"Baiklah... kita mulai pemeriksaan kandungannya ya."
Ucap dokter obgyn kepada Jennie, ia mengeratkan genggamannya pada sang suami.
"Tenanglah, Nona Kim."
Jisoo memberi usapan lembut pada punggung tangan Jennie untuk membuatnya tenang. Padahal ini merupakan pemeriksaan biasa dan rutinan, tetapi tetap menegangkan bagi Jennie. Dia terlalu excited, sehingga tidak bisa mengontrol ekspresi tubuhnya sendiri.
"Keadaan baby nya sehat, semua anggota badannya mulai terbentuk dengan sempurna. Sudahkah Nona merasakan gerakan atau bahkan tendangan dari bayi nya?"
Jennie mengangguk antusias. "Sudah, Dokter. Beibi kami sangat aktif bergerak, Dok."
"Syukurlah. Itu tandanya dia tumbuh dengan baik di dalam sini." Dokter itu kembali fokus pada layar monitor yang menampilkan kondisi calon bayi Jennie dan Jisoo.
"Sepertinya bayi kalian akan mirip dengan daddy nya ini. Lihatlah, dia memiliki tulang hidung yang tegas seperti Tuan Kim. Tubuhnya juga lumayan panjang, sudah sekitar 30 centimeter."
Jisoo tersenyum senang, ia mengeratkan lagi genggamannya membuat Jennie menoleh menatapnya.
"Baiklah, sekarang kita coba dengarkan suara detak jantung baby ya."
Dan seketika, ruangan itu dipenuhi suara degup jantung sang bayi yang begitu nyaring. Bersamaan dengan itu, bulir air membasahi pipi Jennie. Tidak kuat menahan haru, ia pun terisak.
"By, beibi kita..." Gumam Jennie kepada Jisoo yang dianggukinya.
"Dia sudah tumbuh dengan sangat baik, Jennie." Ungkap Jisoo tak kalah haru.
"Apakah kalian ingin mengetahui jenis kelaminnya?" Tanya sang dokter.
"Apa sudah terlihat, Dok?" Tanya Jennie memastikan.
"Baru sebatas perkiraan, Nona."
Jennie menoleh ke arah Jisoo, meminta pendapatnya.
"Jangan dulu, Dok. Biarkan menjadi kejutan untuk kami saat dia lahir nanti." Kata Jisoo yang kemudian disetujui Jennie.
"Woah... Nona dan Tuan Kim sangat kompak yah. Biasanya calon orang tua lainnya sampai bertengkar hanya untuk tahu jenis kelamin bayi mereka. Baiklah, sekarang Nona Kim silakan duduk lagi."
Jennie dan Jisoo sama-sama terkekeh sebentar mendengar penuturan sang dokter. Kemudian Jennie merapikan bajunya dibantu oleh sang suami. Keduanya lalu menuju meja dokter untuk mendengarkan penjelasan lanjut untuk kesehatan Jennie dan juga sang janin.
"Secara keseluruhan, kesehatan janin dan sang ibu baik-baik saja. Saya berpesan, lebih diperhatikan terkait berat badan sang ibu ya. Jangan sampai mengalami overweight, kurangi makanan yang terlalu manis. Asupan yang masuk harus benar-benar diperhatikan. Sebab kenaikan berat badan yang terlalu banyak dapat meningkatkan risiko diabetes gestasional."
"Diabetes gestasional?" Dahi Jennie mengkerut.
"Iya. Suatu penyakit yang bisa berkembang selama trimester kedua dan ketiga kehamilan yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah ibu hamil karena mengalami perubahan hormon selama kehamilan."
"Tapi kondisi saya saat ini baik-baik saja bukan, Dok?"
"Jangan khawatir. Kondisimu baik-baik saja. Saya hanya mengingatkan."
"Ah, syukurlah. Terimakasih dokter." Jennie mendengus lega.
"Iya sama-sama. Sekarang giliran sang suami yang diberi nasihat." Ucap dokter sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heal Me | Jensoo
FanfictionKarena sebuah tragedi menimpa kakak kandungnya hingga membuatnya koma entah sampai kapan, Kim Jisoo, terjebak dalam suatu konspirasi jahat yang diciptakan oleh ibunya sendiri. Padahal sudah bertahun-tahun Kim Jisoo diasingkan dan tak dianggap. Hingg...