part 19

230 36 0
                                    

Keenan kaget ketika sedang berjalan, ia melihat ramya bersama azellia dan lainnya. Ramya bersembunyi dibalik azellia karena tatapan tajam kakaknya.

"Rara, kamu ngapain di sini?". Tanya Keenan dengan tatapan tajamnya.

"Jangan marahin rara nan". Pinta azellia melihat amarah keenan.

"Aku cuma nanya zel". Ucap keenan sedikit mengurangi volume suaranya.

"Rara kesini sama papa kok kak, kakak jangan curigaan dong sama Rara". Jawab ramya sembari memanyunkan bibirnya.

"Beneran? Emang papa ngapain kesini? Kamu ngapain ikut sih dek". Tanya keenan lagi khawatir.

"Papa ada urusan sama kepsek dan ramya mau ikut, yaudah papa iyain Rara ikutlah". Jawab ramya.

"Pasti alasan kamu ketemu azel kan makanya papa ijinin". Entah mengapa keenan seperti tak suka jika ramya pergi ke sekolah karena alasan bertemu azellia. Azellia merasa aneh, rochelle dan yeona yang ikut pun bingung. Pricia sudah pergi sebelum bertemu keenan karena ada urusan.

"Ya emang kenapa? Rara cuma mau main ke sekolah ini, cuma mau ketemu temen-temen aja kok". Jawab ramya.

"Tapi kamu sakit dek, kamu tuh perlu istirahat kamu masih pemulihan". Ucap keenan. Azellia, rochelle dan yeona tidak enak berada diantara dua saudara itu.

"Sakit, sakit dan sakit mulu. Emang orang penyakitan gak boleh jalan gitu? Kakak juga selalu janjiin mau ajak jalan tapi gak pernah ditepatin. Rara juga butuh hiburan kak, cuma sebentar doang itupun sama papa". Balas ramya membuat azellia mengelus punggungnya agar tenang.

"Kakak begini karna gak mau kamu sakit dek, kakak gak mau kehilangan kamu". Ucap keenan membuat semuanya terdiam.

"Trus kakak mau rara dikurung terus? Rara gak punya temen? Rara gak bisa nikmati hidup kayak orang lain? Trus kapan rara bisa lakuin itu kak, kakak juga gak tau kan". Kata ramya membuat semuanya mematung. Air mata ramya juga hampir terjatuh. Padahal ia ingin menikmati hari itu bersama teman barunya namun seketika hancur. Ia mengusap mata yang airnya hampir terjatuh dan pergi meninggalkan mereka.

"Rara". Panggil azellia. Keenan mematung tak ada tenaga untuk mengejarnya.

"Keenan, aku harap kamu sama Rara baik-baik aja. Dengarkan dia sebentar aja, aku tau dia sakit tapi kebahagiaannya juga perlu". Ucap azellia sebelum akhirnya ia berlari mengejar ramya. Keenan masih mematung di sana.

***
Pricia yang dari kantor hendak masuk ke dalam toilet. Namun ia hampir saja menabrak seseorang.

"Kalo jalan liat-liat". Ucap seseorang yang ternyata ruby.

"Sorry". Kata pricia membuat ruby memicingkan matanya. Setelah kejadian di rumah sakit itu, mereka menjadi dingin. Ruby pun hendak pergi dari sana.

"Tunggu". Pinta pricia membuat ruby berhenti.

"Kenapa? Lu mau bilang gue masih salah ngasih tau tempat kabur sama cyara". Pikir ruby.

"Udah sih, ngapain dibahas-bahas mulu masalah itu? Kalo kamu gak salah yaudah". Kesal pricia.

"Aku cuma mau minta maaf udah salah paham sama kamu". Ucap pricia meminta maaf karena telah salah paham pada ruby.

"Kenapa gak dari kemarin lu nyadarnya?". Balas ruby membuat pricia kaget.

"Aku kemarin kebawa emosi dan gak bisa ngontrol. Makanya aku sekarang mau minta maaf sama kamu". Ucap pricia.

"Ya, gue maafin". Jawab ruby kemudian meninggalkan pricia. Pricia pun terlihat tidak puas dengan jawabannya.

"Bisa-bisanya ada orang nyebelin kayak dia". Kesal pricia kemudian masuk kedalam toilet.

Setelah dari toilet, pricia menuju ke kelasnya. Namun ia melihat azellia sedang melamun di dalam kelas entah apa yang dipikirkan.

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang