Duduk berdampingan di dalam mobil, Arwen merasa dalam tiap detik yang berlalu, nyawanya akan segera melayang. Dari wajah, jelas Aragon sedang tidak baik-baik saja. Deru napas lelaki itu pun kian lama kian cepat.
“Bicth, sepelacur itukah dirimu hingga senang disentuh lelaki mana punn?” desis mafia sinting menoleh dengan seringai mematikannya.
Arwen menahan napas. Wajahnya sontak pucat pasi bersamaan dengan udara yang melarikan diri dari paru-paru. “T-Tuan ….”
Bagaimana ia bisa berkata sesuatu?
Bagaimana ia bisa bernapas?
Tangan Aragon sudah mencekik lehernya. Tidak hanya satu tangan, tetapi dua tangan lelaki itu!
“Kkkhh … T-Tuan … kkkhhh ….”
Bukan Aragon kalau dia tidak menikmati korbannya perlahan lunglai kehilangan oksigen akibat cekikan kencang. “Hmmm … yeah … die, bitch ….”
Air mata mulai menitik dari mata Arwen. Nyeri menjalar di sekujur wajah serta leher. Secara reflek dua lengannya bergerak untuk melepas tangan Aragon di leher. Ia tarik-tarik, meronta sekuat tenaga, tetapi tak berguna.
Ketika lengan kekar sang lelaki sudah bergerak hingga otot-otot berkontraksi, pria dewasa pun tak akan bisa lepas dari cekikannya. Apalagi seorang Arwen yang lemah lembut dan bertubuh mungil?
Aragon mendekatkan bibirnya ke pipi Arwen. Ia jilati air mata sang gadis sambil terkekeh. “Pelacur! Apa tidak cukup disentuh hanya olehku, hah?”
Kalimatnya tak pernah ramah apalagi hangat. Dengan mudah ia menghina Arwen pelacur hanya karena bertukar sapa dengan teman kuliah. Akan tetapi, bagi Aragon tidak ada yang boleh menyentuh properti-nya tanpa ijin.
Satu hentakan di tangan, makin tercekiklah Arwen hingga sudah mulai lemas terkulai. Melihatnya, Aragon justru terkikik bengis. “Apakah kamu sudah siap mati, Bitch?”
Arwen pasrah, hidupnya sudah bukan miliknya di detik Aragon memintanya dari sang ayah. Mata ditutup sembari menahan paru-paru yang semakin nyeri ingin meledak akibat kehabisan oksigen.
“Fuck you, Bicth!”
Mendadak, terdengar desis makian Aragon dan lilitan di leher hilang begitu saja. Secara reflek bibir gadis itu terbuka lebar untuk mengambil udara sebanyak mungkin. Paru-paru pun kembali mengembang bebas.
Namun, “Aaakkk!” Sebuah jambakan kasar terasa di kulit kepala. Wajahnya yang masih beradaptasi dengan udara bebas terhuyung ke arah kiri karena tarikan kasar.
“Lihat saja di rumah apa yang akan kulakukan padamu!” kekeh Aragon mengerikan.
BERSAMBUNG
BACA SELENGKAPNYA DI NIH BUAT JAJAN
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mafia Dark Lust
Romance"Naik ke atas meja dan buka kakimu dengan lebar!" Aragon Vincenzo memerintah seorang gadis yang nampak ketakutan. Adalah Arwen Constantine yang sekarang gemetaran menghadapi mafia paling bengis di seluruh dataran Italia. Ia terpaksa dijadikan budak...