Follow IG: @rein_angg / FB: Rein Angg / FB Group: Rein Angg And Friends / TikTok:@rein_angg47
Aragon kira dengan terbongkarnya Leona di balik semua ini akan menyelesaikan masalah. Ia pikir, dengan membawa serta mengobati Arwen ke rumah sakit, tidak ada lagi luka yang perlu dikhawatirkan.
Ia lupa bagaimana hati gadis itu sudah terlalu sering terluka parah, sama parahnya dengan berbagai luka akibat siksaan yang terus mendera selama sekian waktu terakhir.
Di mana kata maaf dan cinta tidak bisa semudah itu menyembuhkan luka. Tidak seperti antibiotik dosis tinggi yang dibom ke tubuh Arwen yang bisa membunuh bakteri, kata maaf serta penyesalan dari Aragon nampak tak mampu membunuh rasa perih di sanubari.
"Fucking what?" desis mafia bengis itu dengan bingung.
Baru saja, Arwen meminta untuk dilepaskan. Dan ia mengulangi lagi permintaannya. "Lepaskan saya ...."
"Buat apa aku mau melepaskanmu, hah! Apa kamu sudah gila!" bentaknya dengan suara meninggi. "Ada apa denganmu!"
"Saya sudah merasa tidak sanggup lagi hidup bersama Tuan," jawab Nona Constantine dengan jujur.
Aragon melotot, bola mata membesar. Bisa-bisanya wanita ini berkata begitu setelah semua ketegangan serta jungkir balik perasaan yang ia rasakan.
Dan bisa-bisanya Arwen ingin pergi setelah ... setelah cinta yang mereka sama-sama akui di sel busuk itu kemarin.
"Aku tidak mengerti ... kamu, kamu bilang mencintaiku. Ta-tapi, tapi kamu minta dilepaskan? Kamu ini ... the fuck, Arwen? Kamu ingin meninggalkan aku?"
Menghela panjang, Arwen mengangguk. "Saya ingin dilepaskan, diberi kebebasan untuk menjalani hidup yang saya mau."
"Memangnya hidup seperti apa yang kamu mau?" engah Tuan Besar Vincenzo menggeleng. "Kita ... kamu ... bukankah kamu bahagia bersamaku?"
Tatapan mata biru sedemikian lekat, "Itu sebelum semua ini terjadi. Sebelum saya dilempar ke penjara dan disiksa sedemikian mengerikan."
"Sebelum Tuan datang hanya untuk ...." Napas Arwen tersengal. Sorot yang lekat itu berubah penuh kekecewaan dan segaris kemarahan. "Sebelum Tuan datang hanya untuk melihat kondisi saya, tanpa ingin membebaskan."
Aragon berdiri dari kursi. Ia hempas tangan Arwen ke atas ranjang rumah sakit. Mata kian melotot dan bibir gemeretak menahan geram.
Okay, kita harus paham kalau Aragon tidak pernah terlibat dalam hubungan asmara sebelumnya. This whole love thing, segala sesuatu tentang cinta adalah baru bagi pemilik tubuh gagah dan berotot tersebut.
Ia menggeleng jengah, menatap bingung, "Apa penjelasanku tadi kurang jelas, hah? Aku tidak bisa melepaskanmu begitu saja karena akan dianggap lemah!"
"Dan kalau Tuan tidak berhasil membuktikan bahwa saya tidak bersalah, apa yang akan terjadi?" tukas Arwen menjadikan lawan berbicaranya terdiam mendadak.
Gadis itu baru saja sadar dari tidur seharian. Siapa sangka selama di penjara hingga detik ini ia merasakan sebuah kemarahan terpendam?
"Saat Tuan datang, saya tersenyum. Saya kira Tuan akan datang untuk membebaskan saya. Kala itu, saya pikir Tuan mempercayai saya tanpa syarat!" engahnya lirih dengan mata berkaca-kaca.
Ia menahan napas kian memburu, "Saya kira, setelah Tuan menyatakan cinta, setelah saya pun menyatakan cinta, dan setelah saya berkata sejujurnya bahwa bukan saya yang meracuni Tuan, maka detik itu juga saya akan dibebaskan."
"Nyatanya, masih butuh 1x24 jam lebih untuk Tuan membebaskan saya. Itu pun karena berhasil membuktikan Leona yang bersalah. Dari situ, saya paham ... bahwa Tuan tidak mencintai saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mafia Dark Lust
Romance"Naik ke atas meja dan buka kakimu dengan lebar!" Aragon Vincenzo memerintah seorang gadis yang nampak ketakutan. Adalah Arwen Constantine yang sekarang gemetaran menghadapi mafia paling bengis di seluruh dataran Italia. Ia terpaksa dijadikan budak...