Sena tak bisa melukiskan rasa bahagianya. Bisa melepaskan diri dari calon yang ... sudahlah gak usah dibahas dan bisa kembali dekat dengan gurunya itu kebahagiaan tersendiri. Meski Sena menyayangi umi kandungnya, tapi dengan Umi Shakeena, Sena selalu menemukan ketenangan. Pokoknya begitu.
Shiren yang mengetahui sang kakak akan ditugaskan di Temanggung merasa kesal. Meski Sena baik, tapi Shiren memang selalu merasa iri dengan kakak sepupunya itu. Pintar, keluarga lengkap dan disayang sama semua orang. Sementara dia? Mau bagaimana pun dia berusaha, semua orang selalu menganggap Sena lebih unggul dari Shiren. Dan itu kadang membangkitkan jiwa iri dengki di hati Shiren. Seperti saat ini.
Umi Shakeena menyuruh Sena bertugas di Temanggung. Ini mengisyaratkan Sena memang spesial bagi salah satu menantu Singa Garang. Ada banyak alumni yang pintar dan bukan anak kyai, tapi Umi Shakeena malah menugaskan Sena. Padahal kan Sena juga sibuk dengan tugas di An-Nur.
"Mbak jadi ngabdi di Temanggung?"
"Iya jadi."
"An-Nur gimana?"
"Ada banyak orang yang ngurus. Dek Latif anaknya Tante Fathia sudah lulus. Udah matur mau ikutan bantu kok. Dek Zaidan anak Tante Alya malah sudah membantu dari setahun yang lalu."
"Oh! Emang Mbak bakalan betah di sana? Katanya, Az-Zikr cukup melosok, sinyal agak susah, terus pondoknya masih kecil. Paling total santrinya cuma seratus atau dua ratusan doang."
"Malah bagus. Lagian baru dua tahun berdiri, dapat segitu udah alhamdulillah."
"Tapi tempatnya melosok."
"Gak papa, wong dari cerita Umi Keena, awalnya Abah cuma ngajar seminggu sekali di sana. Berjuang selama empat tahunan. Begitu terus hingga makin hari muridnya makin banyak dan akhirnya dua tahun yang lalu baru dibikinkan pondok dengan nama Az-Zikr. Karena memang memfokuskan untuk para pemula dan yang khusus mau hapalan Al Qur'an yang butuh ketenagan. Makanya bangun di sana. Sekaligus katanya untuk ungkapan sayang buat mendiang abah dari Umi Keena."
Sena berkata sambil menata barang-barangnya di lemari. Rencananya, dia akan ada di Al Hikam dulu dan baru akan ke Temanggung, seminggu atau dua minggu kemudian.
"Kamu mau ikut?" Sena menawari sang adik sepupu.
"Gak deh. Lagian buat apa ke sana. Shiren bukan hafizah. Emang Mbak Sena?" Ada nada sinis yang bisa Sena tangkap dalam suara sepupunya. Tapi Sena memilih tak ambil hati.
"Ya dilancarin hapalannya, biar lanyah. Gak apal juga gak papa, penting sering mbaca terus dan mengamalkan isinya. Mau ya ikut mbak."
"Males ah, tempatnya masih ndesa banget."
Sena tak lagi memaksa. Dia memilih kembali menata baju. Shiren justru malah membahas tentang calon suami gagal dari Sena.
"Mbak beneran gak jadi lanjut sama Gus Akhtar?"
Sena menghentikan aksi beberesnya, dia menoleh pada Shiren, lalu menggeleng.
"Gak menyesal nanti, Mbak? Gus Akhtar kan, terkenal. Ganteng juga."
"Insya Allah, enggak."
"Tapi banyak yang menyayangkan loh, Mbak. Kenapa kalian gak lanjut aja?"
Sena tak menanggapi karena dia tak yakin banyak yang sedih dia gak jadi nikah sama Gus Akhtar. Paling yang sedih keluarga inti Gus Akhtar terutama Bu Nyai Zulfalah, sementara para pengagum Gus Akhtar malah pada seneng.
Aminah dan Lutfia sudah memberitahukan komentar para netizen yang budiman pada Sena. Tanggapan Sena sendiri hanya senyum tipis membuat duo sahabatnya kesal. Maksud hati mau ghibah malah mendesah pasrah. Mana ada Sena jadi tukang ghibah. Tukang ngalah lah iya.
![](https://img.wattpad.com/cover/355057620-288-k774002.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Untuk Pak Komting!
RomanceKeenan Ravindra Al Kaivan adalah putra tertua dari pasangan Abri-Shakeena sekaligus cucu tertua dari pasangan Azzam-Caca. Sebagai yang paling tua, Ken panggilan dari Keenan mendapat julukan sebagai Pak Komting. Di usianya yang kini menginjak dua pu...