"Pak Darto udah otw kah?" Tanya Della sembari rebahan dan memeluk gulingnya pada Hellen yang sedang membereskan tumpukkan stuff-nya untuk dimasukkan ke ranselnya.
"Gak. Gua balik sendiri." Jawab Hellen yang terus menjejalkan barang-barangnya ke dalam ransel.
Della menurunkan ponselnya yang sedang dia mainkan. "Lah tadi katanya balik bareng pak Darto? Kenapa lu bohong?" Della memelototkan matanya.
"Kalo gak bohong entar gua diajak Bella sama Leah balik bareng mereka lagi. Malu anjir." jawab Hellen jujur.
"Ya tapi kan masih ada Kinna, There, Catherine, sama Vale." Jawab Della.
"Orang mereka baliknya bareng-bareng tadi. kalo gua bilang ke mereka tetap ketahuan dong." Ujar Hellen lagi.
Hellen kemudian berdiri dari tempatnya duduk di ujung kasur lalu beranjak menuju meja besar dekat pintu kamar Della. Hellen tampak mencari-cari sesuatu disana.
"Nyari apaan?" Tanya Della.
Hellen masih terus mengutak-atik letak barang-barang yang ada di atas meja. "Kunci gua." Jawab Hellen.
Della mengubah posisinya dari yang tadi tiduran jadi duduk. Hellen lalu menoleh ke arahnya. Untuk beberapa detik, tercipta keheningan akibat Hellen yang tiba-tiba diam dalam posisi bersandar di meja dan melipat tangan. Bukan tanpa alasan, dia hanya sedang berpikir di mana dia meletakkan kunci kamarnya. Della sendiri tidak mau mengganggu konsentrasi Hellen.
Ngomong-ngomong rumah Della barusan dijadikan tempat berkumpul mereka semua. Hitung-hitung healing dari UAS yang terakhir diselenggarakan dua hari yang lalu. Hal itu menandakan sedikit lagi November lewat tergantikan dengan Desember.
"Coba lo cek di kantung tas gua yang paling depan. Gua ijin buka laci lo ya, jangan-jangan tadi gua gak sadar naroh di laci." Ujar Hellen. Della mengangguk
Hellen melanjutkan pencariannya, membuka laci dan melanjutkan pencariannya. Beberapa barang Della yang ada di sana dia utak atik letaknya sesaat untuk menemukan kuncinya. Hening kembali terjadi antara mereka berdua.
Tiba-tiba Della bersuara.
"Hellen?" Nada panggilan Della terdengar lebih serius dari biasanya. Tapi Hellen sama sekali tidak peka dengan itu semua.
"Hm?" Balas Hellen sambil tetap mencari kuncinya di laci.
"Kok id-card Kiano buat race kemaren ada di tas lo?"
Hellen terdiam mematung sebentar mendengar pertanyaan Della. Seolah terhantam aliran listrik bertegangan tinggi, ada efek panik mendadak dalam dirinya. Selama beberapa detik Hellen mematung. Untungnya dia berhasil memperoleh kontrolnya lagi. Hellen menegakkan badannya perlahan, lalu menoleh ke Della masih dengan tempo yang sama.
"Ekhm, kebetulan aja. Kemaren... kemaren.... kemaren apa ya? Duh lupa lagi gua. Apa ya?" Hellen menjawab dengan sangat canggung sementara Della mengernyitkan alisnya.
Hellen berharap Della tidak terlalu menunggu jawabannya dan bersifat acuh. Namun harapannya terlalu sia-sia. Della mengernyit serius ke arahnya. Cara Della menatapnya terlalu menekan. Dan semua pressure itu membuat Hellen tidak mampu berpikir jernih.
![](https://img.wattpad.com/cover/250330594-288-k349492.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRAGO [ON GOING]
Teen FictionIni kisah tentang Hellen, manusia yang pelik buat dipahami. Aneh, random, cukup gila, galak, suka ngomong kasar, suka ngegas dan selalu mikir bahwa semua orang bakalan bisa memaklumi dia. Selalu semena-mena, sampai suatu ketika tertampar kenyataan...