31|| jalan-jalan

353 66 5
                                    

Di halaman villa, Jennie merentangkan kedua tangannya merasakan sinar matahari dan udara yang sangat segar.

Dalam hati, ia berkata sangat bahagia pagi ini. Bisa menghirup udara yang lebih bersih, tidak seperti di kota. Apalagi akhir-akhir ini Jennie sering mengalami nyeri kepala dan sering bermimpi buruk. Malamnya selalu didatangi oleh sosok yang terus berlaku kejam padanya. Untung saja itu hanya dalam mimpi.

Suasana yang damai benar-benar membuat tubuh Jennie menjadi rileks.

Jisoo datang menyapa. Terlihat nampan berisi sarapan di tangan suaminya itu. Jennie menengok sambil memberikan senyuman, begitu juga Jisoo.

Keduanya duduk di bangku taman, Jisoo membantu istrinya duduk dengan perlahan. Di atas meja, ada sepiring omelet dan susu putih yang masih mengepul.

Jennie yang awalnya sudah memegang garpu dan sendok, tiba-tiba meletakkannya kembali.

"Kenapa? Ingin aku suapi?"

Jennie mengangguk dengan senyum gummy yang terlihat manja. Jisoo menatap mata Jennie yang memohon lalu ia tersenyum sambil menggelengkan kepala.

"Hampir saja aku menurutimu, Jendeuk." Jisoo menaruh lagi garpu dan sendok di tangan istrinya.

"Kim Jennie. Berhenti menatapku dengan mata kucingmu itu yang selalu berhasil meluluhkanku. Kamu tidak boleh malas! Perbanyak menggerakkan badanmu, Jendeukie. Termasuk tanganmu ini." Kata Jisoo membuat Jennie langsung mengerucutkan bibirnya.

"Spesial, aku yang memasaknya khusus untuk istriku. Ayo... habiskan." Pintanya kemudian.

"Suapi aku, sayang..." Rengek Jennie dengan tatapan mata kucingnya.

"Tidak akan Jendeukie..."

Jisoo terus menggeleng sambil memotong-motong omelet menjadi potongan yang kecil. Setelahnya ia mengarahkan tangan Jennie untuk segera makan.

"Jisoo?! Yaa astaga! Kenapa kamu malah memotongnya menjadi banyak seperti itu? Aku tidak akan bisa menghabiskan semua potongan itu!"

Keluh Jennie panik melihat ada banyak potongan omelet yang harus ia makan. Nafsu makannya sedang turun, apapun yang ada dihadapannya, selalu membuat enek duluan sebelum Jennie menyentuhnya.

"Kumohon, cobalah dulu eoh." Jisoo memohon.

Ragu, Jennie mulai menyendok omelet itu, ia bawa sepotong omelet menuju mulutnya sambil memejam erat, ia juga menahan napasnya. Jennie tidak ingin melihat wajah kecewa Jisoo yang sudah berusaha membuat omelet itu.

Beberapa kali Jennie mengunyah sampai potongan omelet itu tertelan. Seketika matanya terbuka sempurna, terkejut sendiri karena ada makanan yang berhasil ia telan.

"Eoh... ini enak sekali!" Pekik Jennie setelah memasukkan lagi potongan omelet lainnya.

Jisoo bernapas lega, akhirnya ada makanan yang masuk ke dalam tubuh Jennie. Setelah tiga hari berjuang dengan nafsu makan istrinya yang tiba-tiba kacau, akhirnya perjuangan Jisoo yang sudah berkonsultasi kesana kemari, membuahkan hasil pada akhirnya.

"Aku sengaja menambahkan kejunya lebih banyak agar kamu suka." Ucap Jisoo memberitahu.

Kepala Jennie terangkat, dia tersenyum dengan mulutnya yang penuh.

"Te-terimakasi Daddy chu..."

Jisoo hanya memandangi istrinya yang makan begitu lahap. Sampai-sampai ia mengabaikan ponsel yang terus bergetar di saku celananya. Sebenarnya Jisoo menyadari itu, tetapi ia sudah berjanji ke diri sendiri untuk menghabiskan akhirnya pekannya untuk keluarga. Masalah pekerjaan bisa diurus belakangan.

Heal Me | JensooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang