54 ~ PUTIH

372 41 2
                                    

Malam yang ramai dengan ritual telah berlalu, tergantikan pagi yang dingin setelah di guyur hujan

Lintang bergegas bangun meninggalkan Candra di atas tempat tidur

ia ingin pergi ke arah sungai untuk buang air kecil

saat menuruni anak tangga ia secara hati-hati berjalan, tak di duga Lintang berpapasan dengan suaminya yang di gendong Surya menuju ke atas

"a-apa yang terjadi tadi malam?"

Lintang bergegas ikut memapah Dirgantara menuju rumah atas

dapat tercium bau alkohol yang menyengat dari suaminya itu

'BERAT!'

itu yang Lintang rasakan saat badan Dirgantara menempel di atas pundaknya

melihat gelagat Lintang, Surya segera mendorong Lintang menjauh

"aku ingin membantu"

lagi-lagi Suya tak menjawab, ia meneruskan tujuannya

Lintang tak mendapat respon, mengambil kembali tangan suaminya, tapi langsung di tepis oleh Surya

"ada apa? aku akan ikut membantu"

Surya yang kesabarannya sudah di batasnya membentak Lintang dengan suaranya yang serak tanpa kata-kata

"HRA!!! HAAAA! HAAAA!"

Lintang terkejut mendengar suara Surya yang menakutkan, ia terpaku di tempat

Surya mendengus kesal lalu pergi meninggalkan Lintang

dalam pikirannya Lintang masih berpikir dengan apa yang terjadi tadi malam hingga Surya kehilangan suaranya

...

di tempat lain, tepatnya rumah Koi tergeletak Timin yang tertidur pulas di kasur pojok ruangan, sedangkan di kasur utama, Umbara bangun

Umbara melihat kesamping, Koi masih tertidur dengan mendengkur keras memeluk dirinya

sekuat tenaga Umbara melepaskan pelukan itu

setelah terlepas, ia melihat bagian perutnya yang terdapat memar, karena di peluk terlalu kencang

"sialan, sekarang perutku memar"

untuk membuat rileks tubuhnya, Umbara memilih untuk pergi ke bawah pohon sekalian jalan-jalan, meskipun hari belum terlalu pagi

di pertengahan jalan ia melihat Lintang yang murung sendirian di tepi jalan

Umbara agak jengkel, karena itu sedikit mengganggu, jadi ia memutuskan untuk kembali lagi rumah milik Koi

...

deeburan ombak di desa tepi pantai terdengar merdu di teliga, tak ada gangguan dari para anak dewa yang datang karena para zombie menghindari air sedangkan para duyung menghindari daratan

sekelompok orang berpakaian serba putih dan abu-abu yang modern sedang berjalan di pasir pantai dengan sepatu  bot super tebal berwarna hitam

beberapa robot besar dan kecil mengikuti dengan desain kaki seperti roda tank yang memungkinkan mereka berjalan di segala medan ada beberapa robot terbang dan beberapa robot Android berwujud manusia

Rangga dan Atri dua orang manusia yang memimpin perjalanan mereka mendapatkan pesan dari kacamata mereka hanya dengan menggerakkan tangan sebuah layar keyboard yang bisa di lihat dari kacamata muncul untuk membalas pesan

Atri melihat di laut yang sekarang sedang kedatangan sebuah kapal putih berukuran besar berada di tengah laut

"Rangga, sepertinya perjalanan ini akan memakan lebih banyak waktu, tidak seperti para senior kita"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terjebak di Waktu yang berbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang