part 4

215 26 0
                                    

"Woi anjir mobil goblok, lu hampir nabrak temen gue". Teriak rochelle ketika seorang pengendara mobil ugal-ugalan keluar dari pekarangan sekolah. Yeona yang hendak turun dari motor listrik milik rochelle hampir saja tertabrak. Motor besar spot warna hitam pun juga nyaris tertabrak oleh mobil itu.

"Woi ini bukan jalanan milik lu, berhenti gak lu berantem ama gue". Teriak pemilik motor yang berhenti mendadak di depan gerbang sekolah. Pemilik mobil tersebut malah makin melaju mobilnya. Untung saja ia tidak tertabrak.

"Nih kalo gua tau orangnya gua suruh ganti rugi, motor gue lecet begini, untung gue gak jatuh". Kesal pemilik motor yang ternyata ruby.

Sementara rochelle dan yeona masih syok dengan kejadian yang baru saja menimpa mereka.

"Lu gak apa-apa yeon, gak ada yang ketabrak kan? Emang goblok tuh pemilik mobil, dia pikir ini jalanan gak rame apa". Kesal rochelle memeriksa keadaan yeona.

"Gak apa-apa kok ro, gue cuma kaget aja. Kaki gue gak kena kok". Jawaban yeona membuat rochelle menghela napas lega. Untung saja setelah turun yeona segera ke samping dan tak terkena mobil itu. Yeona pun berjalan menuju ke depan gerbang, karena ia melihat pemilik motor yang bersamaan dengan mereka tadi hampir keserempet mobil. Ia ingin memastikan keadaan orang itu. Rochelle pun bingung.

"Lu nyari apaan yeon? Mobil tadi?". Tanya rochelle yang sudah menuruni motornya.

"Kemana perginya motor itu? Dia gak kenapa napa kan? Kasihan banget tadi dia hampir jatuh". Batin yeona memikirkan pemotor yang hampir terjatuh akibat ulah mobil yang ugal-ugalan itu.

"Woi, kok bengong gue nanya nih". Tanya rochelle.

"Nggak kok ro, gue pikir mobil gue udah mau nyampe". Alasan yeona. Ia tak perlu menjelaskan lagi pada rochelle.

"Sabar aja, ntar juga nyampe kok". Ucap rochelle menenangkan.

***
Sesampainya di rumah, azellia pun segera membaringkan dirinya sebentar pada kasur kesayangannya. Ia sangat lelah hari itu.

"Salah banget aku masuk sekolah orang kaya, diperlakuin begini, tapi azel pasti kuat kok. Sekolah itu adalah sekolah impian azel". Ucap azellia menyemangati dirinya.

Namun, sebuah notif masuk pada ponselnya membuatnya melihat siapa yang mengirim pesan. Ternyata azellia diundang oleh temannya untuk menghadiri pesta ulang tahunnya malam nanti. Walaupun temannya ini bukan teman yang membullynya, namun ia adalah teman si pembully itu, otomatis azellia akan bertemu dengannya nanti.

"Aku pergi gak ya? Tapi kalo gak pergi nanti dia malah kecewa sama aku dia kan biasa nolongin aku, tapi dia kan temennya.., males banget ketemu dia nanti". Batin azellia. Namun akhirnya setelah berpikir panjang, ia pun akan pergi. Dia adalah teman yang sering membantu azellia saat kesusahan walaupun tidak bisa membantu azellia jika dibully.

***
Pricia yang hendak bersiap-siap untuk istirahat siang itu dikagetkan oleh ketukan pintu oleh ibunya.

"Riri!? Kamu di dalem?". Tanya ibunya kemudian masuk karena pintu kamar pricia tidak terkunci.

"Ada apa mi?". Tanya pricia dengan lembut.

"Sayang, mami dapet kabar baik buat kamu, ini mami dapet undangan buat kamu jadi model di acara besar besok siang, trus malemnya ada acara lagi, kamu mesti ikut ini". Ucap ibunya semangat namun pricia hanya menatap datar.

"Mi, besok riri ada rapat osis, trus di kelas juga ada ujian vocal, riri mau latihan dulu biar nilai riri bagus". Jawab pricia.

"Kan kamu bisa latihannya setelah selesai acaranya, lumayan kan kamu makin di kenal banyak orang".

"Mi, mami gimana sih, kan riri disuruh belajar biar bisa jadi nomor satu, kenapa mami selalu ambil job model sih". Kesal pricia.

"Kalo bisa semuanya kenapa nggak? Jadi wanita berkarir, berbakat, cantik pinter di usia muda kenapa nggak? Kamu bisa membanggakan keluarga, oma sama opa kamu pasti bangga sama kamu". Ucap ibunya membuat pricia gak mengerti apa yang ada dipikirannya.

"Tapi mami bisa gak sih satu-satu aja? Riri pusing mau ngikutin yang mana dulu".

"Kan mami udah bilang, setelah dari sekolah, kamu ikutin acara model itu, trus sorenya kita makan bareng sama pemilik acaranya, trus malemnya ngikutin acara lagi dan pulang kamu bisa latihan kan". Jelas ibunya membuat pricia menggeleng kepala.

"Trus kapan riri istirahat mi? Riri bukan robot yang bisa mami atur begini. Riri mau jadi anak sekolah biasa aja. Bahkan riri dimasukin ke sekolah jurusan vocal biar bisa ngembangin bakat, sekarang model? Mami pikir kedua bakat itu gak bikin capek?". Kesal pricia.

"Udah deh ri, kamu iyain aja perkataan mami. Mami udah atur semua masa depan kamu nantinya. Setelah lulus sekolah vocal kamu bisa kan jadi model sambil ngambil job nyanyi juga". Atur ibunya.

"Udah ya, besok kamu siap-siap apa yang mami bilang, jangan kemana mana dulu pulang sekolah". Ucap ibunya kemudian berjalan keluar. Pricia sudah tidak mengerti apa yang ada di pikiran ibunya. Ia ingin fokus belajar, namun ibunya ingin ia juga berkarir. Padahal, ia belum siap untuk itu. Ia masih butuh proses mencari jati dirinya tanpa tekanan dari orangtuanya.

"Aku stress kalo begini" kesalnya sembari menggaruk kepalanya.

***

Malam harinya, yeona hendak menemui orangtuanya yang entah kemana perginya. Ia melihat kedalam kamar, namun tak ada satupun yang terlihat. Padahal mereka sudah datang sejak tadi.

"Apa mungkin di ruang kerja?". Pikir yeona. Ia pun hendak menemui ayahnya di ruang kerjanya. Namun sepertinya ayahnya tidak bisa diganggu karena pintunya terkunci. Biasanya tidak terkunci dan yeoan akan leluasa untuk masuk.

"Kayaknya daddy lagi gak mau diganggu deh". Pikirnya. Ia pun hendak pergi ke ruang kerja ibunya. Kedua orangtuanya memang sama-sama bekerja, mereka mempunyai ruangan kerja masing-masing. Namun baru saja yeona ingin membukanya, ibunya sudah lebih dulu membuka pintu. Yeona pun kaget.

"Why, honey?". Tanya ibunya ketika melihat kedua bola mata boba anaknya.

"Hmm". Yeona bingung mau menjawab apa.

"Ada kendala di sekolah barumu, atau uang jajan kamu habis?" Tanya ibunya.

"Nggak kok mom, yeona cuma..". Jawab yeona gugup. Ia hanya ingin bermanja bersama orangtuanya. Menceritakan apapun yang terjadi hari itu atau ditanya bagaimana sekolah barunya, namun mereka terlalu sibuk.

"Kalo tidak ada yang penting, kamu ke kamar saja ya, kamu pasti capek seharian di sekolah. Nanti mommy cek uang bulanan kamu apa masih ada, nanti mommy tf kalo udah sedikit". Pinta ibunya kemudian hendak ke dapur entah mau mengambil apa. Yeona mematung, padahal ia ingin ditanya bagaimana di sekolah barunya, namun ternyata salah. Ia dengan masih mematung berjalan menuju ke kamarnya.

***
Keenan baru saja pulang. Ia berjalan menuju ke kamar milik adiknya. Sebelumnya adiknya mengirim pesan untuk dibawakan martabak manis.

"Rara, kakak bawa martabak nih". Teriak keenan yang sudah membuka pintu kamar rara. Namun sang pemilik kamar tak berada disana. Keenan mencarinya ke segala tempat namun tidak menemukan adiknya.

"Rara, kamu dimana dek". Tanya Keenan lagi namun tak ada respon apa-apa. Keenan pun panik hingga menelpon semua orang yang bisa dimintai pertanyaan.

***

Ini udah sore dan baru up🤭sorry😁

Salam dari keenan kakak rara🤭

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang