Pilihan yang seharusnya sulit bagi seorang ayah. Apalagi, Aragon terkenal sedemikian kejam dengan para wanita. Sudah bukan rahasia lagi kalau lelaki bastard ini memiliki selera berbeda dalam bercinta.
Semua tahu bagaimana semakin sang wanita memekik, semakin birahi Aragon akan memuncak. Cambuk serta peralatan bondage lain adalah makanan sehari-harinya.
Akan tetapi, bagi Andre Constantine ini adalah pilihan yang terlalu mudah! Nyawa putrinya ditukar dengan nyawa empat anggota keluarga adalah sebuah barter yang sangat bagus!
Dia tidak peduli kalau Arwen adalah peninggalan satu-satunya dari mendiang istri. Bagi lelaki yang segera menikah lagi setelah ibu Arwen meninggal tiga tahun lalu, tidak masalah kehilangan satu putri.
Toh, istri baru yang ada di sisinya saat ini membawa tiga orang anak yang juga sudah diakui sebagai anaknya. Maka, ia menatap Aragon dengan berbinar.
"Tentu saja Tuan boleh memiliki Arwen! Dia belum menikah, bahkan belum memiliki pacar! Silakan Tuan ambil dia kalau berkenan!"
Suara sang ayah bagai gelegar petir bertalu kencang di telinga gadis berusia 19 tahun bernama Arwen Constantine.
"D-Dad! Apa maksudnya!" jerit wanita muda itu menggeleng cepat.
"Diam!" Andre membentak dengan suara yang sangat kencang. "Kalau Tuan Aragon Vincenzo menginginkanmu, itu adalah suatu kehormatan!"
Arwen menatap horor pada ayahnya, lalu menyorot dengan ketakutan yang sama pada mafia brengsek di depannya. Jika boleh memilih, ia ingin pingsan saja dan tidak pernah bangun lagi.
Bagaimana mungkin tangan berotot kekar yang dimiliki oleh Aragon akan menyentuh tubuhnya? Tidak! Tangan itu akan melukai, tangan itu akan menyakiti! Arwen begitu takut hingga sontak gemetaran.
"Anak kecil tidak berhak mengambil suara!" kekeh Aragon, lalu menjambak pelan helai rambut pirang gelap sang wanita.
Ia berdesis, setengah berdesah, mendekatkan bibir tebal ke telinga harum. "Kamu milikku! Aku sudah membelimu, dengan bayaran pengampunan untuk keempat keluargamu yang lain!"
"Oleh karena itu, saat nanti kamu kembali ke rumahku, bersiaplah untuk menjadi budakku, Little Girl!" kekehnya menyeramkan.
"Dan jika kamu membuatku jengkel, akan kusayat lehermu hingga kamu mati kehabisan darah!"
Arwen terdiam, tak berani berkata apa pun. Bibir ia kunci rapat-rapat. Menoleh pun tak berani!
Aragon memberi kode pada anak buahnya untuk menyingkirkan pistol dari kepala masing-masing anggota keluarga Constantine.
Seringai bengis terlukis, lalu suara serak dan beratnya terdengar. "Pergilah kalian dari rumahku! Dalam waktu enam jam ke depan, aku mau Arwen Constantine sudah kembali ke rumah ini!"
"Lebih dari enam jam, jangan salahkan aku jika besok seluruh keluarga Constantine hilang dari muka bumi!"
Setelah mengucap ancaman ini, ia menyalakan sebatang rokok, kemudian mengembus asap putih ke udara.
Rambut cokelat tebal dan berombak miliknya disugar ke belakang. Wajah dingin nan tampan mendongak sedikit ke atas saat ia mengepulkan asap putih sekali lagi.
Banyak wanita memang luluh dengan mudah pada King Mafia satu ini. Selain wajah yang memang sedemikian tampan, kekayaan yang tak berbatas, ditambah dengan cerita bahwa ia tak bisa jatuh cinta pada wanita mana pun.
Seakan seluruh wanita di kota Milan kini ingin berlomba untuk mendapatkan cintanya.
Akan tetapi, bagi mereka yang juga hidup di dunia gelap seperti Arwen Constantine, rumor tentang kegilaan Aragon berembus sangat kencang sejak dulu. Menyebar melalui dinding-dinding rumah. Dari satu bibir ke bibir lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mafia Dark Lust
Romance"Naik ke atas meja dan buka kakimu dengan lebar!" Aragon Vincenzo memerintah seorang gadis yang nampak ketakutan. Adalah Arwen Constantine yang sekarang gemetaran menghadapi mafia paling bengis di seluruh dataran Italia. Ia terpaksa dijadikan budak...