33|| kepingan mimpi

475 89 18
                                    

“Dad, perutku sedikit mulas, aku ke kamar mandi dulu ya?”

“Perlu Daddy temani, sayang?”

“Tidak perlu, Dad. Kamar mandinya tidak jauh dari sini kok.”

Sang ayah hanya memberikan anggukan singkat lalu lanjut berbincang dengan para kolega bisnisnya. Sementara si wanita mulai mengambil tasnya, berpamitan juga dengan beberapa rekan kerjanya untuk ke kamar mandi sebelum matanya melirik ke sudut gedung acara, mengisyaratkan seorang pria yang juga sedang mengawasinya utnuk segera menyusulnya ke sana.

Pria itu segera menyusul, dia berhenti tepat di depan kamar mandi wanita, melihat sekeliling mengawasi keadaan. Setelah dirasa aman, si pria segera masuk demi menemukan wanitanya yang tengah menebalkan bibir merahnya di depan cermin.

“Baby…”

“Sssttt!”

Si pria mengisyaratkan wanitanya untuk diam, lalu menarik pelan tubuh di wanita menuju salah satu bilik kamar mandi sempit dan menguncinya dari dalam.

Barulah saat itu si pria sepenuhnya menatap wajah si wanita kesayangan dengan seksama, memperhatikan keindahan yang wanita itu tunjukkan dalam balutan dress hitam elegan yang melekat di tubuhnya.

Si pria menatap kagum pada wajah si wanita yang terlihat sangat indah dan sexy meski perut si wanita itu masih terlihat rata.

Di dalam bilik kamar mandi yang sejujurnya hanya cukup untuk satu orang itu, si pria mengusap sensual lengan polos si wanita hingga kini tangannya bertengger di kedua sisi perut wanitanya itu.

“Anak kita.”

Si wanita mendengarnya, menatap penuh cinta. “Anak kita, Jihoon.”

Si pria yang di panggil Jihoon itu tersenyum sebelum kemudian mencium bibir wanitanya dengan lembut tanpa menghentikan usapan-usapan sensual pada perut di mana calon anak mereka sedang bertumbuh. Kemudian Jihoon beralih menurunkan kedua tali lengan wanitanya, menurunkan dress hitam itu, menunjukkan payudara penuh wanitanya dan meremasnya dengan keras.

“Mpphhh…”

Si wanita melenguh disela-sela ciumannya dengan Jihoon. Jihoon sendiri kini beralih, menunduk demi mensejajarkan posisi kepalanya dengan sumber makanan untuk calon janinnya kelak dan mulai menghisap salah satunya.

“Ahh Jihoon, aahhhh…”

Tangan wanita itu berakhir meremat kedua pundak Jihoon yang posisinya kini lebih rendah, si wanita menggigit bibir bawahnya memejamkan mata merasakan kenikmatan dan kehangatan yang ia rasakan dari hisapan dan mulut pujaan hatinya itu.

Hingga keduanya mendengar suara keributan dari luar yang memaksa mereka menjeda aktivitas intim mereka sejenak.

“SHIT!” Umpat Jihoon. Lalu dengan cepat Jihoon membuka celananya untuk mengeluarkan senjatanya yang sudah sesak sejak tadi.

“Kenapa, sayang?”

“Acaranya sudah selesai. Dan mungkin Daddy-mu sudah menyadari jika kamu sedang bersamaku, Jennie.” Meski kesal, Jihoon kembali berucap. “Kita main cepat, okay? Kita hanya punya waktu lima menit sebelum Daddy mu berhasil menemukan kita di sini.”

Jennie hanya mengangguk pasrah dengan inisiatif mengangkat sedikit gaunnya untuk melepas celana dalamnya dibantu oleh Jihoon.

Tak butuh waktu lama untuk Jihoon menelasakkan kejantanannya ke bagian selatan Jennie yang licin. Baru saja setengahnya yang masuk, Jihoon dengan cepat mengangkat tubuh Jennie untuk menghentaknya ke dalam lebih cepat.

Heal Me | JensooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang