Sesampainya dirumah, azellia hendak turun dari motor milik ruby.
"Makasih ya". Ucap azellia pada ruby.
"Ya lu turun dulu baru ngomong". Pinta ruby karena azellia seperti terburu buru berbicara.
"Kamu nanti main pergi aja kayak waktu itu, nanti aku gak bilang makasih lagi". Kata azellia mengingat kejadian malam itu.
"Kan itu dulu, sekarang beda lagi. Kemarin gue gak sengaja nolong lu, sekarang gue sengaja karna gue liat lu gak aman". Ucap ruby membuat azellia kaget.
"Hah? Maksudnya gimana?". Tanya azellia tak mengerti.
"Dahlah gak penting, gue mau pulang aja". Ucap ruby tak sanggup untuk menjelaskan lagi.
"Iya deh, Hati-hati ya ruru". Ucap azellia membuat ruby menatap tajam.
"Panggil gue ruru lagi, gue tabok lu ya". Ucapan ruby membuat azellia tertawa. Seharusnya ia takut tapi entah mengapa azellia tertawa jika ruby kesal. Ruby segera pergi dari sana. Azellia pun hendak masuk kedalam rumahnya. Namun belum sampai di pintu, ayahnya sudah datang.
"Azel kamu pulang sama siapa? Kamu gapapa kan sayang". Tanya ayahnya sembari memeriksa keadaan putrinya.
"Maafin ayah tadi pulang telat karena ada kerjaan tambahan". Lanjut ayahnya. Azellia menatap wajah panik ayahnya.
"Azel sekarang gapapa kan ayah? Azel udah sampe rumah, gapapa kok". Ucap azellia menenangkan ayahnya membuat ayahnya tenang.
"Trus kamu dianter sama siapa. Tadi ayah liat ada motor cowok di depan rumah. Kamu dianterin sama cowok ya". Pikir ayahnya membuat azellia kaget.
"Bukan ayah, itu temen azel kok dan itu cewek bukan cowok". Jawab azellia.
"Masa sih, tapi ayah liatnya cowok loh naik motor gede". Ucap ayahnya tak percaya.
"Cewek kok ayah, namanya ruby, dia emang agak swag gayanya dan jago beladiri makanya kayak cowok". Kata azellia membuat ayahnya mengerti.
"Pantesan ya, tapi keren loh cewek bawa motor walaupun kalo ayah punya anak cewek begitu, ayah pasti khawatir keselamatannya di jalan". Ucap ayah azellia.
"Yaudah, ayo masuk, azel masakin masakan kesukaan ayah". Ajak azellia hendak memasak untuk ayahnya karena ibunya mengabari jika ia sedang keluar karena ada urusan sehingga tak sempat memasak.
***
"Riri honey, sini deh, mami dapat kabar bahagia". Panggil ibunya membuat pricia yang sudah selesai makan siang pun segera menghampirinya."Apa mi?". Tanya pricia penasaran.
"Tau gak kamu lolos seleksi top model. Ini itu kalo kamu menang lagi bakal diundang ke luar negeri". Ucap ibunya membuat pricia kaget dan memasang sedikit senyum.
"Maka dari itu kamu perlu banyak latihan". Pinta ibunya.
"Mami bangga sama kamu riri". Tambah ibunya sembari mengecup keningnya.
"Tapi mi, riri nanti ngurus temen riri yang masuk lomba vocal antar sekolah. Riri jadi panitianya. Emang bisa ya latihan?". Ucap pricia lagi. Ia baru saja di panggil untuk menjadi panitia lomba vocal antar sekolah dan ia ragu jika harus latihan model juga.
"Itu bisa diatur, mami akan bawa guru model kesini buat bantuin kamu latihan". Ucap ibunya.
"Mami telpon sekarang juga guru model itu pasti dateng, kamu tenang aja". Tambah ibunya.
"Yaudah, kamu semangat ya latihannya". Ucap ibunya kemudian meninggalkan pricia dengan seribu pertanyaan di otaknya. Ia tak mengerti dengan jalan pikiran ibunya. Pricia menggeleng kepalanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny
Roman pour Adolescents[Luka yang berbeda] "kalo ada bunda, lo gak akan bisa nyakitin gue" -Ruby Aletta "aku hanya manusia biasa, aku juga butuh kebebasan, aku ingin menjadi diri sendiri. bisakah aku beristirahat sebentar saja?" -Pricia Olivia "memiliki prestasi yang ting...