Perasaan suka alias cinta itu mirip-mirip minum obat,
Kalo dosis kurang, sering merasa dicuekin, ya akhirnya ngerengek terus minta diperhatiin, rasa hausnya ga akan tuntas dan semakin kronis berkepanjangan,
Kalo kebanyakan dosis, jenuh juga, cinta mulu yg diandelin, dan efek sampingnya malah tambah banyak, contoh ekstremnya sih kaya yang sering terjadi di sinetron itu tuh, yang nangis gegara ngelihat testpacknya positif, wkwk #plak
dan kebanyakan dosis juga bisa ngarah ke kecanduan.Kecanduan? Bahayanya kalo orang yang dimaksud udah nggak ngasih perhatian kaya dulu lagi, withdrawalnya bisa saja dalam bentuk caper, modus, dan maaf, kegatelan,
Kalo jarang dipaparkan, alias masih naif, atau udah sering dipaparkan tapi orangnya emang bawaannya dari sononnya idiopatik, malah responnya terlalu sensitif, bisa menjadi terlalu baper dan geer gitu,
Kalo sering gonta-ganti resep karena merasa ga mempan (merasa ga cukup baik cintanya) bisa bikin resisten juga lo, sampek males buat ngerasain cinta lagi karena sudah menjadi rutinitas dan mainstream
So? Cinta itu jangan malah bikin nambah sakit hati, atau beban pikiran yang baru. Jangan sampai salah dalam memperlakukan perasaan yang satu ini, soalnya peresepan obat pun juga begitu, harus SERIUS dan RASIONAL.
Sorry it's happened on daily and I think it's fun. :D
No offense, because we have (me too) been actually experiencing them.======================
Okay, yang ini salah satu sampah facebook saya, haha. Entah kenapa pengen daur ulang aja disini. Boleh kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fragmen Dirgahayu
RandomPikiran adalah satu wadah dua arah Hanya jika ia terbuka Pikiran adalah sebilah candrasa Hanya jika ia terasah Pikiran adalah kebulatan tanpa ilusi Hanya jika ia termaknai . . . Diperbaharui setiap mood saya bereaksi