43. Who are you to insult him?!

115 38 4
                                    

Ps....
Ini hanya karangan semata, alur dari anime asli nya hanya secuil...
Characters yang ada itu milik Mr. Masashi Kishimoto.
Dibuat untuk mengisi kegabutan, apalagi terlalu banyak membaca fanfic Naruto Sasuke..

So, let's reading...

#…………….#

"Oh ya, aku mau pergi dulu. Mau ikut denganku, Sasu??"

"Hn, ke mana?" Sasuke menatap bingung pada Naruto.

Ngomong-ngomong, mereka baru saja selesai mengisi tenaga dengan beberapa kepal onigiri. Dengan lembut Naruto membersihkan sudut bibir Sasuke, yang terdapat remah-remah nasi di sana.

"Ke rumah Shikamaru," jawabnya.

"Tapi hampir malam?"

"Ya tidak apa-apa, mau tidak? Mungkin ada Sakura juga di sana."

Kening Sasuke berkerut. Sakura? Di perumahan Nara? Untuk apa?

"Memang nya dia belum bilang padamu ya, kalau dia dan Shikamaru pacaran?"

Sasuke menggeleng, lantas mengatakan bahwa dia bahkan jarang bertemu dengan Sakura.

"Jadi, ikut tidak?" tanyanya lagi dibalas anggukkan kecil.

Yah, daripada bosan sendirian di rumah. Lebih baik Sasuke ikut.

"Kalau begitu ayo," Naruto mengulurkan tangan yang lantas disambut oleh Sasuke.

Dia juga tidak protes saat dipakaikan sebuah jaket tebal lengkap dengan syal, untuk menutupi lehernya.

Mereka berjalan berdampingan. Sasuke menatap tangan yang digenggam lembut oleh Naruto, sebuah senyum tipis namun berasal dari hati terukir indah di bibirnya. Dia kembali teringat rencana nya untuk benar-benar pergi menjauh dari si pirang saat itu.

Keputusannya untuk tetap bertahan rupanya tidak salah. Walau rasa sakit itu ada, tapi terdapat keyakinan kuat kalau lelaki di sampingnya akan memberinya kebahagiaan. Dan perlahan, hal itu mulai terjadi. Sasuke akan meniti jalan selangkah demi selangkah untuk mencapai masa bahagia. Genggaman lembut itu salah satu hal yang membuat rasa bahagia nya muncul ke permukaan.

Tanpa dia sadari kepalan tangan Naruto ia eratkan, hingga Naruto menoleh. Dia ikut tersenyum karena suami kecilnya menyungging senyum.

Saat itulah pendengaran tajam Naruto bereaksi, kepalanya tertoleh ke belakang, matanya menatap tajam sekelompok orang tua yang sibuk bergosip. Tanpa segel, satu sosok kloning muncul.

Sasuke menatap heran pada si pirang, "untuk apa kau bikin Bunshin, Naru?" tanya Sasuke heran.

"Tidak ada apa-apa, sayang. Hanya aku suruh beli sesuatu," Naruto menyahut dengan raut santai.

Sasuke hanya mengangguk percaya, dia tadi terlalu sibuk dengan pemikirannya sendiri hingga tak mendengar ucapan beberapa orang dibelakang sana. Tapi itu lebih baik.

Saat Sasuke memandang sekitar, Naruto menatap bunshin-nya datar, "urus mereka," ucapnya pelan, tak terdengar oleh Sasuke. Si Bunshin mengangguk, dia berjalan ke arah orang-orang yang dimaksud boss nya.

Naruto memandang Sasuke yang berada dua langkah di depannya dengan tatapan sulit diartikan, 'tak akan kubiarkan orang menjelek-jelekkan mu, Sasuke,' gumam nya dalam hati.

"Sasuke," panggil Naruto.

Sasuke menoleh ke arah Naruto, menatap bertanya. Dan jawaban Naruto adalah satu ciuman mendadak tepat di bibir. Sasuke yang terkejut agak menjauh, tapi tangan dan pinggangnya justru ditahan, jadilah dia tak bisa melawan.

Astaga! Sasuke tau kalau Naruto itu Dobe bodoh, tapi dia tidak tau kalau si pirang menyebalkan ini juga tak punya malu! Bagaimana bisa Naruto menciumnya di tengah kerumunan?! Yah, yang walaupun tidak terlalu banyak. Tapi tetap saja kerumunan! Lihat, mereka jadi bahan perhatian!

"Dobe?! Kenapa mencium ku?!" seru Sasuke dengan nafas terengah setelah ciuman nya dilepas.

"Tidak apa-apa, kok. Hanya ingin. Salah sendiri bibirmu candu, Sasu."

Sasuke menggerutu, kembali fokus ke depan. Sementara Naruto menatap orang-orang di sekitarnya dengan mata menyipit tajam, bibirnya menyeringai, hingga orang-orang yang beradu pandang dan mengerti maksud Naruto, bergidik pelan.

~~

"Apa maksud ucapan kalian tadi?!" tanya Bunshin Naruto pada beberapa orang tua yang tadi sibuk berbincang ria saat dia dan Sasuke lewat.

"Uzumaki-san, saya punya anak perempuan, dia manis dan cantik. Jelas juga akan lebih baik daripada Uchiha pengkhianat itu," bukannya menjawab, orang tua berambut cokelat itu malah bicara hal yang membuat darah Naruto terasa mendidih.

"Betul, pahlawan dunia sepertimu tidak pantas menyandang kehinaan karena menikahi pengkhianat desa," sahut yang lain.

"Seharusnya dia mati saja bukan, Uzumaki-san. Jadi anda tidak akan kerepotan karena pengkhianat."

Kening nya sudah mengerut dalam, tanda emosi nya ia tekan dalam-dalam. Berani sekali mereka berbicara buruk tentang lelaki yang ia jaga?!

Dengan cepat si pirang, yang merupakan kloning, mencekik dua orang tersebut, matanya berkilat tajam, "siapa kalian berani mengatakan orang yang menjadi milikku adalah seorang pengkhianat?! Siapa kalian berani menghina suami kecilku saat kalian hanya seonggok makhluk tak berguna yang kami selamatkan?! Sepertinya yang lebih pantas untuk mati adalah kalian, orang tua!!"

"U--uzumaki-san," keduanya berontak. Hei, apa salah mereka? Mereka hanya mengatakan kebenaran. Kenapa pahlawan dunia Shinobi itu marah pada mereka?

Naruto melempar keduanya tanpa perasaan, "jangan kalian pikir karena aku tidak bertindak membalas perlakuan bajingan kalian di masa kecil, aku juga akan diam saat Sasuke kalian ganggu! MENGERTI?!" bentak Naruto di akhir.

"Ha--ha'ik!" keduanya tergagap.

"Itu berlaku untuk siapapun!!"

Naruto melirik kelompok dua orang tadi yang hanya bisa menonton dengan tatapan maut. Kelompok itu tersentak saat tatapan tajam Naruto terarah pada mereka.

"Sekali lagi kalian menghina Sasuke, mengatakan dia tak pantas untukku, takkan ada belas kasih lagi!!"

Orang-orang itu terburu mengangguk kaku.

#.....#

Emang para tua tua kurang belaian 🙄

Vote and comment please 💗

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Please, Stay With Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang