part 5

182 24 3
                                    

Keenan sudah lelah mencari adiknya di seluruh ruangan di rumahnya.

"Gak mungkin sih dia keluar, tapi kalo beneran, bahaya sih". Ucapnya sangat mencemaskan adiknya itu. Ia takut terjadi sesuatu pada adiknya. Namun, sesuatu terjatuh mengenai kepalanya. Sebuah biji mangga. Di dekat rumahnya memang ada pohon mangga yang buahnya sangat banyak.

"Apaan nih kena kepala gue". Tanyanya kemudian melihat ke arah biji mangga itu. Ternyata...

"Rara? Ngapain kamu disitu dek, ya ampun dari tadi kakak nyariin loh". Ternyata Ramya yang tengah memanjat pohon mangga. Ramya hanya tersenyum tak merasa bersalah.

"Eh kak Keenan ternyata bisa nemuin Rara". Ucapnya sembari terkekeh.

"Turun dek nanti jatuh". Pinta Keenan pada adiknya. Ramya pun segera turun.
"Kamu ngapain sih manjat manjat malem malem gini, kamu tau kan udara luar tuh gak baik buat kamu". Tanya keenan yang khawatir dengan adiknya itu.

"Tadi adek lagi main sama pompom, malah lari ke pohon makanya aku manjat buat nyelamatin dia, eh pas sampe dia malah ninggalin, yaudah aku makan mangga aja mumpung buahnya lagi banyak". Jelas Ramya membuat keenan menggeleng kepala. Tidak apa apa jika Ramya menikmati waktunya bermain, namun ia takut adiknya kenapa napa.

"Lain kali kalo mau ambil kucing tuh minta tolong sama bibi, satpam atau gak siapa kek disitu masa kamu yang manjat". Ucap keenan.

"Semuanya gak ada disini, semuanya ninggalin rara makanya Rara sendiri yang pergi". Kata ramya. Mereka pun masuk kedalam karena sudah malam.

***

Azellia yang sudah bersiap siap pun segera menuju ke ulang tahun temannya. Ia dijemput oleh temannya.

"Hati-hati ya zel, jangan kemaleman pulangnya". Ucap ibunya saat azellia berpamitan.

"Iya buna, azel permisi dulu". Pamit azel pada ibunya.

Azellia pun sampai di tempat ulang tahun temannya. Walaupun dengan dress seadanya, azellia terlihat sangat cantik. Terlihat teman yang selalu membullynya di sekolah berada disana. Azellia kaget namun berusaha untuk biasa saja. Namun teman pembully itu terus menatap azellia dengan tatapan aneh. Ia pun berusaha menutupinya dengan mengobrol dengan teman yang ulang tahun itu.

Tak terasa waktu menunjukkan jika azel harus pulang. Ia pun segera keluar dari pesta tersebut, apalagi ia melihat pestanya sudah tidak baik untuknya, teman-temannya malah menikmati pesta dengan minuman alkohol. Teman perempuan yang mengantarnya pun juga ikutan, ia takut mendekat. Ia segera keluar mencari taksi untuk pulang.

"Kira-kira masih ada gak ya taksi jam segini, takut banget aku nyuruh dia lagi mabuk". Batin azellia. Namun, seorang teman lelaki azellia menghampirinya membuat azellia kaget.

"Lu pulangnya sama siapa zel". Tanyanya.

"Hmm, aku lagi nungguin taksi". Jawab azellia pelan karena ia melihat teman lelakinya ini seperti sedang mabuk.

"Lu mending pulang bareng gue, gue lagi mau pulang, yuk". Ajaknya sembari hendak menarik lengan azellia namun azellia menepisnya.

"Gak usah, aku bisa sendiri kok pulang nya, makasih tawarannya". Tolak azellia.

"Ayolah, lu nanti dicariin emak lu, gue gak ngapa-ngapain kok". Ajaknya lagi membuat azellia berpikir. Ia melihat teman lelakinya ini terlihat tidak begitu mabuk dan pernah membantunya di sekolah.

"Tenang aja, gue gak ikutan minum kok, gue gak mabuk". Lanjutnya karena azellia berpikir keras. Azellia pun ikut dengan teman lelakinya ini menuju ke mobil walaupun dengan keraguan. Ia takut ibunya khawatir jika ia terlambat pulang atau bertemu dengan si pembully itu.

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang