"Pak Komting!"
Keenan berbalik ketika ada seseorang yang memanggil namanya. Keenan tersenyum lalu berjalan mendekat ke arah gadis berusia dua puluh tahun yang juga mendekat ke arahnya.
"Assalamu'alaikum, Pak Komting. Anda sehat?"
"Wa'alaikumsalam. Aku sehat, kamu gimana Chi? Masih waras kan?"
Gadis berusia dua puluh tahun bernama Chira Althafunisa tertawa.
"Alhamdulilah, masih waras, Pak!"
"Hahaha." Keenan tertawa lepas. Tawa yang jarang dia tunjukkan untuk khalayak umum.
"Masuk, Chi."
Chira mengangguk. Dia lalu mengikuti langkah Keenan menuju ke rumah sang kakek. Kedua pasangan kakek dan nenek singa tersenyum lebar. Nenek Caca bahkan sampai menjerit begitu melihat cucunya.
"Nelly assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam, Chira!" pekik Nenek Caca.
Pasangan cucu dan nenek saling berpelukan. Tak lupa Chira mencium tangan neneknya takdim. Dari sang nenek Chira menyalami kakeknya.
"Kelly, assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam. Cucuku!" Kakek Azzam mengusap kepala Chira penuh sayang.
Chira melongok ke kiri dan kanan. "Abah sama Umi mana?"
"Lagi ke Jogja, Abri ada urusan pekerjaan di sana. Salah satu teman Abri mau bikin rumah, maunya didesain sama dia. Dan kamu paham lah, tingkah pakdhe kamu semua. Kalau kemana-mana istri harus ikut."
Chira tertawa lalu menutup mulut. Tentu saja dia paham tingkah Pakdhe Aslan, Uncle Attar dan abahnya sendiri. Kalau ada acara dinas luar, para istri harus mendampingi.
"Nggih, Kek. Chira paham. Hihihi. Cuma Chira mikir, ntar Mas Ken bisa dapat adik lagi," goda Chira lalu melirik Kakak Angkatnya yang sangat santai sedang duduk di sofa.
"Gak masalah, sudah biasa jadi pengasuh bayi sama piyik."
"Hihihi." Chira terkikik dengan ucapan Keenan, lalu dia menoleh pada Nenek Caca yang kini berbicara.
"Budhe kamu semua, sama umi kamu sudah dipalang. Pada gak mau nambah lagi. Sudah cukup katanya. Anaknya banyak."
"Hehehe, iya sih Nek."
"Paling Nenek berharap dapetnya cicit. Sayang yang harusnya ngasih Nenek cicit masih asik jomblo," ledek Nenek Caca lalu melirik penuh arti pada cucu pertamanya.
Chira kembali tertawa. Dia dan kedua neneknya duduk di sofa panjang dengan Chira berada di tengah kakek dan neneknya.
"Tuh, Pak Kom. Ndang bojo."
"Sama kamu, mau? Kalau kamu mau cus, besok kita nikah?" balas Keenan menggoda Chira.
"Kyaaaa, dan harus hidup seumur hidup dengan pria seperti Anda? Oh tidak! Mending aku nikah sama pria pendiam tapi sabar yang nemu di jalan aja. Setidaknya udah jelas lah kewarasan dia. Sementara situ? Amit-amit."
"Halah, mendingan aku lah. Spek kayak aku bisa kamu dapatin dari cowok mana coba? Aku ini banyak plusnya, udah cerdas, ganteng, dan ... yang utama udah pinter nyari duit. Belum tentu cowok lain kayak aku," ucap Keenan penuh kesombongan.
Chira mencibir, "Iya plusnya banyak, minusnya juga banyak, egois, kaku, maunya menang sendiri, suka ngatur, suka pamer, sombong, songong ...." Chira terus menyebutkan semua kekurangan Keenan. Keenan hanya mendengarkan tanpa menyanggah.
"Chira yakin gak akan ada satu wanita pun yang mau sama Mas Ken, soalnya ...."
"Mas ganteng," celetuk Ken.
![](https://img.wattpad.com/cover/355057620-288-k774002.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Untuk Pak Komting!
RomanceKeenan Ravindra Al Kaivan adalah putra tertua dari pasangan Abri-Shakeena sekaligus cucu tertua dari pasangan Azzam-Caca. Sebagai yang paling tua, Ken panggilan dari Keenan mendapat julukan sebagai Pak Komting. Di usianya yang kini menginjak dua pu...