Penulis Masa

1.3K 134 54
                                    

Beberapa jam lalu, saya baru saja terbangun dari tidur siang. Hal pertama yang saya ingat adalah saya bermimpi sedang menulis cerita. Mungkin hanya manifestasi dari angan sebelum tidur. Karena lelah telah merenggut kesempatan itu dari saya.

Belum berhenti di situ, saya dibikin merinding oleh sebaris informasi dari artikel di timeline:

"Makhluk (benda mati juga boleh) yang diciptakan oleh Allah adalah pena"

Di situ saya masih mikir, untuk apa?
Lalu ber-oooh panjang sambil mata berkaca-kaca ketika ingat fungsi pena itu digunakan untuk apa.

Saya langsung membayangkan saat-saat takdir semesta mulai ditulis layaknya sebuah draft cerita.

Lebih jelasnya silakan baca referensi ini:

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda (artinya): 

“Yang pertama kali Allah ciptakan adalah al-Qalam (pena), lalu Allah berfirman kepadanya: ‘Tulislah!’ Ia menjawab: ‘Wahai Rabb-ku apa yang harus aku tulis?’ Allah berfirman: ‘Tulislah taqdir segala sesuatu sampai terjadinya hari Kiamat.’” 

(HR. Abu Dawud [no. 4700], Shahih Abi Dawud [no. 3933], at-Tirmidzi [no. 2155, 3319], Ibnu Abi ‘Ashim dalam as-Sunnah [no. 102], al-Ajurry dalam asy-Syari’ah [no.180], Ahmad [V/317], Abu Dawud ath-Thayalisi [no. 577], dari Sahabat ‘Ubadah bin ash-Shamit Radhiyallahu ‘anhu, hadits ini shahih). (Silahkan lihat buku Syarah ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, tulisan Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas halaman 377).

abu-maryamhaazimah.blogspot.co.id/2013/04/makhluk-yang-pertama-diciptakan-allah.html?m=1

Tapi ada pendapat lain juga, yang dilansir oleh panjimas.com/ragam/2015/04/27/tahukah-kita-mahluk-apa-yang-pertama-kali-diciptakan-allah-taala/

Hadist di atas menjelaskan bahwa makhluk pertama kali yang diciptakan Allah adalah pena, padahal sebelumnya ada ayat dan hadist yang menerangkan bahwa makhluk pertama kali diciptakan adalah air dan arsy, terus mana yang benar?
Anda jangan bingung, di dalam kitab Fathu al Bari (6/289), Ibnu Hajar menjelaskan bahwa ayat-ayat dan hadist-hadist tersebut digabung dan dikompromikan, maka hasilnya sebagai berikut: makhluk yang pertama kali diciptakan adalah air, kemudian arsy, kemudian pena.
Jadi, redaksi hadist di atas “ …pertama kali yang Allah ciptakan adalah pena.. maksudnya adalah pertama kali setelah adanya air dan arsy…"

Arsy itu singgasana Allah yang dibangun di atas air, kalau Anda bertanya-tanya.

Walaupun begitu, fungsi pena tetap sangat krusial, sampai-sampai Tuhan menciptakannya mendahului makhluk-makhluk yang lain.

Saya kagum, sekaligus bertanya-tanya. Lalu saya selama ini menulis untuk apa?
Tentu kalau dianalogikan, menulis cerita itu tak lain dan tak bukan adalah mencipta kisah di dalam kisah. Dan ketika Anda menulis tentang seorang penulis, maka Anda berada di dalam tiga level kepenulisan. Jadi ingat film Inception, ya, tidak?

Tapi ingat, saya tidak bermaksud meng-impersonalisasikan Tuhan. Justru sebaliknya, apa yang kita lakukan tak pernah lepas dari sifat-sifatNya. Kita adalah bagian dariNya (ciptaan dari pencipta). Jadi bukan Dia yang menyerupai kita. Tapi kita yang berusaha menyerupai Dia.

Nah, masih ada uneg-uneg sebenarnya. Jika Tuhan menulis semuanya, termasuk menetapkan siapa penghuni surga dan neraka, maka tidakkah kita sia-sia melakukan semua amalan kita di dunia?

Tunggu dulu, Tuhan memiliki Qodar yang mendampingi Qodo.
Artinya, ada takdir yang masih bisa diubah. Ada jutaan kemungkinan ending dari cerita hidup Anda. Ya, Anda sebagai tokoh utamanya. Tetap ada yang masih bisa Anda usahakan sebenarnya. Tinggal Anda memulainya kapan. Apakah sudah? Ataukah setelah membaca ini? Ataukah nanti-nanti? Ataukah tidak sama sekali?

Ingat tokoh protagonis dan antagonis? Mari kita tiru dari konsep Qodar. Sebuah cerita yang klise tidak akan membatasi kemungkinan dari tokohnya untuk menjadi antagonis murni dan protagonis murni. Tetap ada sisi baik dan buruk dalam diri makhluk Allah. Jadi kita belajar mengenal salah satu cara menjadi penulis yang adil dan rasional.

Lagi, kalau membicarakan masalah takdir: Qodo dan Qodar, tentu berlaku juga saat saya menulis Hexagon. Ada ketetapan dari awal prolog sampai ending di buku 1, buku 2, dll, artinya ada Qodo. Tapi saya tidak bisa membatasi pemuaian dari ide-ide gila yang muncul di tengah-tengah bab. Dan hal itu sangat berpotensi untuk membentuk nasib baru dari tokoh, bahkan berpotensi membentuk ending yang baru. Mungkin Qodar adalah semacam itu. Ide Allah yang muncul di tengah-tengah jalan cerita. Yang kita tidak bisa tebak sama sekali. A kind of twist.

Pertanyaannya, ide dari siapa itu?
Bisa jadi ide itu dari Anda. Anda benar-benar ingin menjadi orang baik mulai sekarang. Lalu berusaha dan berdoa. Artinya kita memberi ide kepada Allah.
Tentu Allah akan mendengar, karena Ia memiliki sifat itu.

Tapi jangan samakan manusia dengan Arvin, yang memang saya tidak punya kemampuan untuk memberi angan-angan kepada ciptaan saya sendiri. Ehehehe. Saya hanya ciptaan. Intinya tetap, Anda sebagai

Maaf ini rada ngelantur dan kental dengan bumbu agama. Tapi in sya Allah saya tidak SARA. Dan tidak mau. Saya tidak membandingkan dengan agama lain, intinya konsep dari agama saya seperti ini. Dan saya hanya menyampaikannya.
^^
Ok, have a good day, guys

Fragmen DirgahayuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang