44. Hasutan

301 45 13
                                    

Gus Akhtar merasa bosan sekali. Sepinya job belakangan ini membuatnya hampir memiliki banyak waktu luang alias pengangguran. Dia yang selama ini sibuk ke sana ke sini, jadi bosan karena tidak ada kegiatan.

Satu bulan setelah menikah, memang masih ada beberapa job yang sudah kontrak dari beberapa bulan lalu. Setelah habis bulan, jarang ada yang mau memakainya lagi.Ini semua imbas dari gagalnya menikah dengan Sena dan malah menikah dengan orang lain. Sebetulnya perkara tidak jadi menikah dengan Sena bukanlah masalah. Toh, banyak kejadian pacaran tahunan nikahnya sama orang lain. Pun seperti dirinya, melamar siapa nikahnya sama siapa.

Hanya saja, masalahnya adalah wanita yang kini jadi istrinya. Meisya adalah sosok pencemburu yang luar biasa. Dia juga tidak bisa menahan emosinya sama sekali. Lah wong namanya jadi artis yang pekerjaannya sholawatan, tentu dong Akhtar banyak fans. Dan para fans yang ketemu dia maunya ya foto bareng. Baik cowok cewek. Dan Meisya rupanya mempermasalahkan hal itu. Meisya dengan galaknya mengusir para fans wanita yang mendekati Akhtar, padahal cuma minta foto doang bukan minta dijadikin istri.

Tidak sekali dua kali tapi berkali-kali, Meisya terlibat adu mulut dengan para fans Akhtar membuat dia malu. Bahkan yang lebih parah, Meisya menggagalkan beberapa job tanpa sepengetahuannya. Akhtar marah, tapi alasan Meisya katanya di sana ada fans yang genit lah ini lah itu lah. Bayarannya kurang besar lah, ini lah itu lah. Menyebabkan banyak job berakhir lepas genggaman.

Akhtar tentu saja marah. Mereka sering adu mulut dan berakhir dengan Meisya yang selalu mengancam akan menyakiti diri sendiri kalau Akhtar sampai menceraikannya.

"Agh!" Akhtar mengacak-ngacak rambutnya frustasi.

Dia merogoh ponselnya, menghubungi beberapa nomer teman, rekan, guna mencari job. Sayangnya beberapa dari mereka tidak ada pekerjaan untuk Akhtar. Kali ini Akhtar berharap temannya ada job untuk dia.

"Ente bisa nyariin ane kerjaan gak, Rul? Ane bosen di rumah."

"Lah Ente, Gus. Udah aku kasih pekerjaan nolak mulu ya udah banyak yang kesel sama Ente dan nyari orang lain. Mana sekarang yang lagi naik daun itu grup dari Al Hikam, Gus. Banyak yang minta Gus Zayyan. Sayang, Gus Zayyan gak mau. Jadi yang maju para santrinya. Tapi bagus penampilannya mana pada masih muda, masih single ya orang milihnya mereka lah, Gus, bukan Ente!" terang Fahrul, sahabat sekaligus rekan kerja Akhtar.

"Ck! Masa gak ada satu pun? Sebulan ini loh, Rul? Masa gak ada yang minta aku?"

"Suwer, Gus. Emang gak ada!"

"Kok bisa?"

"Lah, Ente gimana sih Gus! Ente kan tahu jawabannya."

"Iya sih. Tapi masa kamu gak bisa usahain gitu buat aku?"

"Udah ane tawarin, Gus. Ane kan promotor dan perlu duit ya ane tawarin lah semua orang. Tapi ya maaf Gus, ane kan berusaha memberikan pelayanan maksimal ya ane manut yang diminta konsumen dong. Mereka mintanya yang lain bukan Ente, gimana dong Gus? Masa ane maksa pakai Ente. Rugi ane."

"Agh! Sial! Ya kolab lah, gak papa upahnya gak kayak biasa."

"Gak janji, Gus. Tapi ane usahakan."

"Baiklah. Makasih, Rul."

"Sama-sama, Gus."

"Oh ya Gus, kenapa gak minta tolong keluarga Ente aja?"

"Ente kan tahu jawabannya."

"Hehehe, ya gimana lagi Gus. Sabar ya Gus."

"Iya. Tapi tolong lah aku cariin kerjaan."

"Iya Gus. Ane usahain."

Jodoh Untuk Pak Komting! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang