***
"Jadi kapan kau akan berbaik hati mengabari Hyun-Jin dan Taehyung tentang keberadaanku?" Hyun-Ra memulai obrolan dengan pertanyaan itu ketika mereka sudah duduk berseberangan di dalam gazebo. Padahal Kyuhyun sudah menyiapkan tempat untuk Hyun-Ra tepat di hadapannya, namun tampaknya Hyun-Ra masih enggan untuk terlalu dekat dengannya.
Kyuhyun menutup laptopnya dan menyingkirkan benda itu ke ujung meja. Ia menatap kecantikan Hyun-Ra di sana sambil sejenak memikirkan jawaban.
"Jujur, sebenarnya aku sama sekali tidak berniat memberitahu mereka tentang keberadaanmu. Tapi ini karena aku punya alasan." Ia segera menjelaskan ketika melihat mimik Hyun-Ra seperti akan memprotes. "Pertama," lanjutnya cepat-cepat. "Aku khawatir jika aku memberitahu mereka, pemuda sialan yang mengaku tunanganmu itu akan menyusul kemari dan merusak suasana tentram yang ada."
"Dia memang tunanganku!"
"Aku tidak pernah menganggapnya begitu."
"Terserah kau saja!"
"Karena kalau suasana sudah berantakan hanya karena kehadirannya, itu akan berpengaruh pada mood Ye-Jun dan pasti akan memperlambat proses pemulihannya. Aku tidak mau laki-laki bau kencur itu memperparah sakit anakku."
"Jangan sebut dia bau kencur!"
"Dan alasan kedua," lanjut Kyuhyun, tak mau menanggapi pembelaan Hyun-Ra tentang Taehyung. "Aku tidak mau saat mereka sudah tahu, mereka akan merecoki kedamaian rumah ini dengan telpan-telponnya yang sangat mengganggu. Tanpa mereka perlu mengkhawatirkanmu berlebihan, aku pasti akan menjagamu disini. Banyak drama yang bakal terjadi jika sampai mereka tahu posisi kita sekarang, dan aku sedang malas untuk berdrama-drama."
"Tapi setidaknya biarkan mereka tahu kalau aku ada di tempat yang aman, Kyu!"
"Tetap saja itu beresiko. Pikiranmu bisa kacau oleh recokan mereka dan konsentrasimu dalam merawat Ye-Jun bisa pecah. Aku tidak mau menanggung resiko apapun."
"Alasanmu benar-benar gila! Tidak masuk akal!"
"Tentu saja ini masuk akal. Karena aku tidak tahu hal menyebalkan apa yang bisa mereka lakukan. Ini semua demi anak kita, Hyun-Ra, pikirkan perasaan Ye-Jun. Setidaknya tunggulah sampai kondisi Ye-Jun tidak terlalu mengkhawatirkan."
Hyun-Ra bersandar lemas di dinding kayu belakangnya, kesal dengan penjelasan Kyuhyun. Jangan bilang kalau pria itu berniat menjebaknya di tempat ini? Itu benar-benar keterlaluan!
"Dan yang terpenting juga," tambah Kyuhyun lagi. "Aku tidak ingin kepura-puraan kita di depan Eomma terbongkar begitu saja. Kau tidak lupa 'kan tentang kesepakatan kita untuk menjaga emosi Eomma?"
"Cho Kyuhyun, sebenarnya kau ingin membuatku gila atau bagaimana, sih?! Aku jadi seperti makan buah simalakama, tahu nggak!"
"Makan ini saja." Kyuhyun mengangkat toples camilan yang tadi Hyun-Ra bawa sambil mengulum senyum. "Ini lebih enak dari buah simalakama."
"Makan sendiri!!"
Kyuhyun tak mampu menahan tawa hingga akhirnya menyembur juga. Bisa-bisanya perempuan ini begitu menggemaskan disaat lagi marah. Tuhan pasti sedang tersenyum ketika menciptakannya.
Kyuhyun kemudian bangkit, berjalan ke tempat Hyun-Ra lalu duduk tepat di hadapan perempuan itu. Tubuh Hyun-Ra sedikit tegang dengan kedekatan itu, dari pergerakan tubuhnya perempuan itu seperti hendak bergeser menjauh, namun cepat-cepat Kyuhyun meraih tangannya.
"Kurasa kita harus bicara lebih dalam lagi, Hyun-Ra, dari hati ke hati, dengan lebih tenang dan nyaman."
Hyun-Ra menelan ludah. "A-apa lagi yang harus dibicarakan?" Ia berniat melepas genggaman Kyuhyun tetapi pria itu menahan. "Bukankah semua sudah pernah dibahas? Jadi menurutku kita tidak perlu lagi— "

KAMU SEDANG MEMBACA
After Five Years
RomanceKisah kasih klasik Tentang cinta segitiga yang berujung derita Tentang perasaan ingin bersama yang terhalang luka Tentang sebuah penyesalan yang tak mendapat belas kasihan A Novel by ChoWirfania