29|| ramyun

724 103 12
                                    

Pesta pertunangan anak kolega Kim Hyunbin dan Kim Jisoo digelar secara klasik dengan tema warna taupe, baik dari dekorasi hingga busana pasangan dan kedua orangtua calon mempelai.

Dekorasi pesta ditata dengan sedikit sentuhan rustic, terlihat dari pemakaian lampu bohlam sebagai pengganti chandelier. Ruangan juga dihias dengan lebih banyak elemen dedaunan. Sementara tangkai bunga bewarna beige-orange di hiasan semakin mempercantik pesta pertunangan yang megah dan elegan ini. Tentunya kedua pasangan yang bertunangan hari ini sangat outstanding di tengah-tengah dekorasi yang megah.

Jennie berhasil dengan percaya diri tampil mengenakan gaun beraksen ruffle yang mengaksentuasi bagian perutnya. Dress rancangannya itu tampak mewah berkat taburan kristal dan payet. Sementara Jisoo yang berdiri di sampingnya tampak tampan berbalut setelan beige suit tuxedo yang senada dengan perempuan yang menyelipkan tangan di genggamannya.

Keduanya menjadi pusat perhatian sejak mereka memasuki ruangan. Penampilan ekstra mereka dengan menambah scarf beige bermotif dedaunan yang melingkar di leher masing-masing menambah kesan klasik sesuai dengan tema acara. Ide dadakan Jennie berhasil mencuri perhatian orang-orang.

"Nyonya Kim, Anda cantik sekali..." Puji Jisoo. Sedari tadi ia tidak bisa mengalihkan pandangannya sedetik pun dari Jennie.

"Suamiku juga sangat tampan." Jennie balas memuji, ia tidak ingin pipinya merona sendirian.

Keduanya saling menautkan jemari, seperti tidak ingin saling menjauh barang se-mili. Hyunbin dari kejauhan hanya bisa geleng-geleng kepala melihat pasangan muda itu.

Acara pertunangan pun berjalan dengan khidmat. Selama acara, tak henti-hentinya Jisoo memandangi wajah bahagia yang terpatri di wajah sang istri, sepertinya Jennie menikmati acaranya.

Sesekali Jisoo harus terinterupsi dengan kehadiran para pengusaha ternama yang menyapa dan mengajaknya berbincang. Sedikit banyak yang tak menyangka kehadiran CEO muda itu ditengah-tengah pesta bersanding dengan istri cantik yang sedang hamil besar. Keduanya benar-benar menjadi sentra perbincangan hangat hari itu.

Jennie sebenarnya tidak terlalu suka kebisingan seperti ini, sebab sedari tadi ia tidak bisa terus disisi Jisoo. Suaminya itu sibuk berbincang dengan banyak orang-orang penting kenalan ayahnya. Jennie tidak ingin mengganggu.

Jennie pun memutuskan berjalan ke sayap kanan hallroom, menikmati alunan musik dengan duduk bersender. Ia ingin meluruskan pinggang dan kakinya sejenak.

Dari tempatnya, Jennie bisa melihat Jisoo yang masih saja sibuk meladeni obrolan bersama empat pria paruh baya, dan juga bersama Hyunbin. Jennie menyesal tidak mengajak Ibu Seo untuk ikut, setidaknya Jennie akan memiliki teman untuk mengobrol.

Jennie menghela napas berat. Melihat orang-orang berlalu lalang, asik bercengkrama, ber-selfie, makan, dan lain-lainnya, seketika membuat mood Jennie berubah jelek. Entah kenapa ia tiba-tiba ingin sekali pulang.

Jennie berdiri, memutuskan untuk beranjak mendekati Jisoo. Ia sudah tidak peduli jika kehadirannya akan mengganggu. Jennie merasa bosan dan ia ingin segera pergi dari keramaian ini.

Jennie berdiri di belakang Jisoo, membuat beberapa orang yang sedang asik berbincang dengan suaminya itu langsung terdiam dan tersenyum sopan ke arah Jennie. Melihat koleganya bersikap demikian, membuat Jisoo segera membalikkan badan. Kedua matanya membulat, terkejut mendapati kehadiran si istri yang sudah ada di belakangnya.

"Jennie, ada apa?" Tanya Jisoo menangkap wajah sang istri yang cemberut.

"Apa acaranya masih lama?" Tanyanya lemah.

Heal Me | JensooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang