[CHAPTER 31]

1.2K 75 16
                                    

War Of Heart - Page 31
.
.


"Gimana? Masih bisa marah, hmm?" Geraman Reinard terdengar keras di telinganya. Sang gadis menggigit bibir sambil menggeleng--berusaha menahan diri untuk tidak mendesis sakit sementara pria itu terus mendesak di belakangnya, memaksa bagian tubuh Misha menerima keseluruhan dirinya. "Ini hukumannya kalau kamu mulai nakal, Sha. Enggak mau nurut sama aku."

Sialan, bahkan ketika dia tahu dirinya benar, Reinard tetap memaksanya seperti ini seolah-olah Misha-lah yang salah. Penolakannya selalu di acuhkan, pula tidak pernah mendengarkannya seolah Misha hanyalah seonggok daging yang bertugas memuaskannya.

Tangan pria itu merambat naik, melewati dadanya kemudian meraih leher Misha. Menekannya dan mendorongnya keatas hingga gadis itu mendongak membuat tatapannya beradu dengan iris mata Reinard yang gelap.

"Cantik banget kamu, Sha," Pria itu mendesah, matanya terus mengamati wajah Misha yang mengerut seolah menahan sakit. Bibirnya sedikit terbuka, tapi Reinard tahu kalau gadis itu juga merasakan nikmatnya. "Jangan pernah bikin ekspresi kayak gini di depan cowok lain. Kamu nggak pernah mikir buat goda cowok lain 'kan?"

Reinard tidak benar-benar mengenalnya. Bagaimana bisa dia berpikir Misha akan menggoda lelaki lain? Bahkan dirinya saja tidak percaya diri dengan wajahnya. Apa Reinard buta?

"Jawab, Misha!"

"Ahh," Gadis itu tersentak maju ketika Reinard menekan pinggulnya, mendorong kejantanannya dalam-dalam memasuki kelembutan Misha. "Enggak.. Eunghh.. Aku nggak pernah mikir gitu." Jawabnya lirih dan terbata-bata, akalnya mulai terkikis saat pria itu semakin mempercepat permainannya.

"Bagus," Mata Reinard berkilat puas saat menatapnya. Tatapannya mengerikan, namun bibir pria itu mencium keningnya lembut dari atas. "Kamu punyaku, Sha... Kamu tau itu 'kan?"

"Ahh, i-iya tau." Misha mengangguk berkali-kali, ingin membuat Reinard puas dan segera menyudahi kegiatan mereka. Kaki Misha pegal, disamping itu kewanitaannya terasa perih kerena sebelumnya mereka belum pernah berhubungan dalam posisi seperti ini, apalagi cara Reinard memasukannya sangat kasar.

"Anak pintar." Mendengar gadis itu menjawabnya dengan baik membuat Reinard menyeringai. Ia mengecupnya sekali lagi sebelum melepas tangannya dari leher Misha, gerakannya makin cepat. "Mau aku keluarin sekarang atau nanti?"

"Eunghh, sekarang aja.."

Tanpa memberi respon apapun dia menuruti Misha. Tangannya menarik pinggang gadis itu agar mendekat sementara pinggulnya terus mendorong maju, memberikan seluruh dirinya pada gadis favoritnya. Pria itu seolah putus asa ingin Misha mengerti betapa besar dia menginginkan gadis itu agar menjadi miliknya.

Drrttt

Drrtt

"Anjing! Sialan!!" Reinard mencabut penisnya dari dalam Misha karena terkejut dengan suara dering telepon. Sambil merogoh ponsel yang ada di dalam saku celananya, mulutnya terus mengeluarkan kata-kata kasar.

Siapa bajingan yang berani menelpon Reinard? Padahal dia sedang bersenang-senang bersama Misha dan sudah nyaris berada di puncak.

Arjuna

Reinard menggeram, terpaksa dia mengangkat telponnya. Namun sebelum itu dia menyuruh Misha kembali membelakanginya, membuka sedikit kakinya dan memasukkan kejantanannya kembali begitu saja.

Bless

Misha menggigit bibir keras. Dalam hatinya mengumpulkan sumpah serapah khusus untuk Reinard karena berani menggagahinya kembali padahal dia sedang mengangkat telepon dari seseorang.

WAR OF HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang