Tentang bayang
Dialah tempat bersembunyi dengan daya tipu tinggiPernah dengar tentang bagaimana filsuf kuno beranggapan bahwa apa-apa saja yang terejawantah di dunia ini hanyalah bayangan belaka?
Apa yang sebenarnya kita lihat di sini harusnya ada yang memproyeksikan di luar sana.
Mirip dengan prinsip pemikiran holografis, ya? Ada sumber yang bentuknya sama sekali berbeda (dalam hal ini lebih sempurna). Kita hanya diperkenankan melihat bayangannya saja, lantaran indra yang serbaterbatas.Jika kamu lihat gambar ilustrasi di atas, kamu mungkin akan lebih mengerti. Bagaimana benda dapat disusun sedemikian rupa, sehingga memiliki bayangan yang amat menipu.
Karena manusia dalam dimensi ini termasuk ke dalam kategori bayangan (maya / tidak nyata / virtual), tak heran kalau banyak hal yang tak terungkapkan dari lisan dan perbuatan kita. Mau dibilang munafik, ya bagaimana lagi. Kita terfasilitasi. Entah itu karena perasaan malu, ego, politik materiil, hingga demi melindungi diri sendiri dan orang lain yang disayangi, manusia akan menaruh kebenaran-kebenaran dalam area penumbra, dan memasang kepalsuan sebagai topeng di wajahnya. Jadi kalau dibilang berbohong demi kebaikan itu baik, ya silakan. Kita terfasilitasi. Asalkan itu worthy untuk dipertanggungjawabkan. Ingat, semua hal relatif. Kebaikan dan keburukan itu kompleks. Jangan berpikir bahwa keadilan ada di tangan hakim manusia. Selama hidup dalam satu dimensi, mereka tidak akan pernah bisa melihat lekukan-lekukan hati yang paling dalam.
Image source
https://timeline.line.me/post/_dUdhTpYPwQiHUyk390XR76Gpm1ObnUV-lQMgpew/1148380432110029627P.s. ketahuan kalo terinspirasi setelah buka timeline, wkwk. Hope can write Hx-2 soon ;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fragmen Dirgahayu
RandomPikiran adalah satu wadah dua arah Hanya jika ia terbuka Pikiran adalah sebilah candrasa Hanya jika ia terasah Pikiran adalah kebulatan tanpa ilusi Hanya jika ia termaknai . . . Diperbaharui setiap mood saya bereaksi