Pancasila

1.8K 208 57
                                    

Ngomong-ngomong kemana ya Pancasila kita sekarang?

Yang saya tahu, kelima frase itu hanya bertengger di dinding ruang tamu, bercengkerama dengan cicak, dan gambar dua tokoh primer negara.

"Aku" tengah bercermin, dan kesulitan menemukan Pancasila di dasar hatiku. Rona-ronanya ia tertumpuk oleh kerak birokrasi dan lumut media.
Apa itu berarti Pancasila sudah hilang zatnya di jiwa-jiwa individu? Atau ini hanya "aku"?

(1) Ketuhanan. Apa artinya Esa kalau makna satu itu pun dipaksakan? Apakah rasional mengatasnamakan agama sebagai jalan untuk memenggal sesama makhluk Tuhan?
Fanatisme dan prinsip hanya "aku" yang benar? Bagaimana kalau ternyata kebenaran itu adalah satu bagian dari kesalahan lain?

(2) Kemanusiaan. Jangan salahkan jika "beradab" bisa berubah menjadi "biadab". Jangan salahkan jika kematian seseorang di Lumajang kemarin menjadi pesta bagi oknum lain.

(3) Kesatuan. Apanya yang satu, kalo masih saja rasis? Mengapa nama daerah selalu dijadikan bahan lelucon? Apa karena di sana banyak penyakit malaria? Apa karena di sana banyak. Dan lagi, bola saja dijadikan tawuran.

(4) Kemusyawaratan. Voting, voting, voting. Lebih penting dari musyawarahing dan ing-ing yang laing. Kapan kita belajar mendengar orang laing kalo hasil hanya ditentukan oleh jumlah voting?
Supaya efisiening? Bagaimana bisa efisien kalau ternyata di belakang nanti banyak yang nggerundeling dan mogok kerja gara-gara tidak mementingkan ing-ing yang lain tadi?

(5) Keadilan. Siapa bilang adil adalah memberi sama rata ke semua orang dalam segi kuantitas?
Nyatanya Tuhan tidak pernah demikian. Ia memberi rejeki sesuai dengan apa yang umatnya lakukan. Apa yang umatnya jaga sebagai kualitas dirinya, bukan sebagai kuantitas.
Persamaan gaji buruh? Coba bayangkan, siapa yang rela sekolah 7 tahun hanya untuk diberi upah kurang dari harga soto? Dibandingkan dengan profesi otodidak di tempat parkir saja kalah.
Sejahtera. Sayangnya keberlimpahan harta hanya berlaku untuk kaum berjas yang memiliki ekor tikus.

Hanya genjreng-genjreng kata, dan gejolak minim nyawa di malam dingin menjelang ujian tengah semester.

Maaf jika hanya menambah kusut benang solusi.

Ada yang bisa bantu meluruskan?

Fragmen DirgahayuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang