part 22

107 17 1
                                    

"Tunggu!". Teriak ibu rochelle membuat keduanya berhenti.

"Ini kue buat kamu nak, semoga kamu suka ya". Ucap Ibu rochelle memberikan kue kepada cyara. Sebelumnya, cyara memang mengatakan jika ia ingin makan kue sehingga ibu rochelle memberikan kue kepada cyara.

"Aduh, cya jadi gak enak deh tante". Ucap cyara tak enak.

"Ambil aja nak, gapapa". Pinta ibu rochelle.

"Ayo cepet, udah malem". Ajak rochelle menarik cyara setelah mengambil kue.

Sesampainya di rumah cyara, ternyata mereka bersamaan dengan fero kakak cyara. Rochelle sedikit bingung, dengan siapa yang datang, sehingga terus melihat cyara.

"Bagus ya dek, lu keluar begitu aja tanpa izin dari mama, lu bikin khawatir tau gak". Ucap fero namun cyara masih bersikap biasa saja seperti tidak terjadi apa-apa. Fero terus melihat rochelle, seperti tak suka karena mengantar cyara malam. Rochelle mematung ingin pulang, tapi tak tau mau mengatakan apa.

"Gak mungkin gue langsung balik dengan keadaan yang kek gini". Batin rochelle.

"Apaan sih bang, gue cuma pergi keluar main bentar, nih gue beli kue". Alasan cyara.

"Terus lu kenapa ngeblokir mama? Mau lu mama berantem lagi sama papa?". Tanya fero.

"Jadi abang nyalahin cya karena papa mama berantem? Jadi gara-gara cya pembawa masalah, pembawa sial?". Balas cyara sedikit lantang membuat rochelle kaget. Ia gugup berada diantara mereka.

"Gak gitu dek, masalahnya..".

"Iya gue tau gue bermasalah mulu dihidup kalian, iya tau". Ucap cyara memotong pembicaraan fero sembari masuk dengan amarah. Ia langsung masuk kedalam kamarnya dengan membanting pintu hingga rochelle yang masih diluar mendengarnya. Fero melihat rochelle dengan tajam tanpa kata kemudian masuk menyusul cyara. Rochelle menghela napas kemudian segera pergi. Ia takut berada disana.

Di perjalanan, rochelle masih saja memperbaiki keadaannya. Ia tak ingin  mengingat itu mengingat jika ia sedang mengendarai motor. Namun, ia kaget ketika seseorang mengikutinya dari belakang. Rochelle kaget dan segera melaju kencang. Semakin kencang rochelle semakin kencang juga motor itu. Rochelle takut. Namun akhirnya ia sampai dirumahnya.

"Woi siapa sih, gue beneran jantungan ini". Kesal rochelle ketika sudah berhenti di depan rumahnya. Namun ternyata motor itu juga berhenti di depan rumah rochelle. Hampir saja rochelle mengambil ancang-ancang hendak memukulnya jika melakukan sesuatu padanya. Namun, pemotor itu membuka helmnya.

"Woi". Ucapnya membuat rochelle berhenti.

"Eh lu". Ucap rochelle seperti mengenali orang itu.

"Lu temennya cewek songong itu ya". Tanyanya membuat rochelle berpikir.

"Cewek songong yang marahin gue di rumah sakit". Tambahnya.

"Maksud lu kak riri? Mau gue aduin lu sama kak riri". Ancam rochelle. Ia tau karena pricia pernah menceritakan tentang kejadian malam itu saat cyara kabur.

"Aduin aja gue gak takut". Balas pemotor yang ternyata ruby.

"Gue gak mau bahas itu, gue mau ngikutin lu karena gue mau nanya". Ucap ruby.

"Nanya apaan". Tanya rochelle.

"Tadi gue gak sengaja lewat depan rumah cyara, trus gue liat lu darisana. Kemarin kan dia dirumah sakit, dan gue gatau kabar dia sampe sekarang karena dia ngeblokir gue". Jelas ruby.

"Gue cuma nanya aja sih". Tambahnya.

"Lu ngerasa bersalah ya karena kejadian itu?". Tanya rochelle.

"Ya nggaklah njir, emang gue salah apa? Gue cuma temenin dia dan gatau apa-apa". Jawab ruby.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang