Ch.11

523 16 1
                                    

Aragon memang bajingan!

Ya, dia pantas dimaki bajingan karena terus menerus membuat Arwen lemas dengan kelakuan gilanya. Gadis itu nyraris tak bisa melangkah turun mobil akibat lutut lemas setelah kewanitaannya dipermainkan sedemikian rupa.

Namun, lelaki itu tak peduli. Ia terus menarik kasar tangan Arwen hingga kini mereka jalan berdua meski wanita malang tersebut harus tertatih mengikuti langkah tegapnya.

Memasuki sebuah restoran mewah di kota Milan, petugas segera mengarahkan pada ruang VVIP yang ada di bagian belakang. Di sana ia telah ditunggu beberapa orang lelaki lain. Asap tebal yang berasal dari rokok serta cerutu mengepul keluar begitu pintu dibuka.

“Aragon Vincenzo! Akhirnya datang juga!” seru mereka yang sedang berkumpul.

Tiga orang lelaki datang menghampiri. Mereka berpelukan dan saling mencium jarak jauh pipi satu sama lain. Itu adalah ciri khas para mafia Italia jika sedang berkumpul, menandakan kedekatan mereka.

“Siapa ini?” tanya seorang lelaki bernama Sebastian Pavaroti menatap pada Arwen.

Yang ditatap menyembunyikan diri di belakang tubuh tegap Arago. Ia memang besar di keluarga mafia. Oleh karena itu, ia tahu betul bagaimana kelakuan para mafia jika tidak sedang bersama keluarga mereka.

Aragon tidak menjawab, hanya memandang tajam pada lelaki bernama Sebastian tersebut, lalu menyeringai sambil menggelengkan kepala.

“Ayo, duduk bersama kami untuk merayakan kerjasama terbaru yang sudah kita sepakati dengan negara Cina!” ajak salah seorang mafia lain. Perawakannya jauh berbeda dari Aragon. Tidak tegap dan gagah, melainkan berperut buncit serta rambut yang menipis.

“Siapa namamu, Cantik? Aragon selalu membawa wanita yang tepat untuk kita berpesta,” kekeh Sebastian mencolek dagu Arwen, lanjut dengan tiba-tiba meremas bokong montok sang gadis.

“Lepaskan tanganmu dari tubuhku!” bentak Arwen tanpa sadar menampar lelaki paruh baya tersebut dengan telapak tangannya.

“You bitch!” balas Sebastian balik menampar Arwen. Saking kerasnya ia menampar hingga Arwen terjatuh ke atas lantai.

Sebastian mengeluarkan pistol, hendak diarahkan ke kepala sang gadis. Akan tetapi, baru saja ia mengayunkan tangan, gerakan itu berhenti.

Suara Aragon berdesis seperti jejak kematian di tengah malam pekat. “Sentuh dia sekali lagi, dan akan kuledakkan kepalamu!”

BERSAMBUNG
BACA SELENGKAPNYA DI NBJ

The Mafia Dark LustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang