Ch 19

307 9 0
                                    

Aragon keluar dari kamar mandi hanya dengan melilitkan handuk di pinggulnya. Batas handuk itu tidak terlalu tinggi sampai menutup pusar. Sebaliknya, batasan handuk tersebut justru sangat pendek hingga satu sentimeter lagi melorot ke bawah, rambut halus dari bagian teratas kejantanannya itu akan terlihat.

Mata Arwen memperhatikan sang lelaki melangkah keluar, mendekati dirinya dengan tatap buas penuh nafsu. Ia bisa melihat butiran air masih lekat menempel di raga gagah maskulin. Semakin dekat, semakin ia bisa mencium bau aroma laut segar menyeruak di udara.

Seperti yang pernah dikatakan sebelumnya, jika saja Aragon tidak sebrengsek ini, dia mungkin bisa dicintai banyak orang karena kegagahan dan ketampanan maksimal. Otot perutnya yang berjumlah enam buah tersebut berdesakan seolah berebut tempat di bawah dada.

“Ready, Little Girl?” desisnya menyeringai, berdiri di tepian ranjang. Sorot mata mafia terkejam nampak menghunjam hingga ke relung terdalam sang wanita.

Arwen mengangguk, lalu tersenyum cantik. Kegugupan ia telan semua seorang diri. Meneriakkan di dalam batin agar jangan sampai membuat kesalahan malam ini. Tuannya harus puas! Bukankah ia sudah bersemangat untuk melakukannya.

Lutut disentuhkan ke atas ranjang, Arwen merangkak seperti anak kucing menggemaskan ke arah Aragon. Ia berhenti dengan wajah tetap di depan lilitan handuk sang lelaki. Masih tersenyum, jemari lentik mulai menarik ujung simpul handuk.

Perlahan, kain tebal melorot turun dan memperlihatkan apa yang didamba banyak wanita. Bastard Dick terlihat mulai menegang, belum posisi sempurna, tetapi sudah bereaksi.

“Boleh saya menikmatinya, Tuan?” desah Arwen, berbisik dengan nada memelas. Walau dalam hati teramat gugup hingga nyaris gagap, ia cukup baik dalam bermain peran kali ini.

BERSAMBUNG
BACA SELENGKAPNYA DI NIH BUAT JAJAN

The Mafia Dark LustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang