part 21

249 35 0
                                    

Rochelle pun meninggalkan rumah yeona. Ia dengan santai mengendarai motor listriknya. Namun di tengah perjalanan, ia dikagetkan oleh seseorang yang menghampiri nya.

"Tunggu, gue butuh bantuan lu sekarang!". Ucapnya sembari menaiki motor listrik rochelle.

"Apa-apaan ini, lu kenapa? Mau kemana?". Tanya rochelle kaget karena tiba-tiba orang itu meminta bantuannya.

"Udah, lu bantuin gue aja dulu, lu bawa gue pergi dari sini cepet!". Pintanya membuat rochelle pergi dari sana dengan kebingungan.

***
"What? Tiba-tiba banget nih?". Ucap yeona kaget ketika ia dihubungi oleh pihak sekolah untuk mewakili sekolah dalam lomba vocal antar sekolah.

"Ini gimana, gue baru beberapa minggu di sekolah itu bjirlah, emang gak ada yang lain lagi selain gue?". Lanjutnya tak percaya jika ia jadi perwakilan sekolah. Ia pun hendak menelpon seseorang.

"Hah? Serius Yeon? Bagus dong berarti vocal kamu cepet berkembang makanya kamu jadi perwakilan". Ucap azellia melalui ponsel.

"Iya sih kak, tapi kan gue belum siap". Kata yeona tak percaya dengan dirinya.

"Udahlah yeon, gapapa, toh juga pasti ada latihannya kok gak langsung lomba". Ucap azellia menenangkan yeona.

"Tapi kak, lombanya besok lusa. Emang ada latihan sesingkat itu". Ucap yeona lagi.

"Yakin aja yeon, aku yakin kamu bisa. Guru-guru juga gak akan milih kamu sembarangan. Mereka pasti udah pertimbangkan semua ini sebelumnya kok". Tambah azellia menenangkan. Yeona pun menghela napas.

"Yaudah deh kak, makasih ya udah mau dengerin gue". Ucapnya kemudian menutup telponnya. Yeona termenung. Ingin mengabari rochelle namun seperti nya nomornya tidak aktif.

"Dasar, dibutuhin tapi gak aktif nih anak". Kesal yeona karena rochelle tak mengangkat telpon nya. Yeona pun hendak keluar dari kamarnya. Ia melihat pintu rumahnya terbuka. Ternyata ayahnya datang, entah sudah pulang atau ada keperluan, yeona juga kurang tau. Yeona menghampiri ruang kerja ayahnya. Sepertinya tidak terkunci. Yeona menghampiri ayahnya dengan pelan.

"Daddy, nyari apa?". Tanya yeona sembari memperhatikan ayahnya mencari sesuatu disana. Yeona seperti bertanya pada orang asing saking lamanya tak bertemu dengan ayahnya. Mereka satu rumah, namun seperti tak saling kenal. Ia ingin memeluknya untuk mengatakan jika yeona rindu, tapi sepertinya ayahnya sedang terburu-buru.

"Eh honey, daddy lagi nyari berkas yang kelupaan tadi". Jawab ayahnya setelah sekian lama yeona berdiri.

"Ada apa? Ada perlu apa?" Tanyanya yang membuat dada yeona sesak. Ayahnya seperti berbicara dengan orang biasa bukan seperti putrinya. Yeona terdiam membuat ayahnya menatapnya.

"Why honey?". Lanjut ayahnya membuat mata yeona berkaca-kaca. Yeona langsung saja memeluknya karena sudah tak tahan lagi menahannya. Ia tak memikirkan lagi jika ayahnya marah karena sedang buru-buru.

"Ada apa ini? Uang kamu habis?". Tanya ayahnya membuat yeona menggeleng kepalanya. Ayahnya bingung. Yeona bingung ingin menjawab apa.

"Sayang, ini daddy udah telat, kamu mau ngomong apa sih?". Tanya ayahnya karena yeona terdiam.

"Can I ask for a moment of your time? I miss daddy, I need daddy and mommy in this life". Ucapan itu membuat ayahnya terdiam.

"Dad's here, Dad's not going anywhere". Jawab ayahnya.

"Tapi daddy gak punya waktu buat yeona, cuma yeona sendiri disini, tapi waktu itu susah buat kalian buka mata kalo yeona butuh kalian". Kata yeona lagi.

"Yeona gak butuh uang dad". Lanjut yeona bersedih.

"Bukan waktunya untuk membahas itu yeona, daddy lagi buru-buru". Ucap ayahnya.

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang