part 8

158 24 2
                                    

Kedua mata gadis itu terbuka, ia berusaha membuka matanya melihat ruangan yang samar-samar. Ia seperti mengenal ruangan itu namun tidak bisa mengetahui ruangan apa yang ia lihat. Matanya kembali melihat ke arah dua orang yang sedari tadi memperhatikannya. Ia mulai membuka matanya pelan memastikan siapa yang ia lihat itu.

"Kalian siapa?". Tanya gadis yang ternyata adalah azellia. Ia langsung bertanya kepada dua orang yang masih asing ia lihat.

"Hm, gue yeona dan ini roro, kita adik kelas yang bantuin kakak". Jawab yeona menjelaskan diri mereka.

"Iya, kita tau kakak itu kakak kelas dari temen yang lain". Lanjut rochelle. Azellia berusaha mengingat sembari memegangi kepalanya yang sakit.

"Beneran anak rapper itu problematik banget, emang terkenal pembully". Kesal rochelle membuat yeona menatapnya tajam.

"Kak azel belum pulih ro, lu kok bilang gitu sih". Ucap yeona membuat rochelle menutup mulutnya. Setelah adanya yeona, rochelle merasa ada kakak yang menasehati jika mulutnya tak bisa dijaga. Tiba-tiba azellia menangis membuat merasa panik.

"Hiks, aku yang jahat, aku pantes dapetin ini semua, hiks". Ucap azellia membuat keduanya panik.

"Eh jangan bilang gitu kak, kakak gak salah, mau gimana pun pembullyan gak bisa diwajarkan. Ini udah tindak kekerasan namanya". Kata yeona menenangkan azellia yang masih menangis.

"Bener, mending kakak istirahat jangan dipikirin lagi". Lanjut rochelle, namun tak bisa membuat azellia berhenti. Ia meluapkan semua yang selama ini dipendamnya. Mereka berdua tak tahu harus berbuat apa selain menenangkan azellia, apalagi mereka canggung berhadapan dengan seorang senior.

"Ada apa ini?!". Tanya seorang osis yang masuk setelah mendengar suara tangisan azellia. Mereka semua sedang berada di sebuah uks yang cukup mewah dan besar. Mereka berdua tidak tau mau menjawab apa lagi, seorang osis tersebut segera menghampiri azellia.

"Udah, jangan nangis lagi kamu gak sendirian kok, kita ada disini". Ucap seorang osis yang ternyata pricia. Ia memang ditugaskan untuk selalu memantau bagian uks dan bk. Ia juga merupakan wakil ketua osis dan seorang ketua seluruh siswi di sekolah itu. Jika ada sesuatu yang ingin disampaikan, maka pricia yang akan mewakili mereka semua berbicara kepada guru. Langsung saja pricia menenangkannya dengan memeluk azellia yang masih berbaring.

"Aku jahat, aku pantes dapet ini semua". Ucap azellia lagi sembari menangis.

"Gak boleh bilang begitu, tenangin diri kamu, kamu jangan nangis lagi". Pinta pricia membuat azellia sedikit tenang karena pelukannya.

"Kalian yang udah bawa dia kesini?". Tanya pricia pada yeona dan rochelle.

"Hm iya kak kita yang bawa". Jawab rochelle.

"Makasih ya, sepertinya ini adalah pembullyan lama yang baru terungkap sekarang, kalian hebat bisa bawa dia kesini". Ucap pricia pada keduanya.

"Tadi gak sengaja liat kak azel di belakang pintu gudang soalnya pintunya kebuka makanya gue buka". Jelas yeona yang melihat azellia terbaring lemah di belakang pintu gudang yang sangat gelap. Pricia segera membaringkan tubuh azellia agar ia istirahat.

"Maaf kak, ini gak bisa dibiarin, pembullyan itu gak boleh". Tambah rochelle yang geram karena kejadian itu.

"Saya dan pengurus bk sudah mengusut kasus bully di sekolah ini dari minggu kemarin, tapi susah karena mereka dari kalangan yang ditakuti di sekolah ini, semoga saja tim bk bisa lebih tegas lagi sama kasus ini". Jelas pricia. Azellia sudah tertidur karena pengaruh obat penenangnya. Mereka berdua hanya mengangguk paham mendengarnya

"Yaudah kak kalo begitu kita mau ke kelas dulu soalnya udah bel masuk, kak azel juga udah istirahat". Pamit rochelle pada pricia disana. Pricia masih saja menemani azellia yang beristirahat.

"Kasihan banget kak azel bisa begitu, gue yakin dia tadinya berusaha buka pintu sekuat tenaga sampe tangannya luka". Pikir yeona pada rochelle. Sepertinya azellia berusaha membuka pintu yang terkunci sehingga tangannya terluka.

"Ihh kalo gue digituin gue akan jambak-jambak mukanya, bisa-bisanya dia perlakuin orang kek gitu". Kesal rochelle.

"Ihh semoga nggak lah". Ucap yeona

"Yeon,ayo cepet keknya kelas kita udah belajar". Ajak rochelle ketika melihat seorang guru sudah berada di dalam kelasnya.

***

"Aku boleh minta tolong gak?". Tanya azellia yang kini sudah sadar. Ia duduk dengan sandar dengan bantalnya. Pricia yang masih menemaninya pun menoleh.

"Tolong ya jangan bilang ke orangtuaku masalah ini, aku gak mau mereka tau ini". Ucap azellia tak ingin kedua orangtuanya khawatir padanya.

"Tapi mereka berhak tau, mengingat kamu punya luka di bagian pipi". Kata pricia.

"Nggak, aku mohon jangan bilang ke mereka, luka ini bisa aku tutupi dengan rambut kok". Lanjut azellia dibalas anggukan pricia.

"Untuk saat ini, kamu di kelasku aja sampai keadaan bener-bener membaik, kalo kamu nyaman di kelasku juga gak apa-apa aku bisa ngurus perpindahan jurusan kamu". Ucap pricia.

"Hm, tapi..". Kata azellia menggantung.

"Tenang aja, kalo kamu butuh bantuan bisa bilang ke aku aja, aku adalah wakil buat para siswi menyampaikan keluh kesahnya". Ucap pricia.

"Masalah vokal, aku akan ajarin kamu vokal, yang terpenting keselamatan kamu". Lanjut pricia karena ia mengerti jika kemampuan azellia hanyalah rapper.

"Emangnya ada beasiswa jurusan vokal
buat kelas bawah seperti aku?". Ucapan itu membuat pricia menoleh kaget. Ia baru saja mengetahui itu.

"Hm.. Itu gampang kok, kamu tenang aja". Tambah pricia.

"Yaudah, kamu istirahat ya, aku mau keluar dulu, kalo ada yang kamu butuhkan, ada telpon disana yang terhubung ke ruang bk dan ruang guru". Ucap pricia menjelaskan.

"Iya, makasih ya riri". Kata azellia membuat pricia tersenyum dan keluar dari ruang uks itu.

***
Pulang sekolah, pricia berjalan keluar dari kelasnya.

"Ri, lu ada waktu gak nanti?". Tanya seorang teman yang menghampirinya.

"Iya ihh, ke mall kek gitu nanti jalan-jalan. Jarang-jarang tau kita jalan bareng". Tambah teman lainnya.

"Lu mah sibuk mulu, padahal hari ini gue mau traktir soalnya gue ultah". Lanjut yang lainnya.

"Eh kamu ultah? Happy birthday ya, tapi.." Ucapan pricia terpotong karena sebuah mobil masuk ke dalam pekarangan sekolah hendak menjemputnya. Pricia hanya menghela napas melihatnya.

"Bodyguard lu tuh ri". Ucap temannya memperlihatkan bodyguard yang keluar dari mobil hitam itu, pricia hanya memutar bola matanya malas.

"Riri ayo masuk, kita nanti telat". Ajak seseorang di dalam mobil yang ternyata ibunya.

"Kalian liat sendiri kan, aku belum jawab aja udah langsung dateng mereka". Ucap pricia kemudian berjalan menuju ke dalam mobilnya.

"Itu riri kan?". Batin azellia yang jauh dari tempat pricia. Ia melihat pricia dari kejauhan mengobrol bersama teman-temannya. Ia ingin menyapa namun setelah ia berlari pricia sudah menuju ke mobil.

"Yaa, aku telat". Ucap azellia sembari ngosngosan berlari. Tubuhnya juga masih sakit karena kejadian tadi. Ia pun segera berjalan menunggu ayahnya di luar karena di jam pulangnya, biasanya ayahnya akan pulang untuk makan siang sehingga ia akan menunggu ayahnya di depan.

***
Segitu dulu ya, maaf kalo kurang menarik😁

Selamat istirahat semua❤

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang