Melewati sepuluh tahun penuh penyesalan tanpa bertemu dengan Kara adalah sesuatu yang pantas di terima oleh pengecut dan bajingan sepertiku.
Selama sepuluh tahun itu pula, aku sering berangan tentang pertemuan indah yang akan aku lakukan saat berte...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Deringan ponsel di nakas membuat kelopak mata Veron bergetar. Kepala terasa berat, tenggorokannya kering, dan tubuhnya seakan remuk. Cahaya pagi yang menyelinap masuk lewat tirai kamar terasa begitu menyilaukan, menusuk langsung ke matanya.
Sial.
Ia menarik napas dalam, mencoba mengumpulkan kesadaran. Namun, sesaat setelah matanya terbuka sepenuhnya, jantungnya seakan berhenti berdetak.
Seorang perempuan berambut panjang terbaring di sebelahnya, kulitnya berselimut cahaya pagi, leher dan bahunya penuh bekas merah. Seprai kusut berantakan, pakaian berserakan di lantai, dan tubuh Veron sendiri tidak terlapisi sehelai benang pun.
Panik langsung merayap di tengkuknya.
Bangun tidur dengan berbagai perempuan yang berbeda bukan lagi hal aneh bagi seorang laki-laki bernama Veron. Kebiasaan itu sudah di tekuninya semenjak masih di bangku sekolah.
Tapi, apa yang baru saja terjadi?!
Veron menelan ludah, mencoba mengingat detail semalam. Namun, otaknya terasa kosong. Sama sekali tidak ada bayangan bagaimana ia bisa sampai di sini bersama perempuan itu. Ia menoleh ke samping, memperhatikan wajah perempuan yang masih terlelap.
Sebagai seorang pewaris tunggal dari berbagai restoran bintang lima yang tersebar di Jakarta hingga Bali, uangnya tentu saja tidak berseri lagi. Mungkin hal tersebut juga yang membuat Veron bisa mendapatkan berbagai perempuan cantik untuk tidur bersamanya.
Namun, Veron tentu saja tidak membiarkan perempuan sembarangan untuk bisa tidur dengannya. Perempuan yang bisa tidur dengannya harus melewati berbagai macam tes kesehatan. Hal tersebut Veron lakukan karena ia tidak ingin terjangkit penyakit.
Bukankah wajar jika si pendosa ini juga takut terkena penyakit menular?
Meskipun begitu, perempuan yang biasanya di ajak tidur tidak jauh dari artis, model atau orang-orang yang selevel dengan dirinya. Intinya ia selalu memastikan bahwa partner tidurnya adalah perempuan yang mampu menghabiskan ratusan juta untuk perawatan tubuh.
Walaupun pada kenyataannya para perempuan itu tidak akan lebih dari sekedar teman tidur.
Veron tidak suka berkomitmen.
Apalagi terjerat dalam hubungan bernama pernikahan.
Komitmen semacam itu tidak ingin Veron lakukan.
Namun Veron tidak bisa menahan rasa terkejutnya saat melihat perempuan yang menghabiskan satu malam dengannya. Darahnya seakan membeku.
Amanda Seline.
Seorang caddy?!
Seketika, tenggorokan Veron semakin tercekat. Bukan karena perempuan itu jelek—tidak, Amanda memang cantik. Tapi standar Veron jauh lebih tinggi dari sekadar ‘cantik’. Ia bukan tipe lelaki yang sembarangan, apalagi dengan seseorang yang...