... jika tidak salah hitung...10 tahun? Aku dikenalkan oleh seseorang sejak aku masih usia remaja kepada Tuan Kim dan membuatku bekerja dengannya."

Alis Jisoo meninggi. Lama juga.

"Apa... apa kamu tahu sosok lelaki yang bersama Jennie sejak dulu?"

"Huhh? Apa maksudmu, Bang? Bukankah itu dirimu? Apa kamu lupa dulu pernah meninju wajah tampanku ini?"

Terkejut, mulut Jisoo sampai terbuka.

"A-apa? Serius aku memukulmu? Kenapa?"

Lio mengernyit lagi. Kejadian itu belum lama terjadi. Lio sangat ingat. Sebelum kejadian kecelakaan itu, Lio yang berusaha menghalangi mereka kabur, dengan telak mendapat pukulan di wajahnya, menyebabkan hidungnya sampai berdarah.

"Haish! Apa ingatanmu begitu buruk, Bang?" Sindir Lio.

Jisoo mengangguk, lalu dengan cepat berkata. "E-ehh iya. Setelah kecelakaan itu, aku memang banyak lupanya. Ingatanku menjadi sangat buruk."

"Hmm, iya ya mungkin penyebabnya itu." Balas Lio cepat. "Bang Jisoo memang banyak mengalami perubahan setelah kecelakaan itu. Sikap mudah marahmu dan juga sifat kasarmu, terutama kepada Nona Jennie untunglah sekarang berkurang. Aku tak menyangka sosok kejam yang dulu, sekarang menjelma bak seorang dewa. Kamu mengejutkanku dengan tampang wajahmu yang sangat tampan bagai dewa, sejak dulu aku belum pernah melihat wajahmu dengan jelas. Ya Tuhan... aku masih tak percaya sekarang bisa berhadapan denganmu, Bang. Dan lebihnya lagi, aku bisa berbicara santai denganmu seperti ini." Jelas Lio panjang lebar membuat Jisoo sedikit lega. Ternyata pemuda itu tidak begitu mengenali sosok Jihoon.

"Kamu nyaman dengan sosok yang mana Lio?"

"Maksudnya, Bang?"

"Sosok yang dulu atau aku yang sekarang?"

Ragu, Lio tidak langsung menjawab. Dia mengamati garis wajah atasannya itu, sebenarnya banyak hal asing yang ia rasakan, namun tidak mengganggu.

Tetapi Lio pun bersyukur mendapati sosok yang baru sekarang. Kebahagiaan keluarga Kim yang bisa menular ke semua karyawan yang bekerja, semua berkat kehadiran sosok yang ada di depannya sekarang. Rasanya, tidak ada kekelaman yang akan menimpa keluarga Kim lagi.

Heal Me | JensooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang